25. Akhir Pertarungan

Chapter sebelumnya...

"Ail, anak Mama kan kuat. Jadi tunaikan habis dulu semuanya kat dunia, lepas tu akan ada waktunya kita berjumpa balik." kata Bella mengelus pipi putri sulungnya itu.

"Atok akan kat sini jap, awaskan kamu yang degil ni." kata Tok Aba mencubit hidung Ailsa.

"Cucu pertama Nenek pasti boleh ya, Nenek pergi dulu sebab dah nak habis waktunya." nenek Ailsa pergi mendahului dan disusul oleh Bella setelah memberikan pelukan terakhir dan kecupan terakhir.

Back...

Pertarungan antara BoBoiBoy dan Reck masih berlanjut, namun Reck mulai kewalahan menghadapi BoBoiBoy dengan kuasa tahap ketiganya yang mulai semakin kuat bahkan setara dengan gurunya, Tuan Elemental Boy.

Maira dan Zein sendiri masih fokus pada usaha penyembuhan Ailsa yang lukanya terhitung sangat parah, bahkan keajaiban jika Ailsa masih hidup walau di ambang kematian.

'Akak Ail, jangan menyerah. BoBoiBoy dah tunggu Akak tau.' pikir Maira yang berusaha menyembuhkan Ailsa dengan kuasanya.

'Dia ada kuasa penyembuhan?! Jadi ini alasannya Ailsa sorokkan kuasa budak tu.' pikir Reck saat tanpa sengaja melihat kekuatan tersembunyi Maira dan Zein.

Alasan kenapa Ailsa menyembunyikan kuasa milik Maira dan Zein karena kuasa mereka diincar oleh Reck. Selain mengincar Batu Kristal Bintang, Reck juga mengincar salah satu dari lima kuasa terkuat.

Kelima kuasa terkuat itu adalah kuasa ruang dan masa, kuasa elemental, kuasa penyembuhan dan racun, kuasa manipulasi gravitasi, dan kuasa kegelapan.

Reck berhasil mendapatkan kuasa kegelapan namun tidak berhasil mendapatkan kuasa ruang dan masa, kuasa elemental, dan kuasa manipulasi gravitasi karena saat itu sudah di letakkan di satu power shpera yaitu Ochobot.

Namun setelah melewati berbagai keadaan, Ochobot hanya menyisakan kuasa manipulasi gravitasi, kuasa elemental, dan sebagian dari kuasa manipulasi masa saja.

Kembali ke cerita, pertarungan masih berlanjut dan yng lain pun ikut membantu walau hanya sebagai pengulur waktu beberapa detik saja. BoBoiBoy dan Reck sama-sama sudah di ambang batas mereka karena sudah mengerahkan seluruh tenaga mereka.

"Aku...masih...tak maafkan kau Reck....Kuasa Elemental. BoBoiBoy Gamma. Lemparan Gamma." BoBoiBoy dengan cepat melempar Reck ke angkasa dan menembakkan tenaga terakhirnya.

"Tembakan Sinar Gamma Maksimal."

Sama seperti Rettak'ka, Reck juga habis dalam satu serangan pamungkas tersebut dan BoBoiBoy jatuh dari ketinggian jika tidak di tangkap oleh Amato.

'Akak....Boy....berjaya.....kalahkan Reck....' batin Boy saat ia jatuh dari ketinggian. Saat Amato menangkapnya, dia terkejut karena BoBoiBoy tiada luka luar yang serius.

'Macam mana?!' pikir Amato menatap lekat putra bungsunya yang ada di gendongannya sekarang.

"Biar saya yang sembuhkan BoBoiBoy, Uncle. Mai dah habis dalam tugasnya." Amato melihat ke arah di mana Maira dan Ailsa berada, dia melihat keduanya terbaring bersebelahan dengan nafas yang teratur.

"Baiklah, akan uncle bawa diorang ke kapal angkasa. Tolong ya Zein." kata Amato menyerahkan BoBoiBoy kepada Zein.

"Baik Uncle, serahkan BoBoiBoy ke Zein. Dia ni pun adik Zein juga." Amato mengangguk dan tiba-tiba dari atas, beberapa pesawat angkasa turun dan saat pintu terbuka, mereka terkejut dengan siapa yang turun dari pesawat angkasa.

"Tarung, Koko Ci, kenapa kamu semua ada kat sini." ucap Maksmana yang baru saja turun dari pesawat angkasa.

"Kenapa? Petinggi baru je kesan bila Reck dan Shen ada kat Bumi untuk kuasai Bumi." kata Tarung saat dia turun dari pesawat angkasa bersama beberapa tim medis dan tim yang diantarkan untuk misi.

"Dah lambat, keduanya dah dikalahkan." jawab Amato mengangkat putri sulungnya depan gaya bridal.

"Biar betul?!" teriak Tarung dan Koko Ci bersamaan.

"Buat apa nak tipu, betul lah. Diorang semua yang telah kalahkan." sampun Maskmana membantu mengangkat yang terluka.

"Kita bantu rawat semua yang terluka!" komando Koko Ci dan mereka semua bergotong royong untuk membalikkan keadaan Bumi ke semula.

Di alam bawah sadar Ailsa, dia kini sedang berhadapan dengan 2 orang yang berbeda usia yaitu Tok Aba dan BoBoiBoy.

"Atok....tak mungkin...." Ailsa perlahan mundur sembari menutup mulutnya dengan tangan sebelum dia jatuh terduduk dengan air mata yang menetes.

"Tok pasti tipu kan? Atok gurau je kan?" kata BoBoiBoy yang juga tidak percaya atas apa yang ia dengar tadi dari kakeknya.

"Maafkan Atok ye Ailsa, BoBoiBoy. Tapi dah masanya Atok kena pergi." jawab Tok Aba yang perlahan dirinya menjadi debu cahaya mulai dari kakinya.

"Atok...Ail baru je nak jumpa Atok. Kenapa Atok dah nak pergi?" tanya Ailsa dengan air matanya yang masih mengalir.

"BoBoiBoy pun nak balik Bumi, kenapa Tok? BoBoiBoy baru je nak cakap kat Atok bila BoBoiBoy jumpa dengan Akak balik. Kenapa Atok?!" sambung BoBoiBoy dengan sedikit emosi, bahkan sampai ada suhu panas di sekitarnya.

"Maaf ye korang, Atok tak boleh jumpa korang secara langsung dan maafkan Atok sebab dah tinggal korang ye." kata Tok Aba berusaha untuk menggapai cucunya.

"Macam mana dengan janji kita Tok? Ail dah janji bila Ail balik, Ail akan bawa korang pergi jalan-jalan." tanya Ailsa menggenggam tangan Tok Aba dan BoBoiBoy hanya diam di sebelahnya.

"BoBoiBoy pun janji nak ajak Atok pergi jumpa Akak, macam mana Tok?" kata BoBoiBoy menutup matanya dengan lengan untuk menghapus air matanya yang jatuh.

"Cucu cucu Atok ni dah tunaikan janji kat sini. Korang jaga Amato ya, dia tu degil dan suka sangat buat ribut dengan Mechabot." ucap Tok Aba mengelus kedua pipi cucu-cucunya dan menghapus air mata yang mengalir.

"Salam dengan Maira dan Zein juga e, Atok nak sangat jumpa diorang tapi agaknya tak boleh sebabkan masa."

"Lepas tu Ail, kau jangan keras dengan diri kau ye. Semua ni dah takdir dan tak de yang tahu macam mana takdir berlaku. Mak kau pasti dah cakap macam ni kat kau, jadi Atok hanya nak ulang sebab kau sama degilnya dengan ayah kau."

"BoBoiBoy, kau ni kuat, baik macam mak kau dan degil sama dengan ayah kau. Jaga akak kau sebab dia terkadang tak boleh percaya diri dan sering salahkan diri sendiri, kau kena sokong dia ya." jelas Tok Aba sebelum dirinya menjadi transparan karena menjadi debu cahaya.

"Korang terlahir sebagai adik-beradik ni dengan tujuan untuk saling sokong. Atok yakin korang ni akan bentuk hubungan yang lagi kuat dari apapun, Atok akan awasi korang bersama Mak dan Nenek korang. Assalamu'alaikum, jangan nangis nanti ya." kata Tok Aba sebelum benar-benar dia menghilang dari pandangan keduanya.

"Waalaikumsalam, Atok. Kitorang sayang Atok!" teriak kedua saudara itu dengan air mata yang sedaritadi setia mengalir dan...

"Atok!" dengan nafas terengah-engah, mereka menatap sekelilingnya yang ternyata sudah berada di kamar BoBoiBoy.

Teman-teman BoBoiBoy dan Ailsa masuk ke dalam kamar BoBoiBoy dan saat mengetahui jika keduanya terbangun pun langsung memeluk mereka, "Ailsa! BoBoiBoy!/Akak! Boy!"

"Korang sedar pun." kata Rosa yang menangis senang bila sahabatnya sudah sadar.

"Eh kenapa kita ada kat sini?" tanya BoBoiBoy dengan nafa lemas.

"Kita baru je nak makamkan Tok Aba—" Gopal langsung mendapatkan pukulan dari Yaya dan Ying hingga menimbulkan benjolan 2 di kepalanya.

"Gopal! Jangan bagi tau diorang dulu!" teriak Yaya dan Ying bersamaan.

"Tak pe Yaya, kitorang dah tahu pasal tu." kata BoBoiBoy tersenyum paksa.

"Macam mana caranya?" tanya Fang yang sedaritadi diam, dia ingin memeluk BoBoiBoy namun terhalang gengsi.

//malu-malu kucing lah tu~

Fang: buat apa kamera kat tangan kau tu Amy?

Oh/buang kamera/mana? Tak de kamera pun.

Fang: suka hati kau la.//

"Atok jumpa kita masa tak sedarkan diri, kan BoBoiBoy?" balas Ailsa tanpa ada emosi sedikitpun.

"Ha ah." semua hening hingga Ailsa dan BoBoiBoy turun dari kasur lalu pergi ke bawah di mana hampir semuanya termasuk Amato ada di bawah.

"BoBoiBoy, Ailsa, korang dah sedar? Macam mana keadaan tubuh korang?" tanya Amato memeluk anak-anaknya yang menunjukkan ekspresi berbeda. BoBoiBoy sendu, Ailsa tanpa emosi.

"Kitorang sihat Ayah, mana Mai dan Zein?" kata Ailsa tanpa adanya emosi sedikitpun.

"Cari kitorang?" kejut Maira dari belakang Ailsa, namun Ailsa tidak menunjukkan emosi sedikitpun bahkan mengedipkan mata jarang.

"Korang macam mana?" tanya Ailsa menghadap ke orang yang ia cari.

"Oke je, terlebih guna tenaga masa tu." jawab Zein dan Ailsa tersenyum tipis namun karena sangat tipis, jadi mereka mengira jika Ailsa tidak merespon apapun.

"Terimakasih atas bantuan korang ye. Mana Atok?" kata Ailsa.

"Ummm...." mereka tidak mengatakan apapun, namun mata mereka seolah-olah menghindari satu titik dan itu membuat keduanya penasaran hingga mereka melihat satu tubuh yang tidak berdaya di dekat mereka.

"Atok...." BoBoiBoy dan Ailsa saling memandang satu sama lain sebelum mereka mendekat ke arah tubuh yang sudah tidak berdaya itu kemudian mereka berdua memeluknya untuk terakhir kalinya tanpa adanya air mata.

"Terimakasih untuk segalanya Tok, maafkan Ail tak boleh berikan yang terbaik untuk Atok." gumam Ailsa.

"BoBoiBoy pun nak terimakasih pada Atok sebab dah jaga BoBoiBoy sampai sekarang. Maaf bila BoBoiBoy degil ya Tok." gumam BoBoiBoy dan mereka tidak mengeluarkan air mata sedikitpun.

Amato melihat keduanya tidak ada kesedihan yang terkeluarkan itu terkejut karena bagaimanapun keduanya sangat dekat dengan Tok Aba.

"Korang baik bersiap bila nak ikut makamkan Tok Aba." Ailsa dibantu Kaizo naik kembali ke atas untuk berganti pakaian sedangkan BoBoiBoy ke kamar bawah bersama Amato.

"Kaizo, kau oke kan masa pertarungan tu?" tanya Ailsa saat rambutnya disisir oleh Kaizo.

"Kau senantiasa lindungi aku, aku yang patutnya tanya macam tu kat kau. Mana kau gunakan teknik peledakan diri tu." jawab Kaizo yang setia menyisir rambut coklat hanzel dengan beberapa helai putih milik Ailsa.

"Aku oke, tapi....Tok Aba dah...." Kaizo paham bagaimana sedihnya Ailsa kehilangan satu keluarganya lagi. Mental Ailsa sebenarnya sudah benar-benar hancur karena berulangkali harus melihat seseorang berharga dihidupnya harus tiada.

"Aku tahu kau tak larat, jangan paksakan diri kau Ail." kata Kaizo memakaikan ikat rambut.

"Tapi....Atok..." Ailsa jatuh terduduk dan menangis dalam diam. Kaizo spontan langsung memeluk Ailsa dan membiarkan Ailsa menumpahkan semua keluhannya dan bebannya.

'Keadaan kita sama Ail. Kau dulu pernah tenangkan aku masa aku terpuruk sebab keluarga ku, sekarang giliran aku.' pikirnya membelai kepala Ailsa dengan lembut.

Pemakaman Tok Aba berjalan lancar dan sesuai janji terakhir BoBoiBoy dan Ailsa pada Tok Aba, mereka tidak menangis saat pemakaman dan bertahan hingga pulang ke rumah.

"Ail, Boy, korang tak payah nak tahan lagi bila nak nangis. Lepaskan je ye sayang." Amato mengatakannya sembari memeluk kedua anaknya dan tangisan mereka pecah dipelukan tersebut.

"Uncle Amato, kitorang balik dulu e. BoBoiBoy dan Akak Ailsa pun kena rehat jadi kitorang balik dulu." ucap Yaya mewakili yang lain.

"Baiklah, korang jaga-jaga masa balik ye." kata Amato yang masih memeluk kedua anaknya.

"Baik Uncle, assalamu'alaikum." rumah Tok Aba kini hanya menyisakan Amato, Ailsa, BoBoiBoy, Maira, dan Zein saja.

Setelah puas menangis, BoBoiBoy jatuh tertidur dan Ailsa hanya diam dengan pandangan kosong.

Beberapa bulan berlalu dan Bumi mulai kembali ke keadaan semula. Para penduduk Bumi pun kembali ke kegiatan harian mereka seperti bekerja, sekolah, dan lainnya tak terkecuali superhero yang menyelamatkan Bumi.

2 minggu setelah pertempuran berakhir, Ailsa memilih untuk melanjutkan kuliahnya yang tertunda karena pertarungan itu dan pergi ke London untuk menjalani semester akhir dan wisudanya.

BoBoiBoy berserta kawan-kawannya juga kembali sekolah dan mereka juga sudah mencapai kelas 3 dan sebentar lagi lulus.

Amato sendiri kembali menjadi duta dan sedang berada di Jepang untuk menjalankan tugasnya sebagai duta besar.

Maira dan Zein sendiri kembali ke Planet Rimbara untuk melihat keadaan rakyat lalu setelah berunding, mereka memutuskan untuk rakyat Planet Thousand mengikuti aturan di Planet Rimbara karena Planet Thousand sendiri sudah tidak bisa dihuni lagi.

Hampir 1 setengah tahun berlalu, BoBoiBoy baru saja selesai acara kelulusannya ditemani oleh Kaizo sebagai wali karena ayah dan kakaknya masih ada kegiatan.

"Korang, jom buat perayaan kat rumah aku. Abang Kaizo dan Fang ikutlah sekali." ajak BoBoiBoy saat mereka akan perjalanan pulang.

"Boleh tu, pukul berapa BoBoiBoy?" kata Gopal dengan mata bersinar.

"Pukul 7 malam nanti macam mana? Aku kena hubungi ayah dan akak aku dulu lepas tu baru bersiap." jawab BoBoiBoy melihat jam ditangannya.

"Setuju." jawab mereka semua kompak.

"Aku bantu kau bersiap BoBoiBoy, lagipun aku dah tak tahu nak buat apa selepas lulus ni." kata Fang dan BoBoiBoy menganggukkan kepalanya setuju.

Mereka semua berpisah dan di sisi lain Bumi, setelah Ailsa selesai acara kelulusannya kemarin dia memutuskan langsung pulang ke Pulau Rintis untuk bertemu ayah dan adiknya.

"Tak sabarnya nak tengok BoBoiBoy balik. Macam mana dia sekarang e?" gumamnya saat dia akan mendarat.

Setelah pesawat mendarat, Ailsa langsung memesan taksi untuk ke stasiun kereta dan sesampainya di stasiun kereta, dia memesan tiket ke Pulau Rintis.

"Mungkin sampai malam nanti, tak pe la. Harap-harap BoBoiBoy tak terkejut sangat." Ailsa menikmati perjalannya sembari mendengarkan lagu juga membuat beberapa gambar.

Tanpa ia sadari, di dalam kereta itu juga ada Amato yang baru saja pulang dari dinasnya. "Tak sabar nak jumpa anak-anak, macam mana ye respon diorang masa tengok aku balik." gumam Amato saat kereta mulai berjalan.

....𝙻𝚊𝚜𝚝....

Muehehehe( ̄∇ ̄)

Maaf ye korang, saya lambat update 2 minggu kemarin sebab ada kegiatan sekolah dan pastinya tugas.

Oh ya, ada kabar baik ni. Book 'Always with You' akan tamat🥳yeyyyy akhirnya Amy boleh teruskan Project//terharu

Duri: ala~ tak jumpa Amy balik la tu

Eh siapa cakap ni Duri?

Blaze: kata dah nak tamat, tak jumpa kau lagi la.

Ughhh akan Amy usahakan untuk buat project tentang korang ye.

Riku: Amy! Yang 'Terungkap' belum selesai ya?

Eh bentar lagi kok, sabar ya.

Bye korang~ sampai jumpa di epilog

27/08/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top