21. Energi Han dan Pertempuran

Chapter sebelumnya...

"Akak!/Ail!, Kaizo!/Abang!" seru mereka semua saat melihat Ailsa bersama Kaizo muncul di gambaran monitor, berhadapan dengan musuh mereka.

"Superhero kita dah sampai."

"Lepaskan penduduk Bumi sekarang...

Reck, Shen."

Back...

"Ailsa?!" ucap penduduk Bumi yang tahu siapa yang ada di depan mereka saat ini.

Reck dan Shen turun di Pulau Rintis karena sinyal kuat berasal dari sana, atau lebih tepatnya berasal dari Tapops-U.

Warga yang di tahan di sebuah penjara kaca itu hanya bisa diam, bahkan beberapa terlihat pingsan, termasuk Tok Aba.

'Atok?!' batinnya saat melihat Tok Aba yang terbaring di dalam penjara kaca itu bersama beberapa penduduk yang masih pingsan.

"Yahahahaha tengok lah penduduk Bumi sekalian, superhero korang dah sampai pun. Apa kabar Maha Guru Aira?" kata Reck menepuk kedua tangannya seolah menyambut.

"Aku bukan Maha Guru Aira, aku Ailsa Han binti Amato. Lepaskan penduduk Bumi Reck, atau kau akan bernasib macam anak buah kau." balas Ailsa tanpa ada rasa takut sedikitpun dengan sosok Reck yang ukurannya lebih besar dari dirinya.

Tak lama BoBoiBoy dan yang lainnya berada di belakang Ailsa termasuk Maskmana dan Amato.

"Mak/Mama/Appa/Abah." gumam mereka saat melihat keluarga mereka yang dijadikan sandera oleh Reck.

"Tak sangka kita berjumpa lagi Tuan Elemental, saya sangat senang dapat bertemu balik dengan Tuan." kata Reck saat melihat BoBoiBoy berjalan ke samping Ailsa bersama Amato.

"Kau jangan seolah-olah kitorang ni ialah orang yang kau maksud." balas BoBoiBoy yang mulai memegang jam tangannya, bersiap untuk menyerang.

"Lagipun nama aku BoBoiBoy dan aku tak sekuat Tuan Elemental. Sekarang lepaskan Tok Aba dan penduduk Bumi yang lain lepas tu pergi dari sini sejauh mungkin. Kuasa Elemental. BoBoiBoy Halilintar." sambung BoBoiBoy dan dia pun berubah menjadi Halilintar lengkap dengan dua pedang halilintar.

Shen yang sedari tadi hanya memperhatikan dari satu dahan pohon pun turun dan dia menarik senjatanya yang berupa tombak dari tempatnya, "Abang, tak nak pergi 'main' ke?" tanya Shen memanjangkan tombaknya.

"Kau nak main dulu?" tawar Reck melirik ke arah adiknya yang sudah siap menyerang.

"Dengan senang hati." Shen turun dari pohon dan mulai menyerang mereka dengan kekuatannya yang berasal dari Hipnobot, power shpera pen-hipnotis.

Akhirnya terjadilah pertarungan antara kubu Ailsa dengan Shen. Pertarungan berlangsung cukup lama hingga saat BoBoiBoy dan Ailsa secara bersamaan terlempar kebelakang, Ailsa baru mengingat satu hal penting.

"BoBoiBoy! Meh sini!" panggil Ailsa yang tak jauh jaraknya dengan adiknya. BoBoiBoy mengangguk dan setelah mengamati pertarungan sejenak, dia pun mendekat.

"Kenapa Akak?" tanya BoBoiBoy begitu berada di dekat sang Kakak.

"Kau bawa Batu Kristal Bintang tu kan?" tanya Ailsa mengeluarkan kalungnya dan memasang pelindung.

'Diorang nak gabungkan Batu Kristal tu ternyata.' batin Amato saat melihat kalung Ailsa. Dia sudah tahu jika kalung buatan Bella yang diberikan kepada Ailsa merupakan satu pecahan dari Batu Kristal Bintang.

"Bawa, kenapa?" Ailsa tidak menghiraukan pertanyaannya dan langsung menyuruh BoBoiBoy menyatukan ke-enam batu itu.

Melihat apa yang keduanya akan perbuat, Reck berusaha mendekat tetapi usahanya harus terhalang oleh 4 orang yang bahkan tanpa rasa takut menghalang Reck.

"Bila kau nak sangat..." Fang

"...dekati diorang." Maskmana

"Langkahi dulu...." Kaizo

"....kami berempat." Amato

Reck mendecih kesal dan langsung menyerang keempatnya dengan kekuatan miliknya yang termasuk terkuat. Berasal dari Darkbot, kekuatan kegelapan milik Reck dah mencapai tahap 3 yang boleh memasukkan kegelapan dalam diri seseorang.

"Kuasa Gelap, Lohong Hitam." sebuah lubang hitam dengan skala kecil itu muncul di dekat mereka, walau kecil jika di lihat lagi daya tariknya lebih besar dari milik Borara.

"Jaga-jaga! Korang tak boleh keluar bila dah masuk lohong hitam tu!" teriak Ailsa dari dalam pelindungnya dan keempatnya langsung menjauh dari area lubang hitam itu.

"Dinding Tenaga Jingga berlapis." Kaizo melindungi mereka berdua yang dengan kekuatannya walau Ailsa dan BoBoiBoy sudah ada di pelindung milik Ailsa yang terkenal kuat.

"Mechablaster! Maksima!" Amato menembaki lubang hitam itu hingga hancur dan terjadi kembali pertarungan 4 lawan 1.

Sebenarnya Ailsa ingin membantu, tetapi keadaannya sekarang masih belum memungkinkan selama ketujuh Batu Kristal itu belum digabungkan, "Dah belum BoBoiBoy?" tanya Ailsa saat BoBoiBoy berusaha memasangkan Batu Daun.

"Kejap lagi dan...dah. Mana batu terakhir?" Ailsa mengeluarkan permata kalungnya dan dengan perlahan tapi pasti, dia meletakkan batu terakhir di tempatnya sembari membaca mantra yang di bimbing oleh sosok dalam diri Ailsa.

Sinar menyilaukan mengalihkan pertarungan itu sejenak hingga saat menghilang, betapa terkejutnya mereka saat melihat sosok yang keluar dari ketujuh batu itu, bahkan sosok yang keluar dari tubuh Ailsa.

"Tak...mungkin..." Ailsa yang tahu siapa sosok yang keluar dari batu itu langsung meneteskan air matanya.

BoBoiBoy yang tidak percaya yang dia lihat hanya terdiam membisu karena terkejut dengan sosok yang ada di depannya sekarang. Tak hanya mereka berdua, melainkan mereka semua yang ada di sana yang mengenal 3 sosok itu.

"Akhirnya keluar juga dari Batu itu, penat duduk sana. Eh Akak Aira!" kata sosok pertama laki-laki yang hampir mirip dengan BoBoiBoy.

"Eh Baby Boy, senangnya jumpa kau kat sini. Awak pun ada kat sini, saya sangat senang Awak dah selesaikan tugasan saya." ucap sosok kedua yang hampir mirip dengan Ailsa jika tidak memakai kerudungnya.

"Saya sangat senang bila Tuan Aira pun dah jaga Putri dan Putra kesayangan saya." ucap sosok ke tiga yang membuat ketiga orang yang mengenalnya meneteskan air mata mereka.

"Tuan Boy, Tuan Aira, Mama." ucap Ailsa yang membuat ketiganya tersenyum kearahnya. Ya ketiga sosok itu adalah yang pertama merupakan pemilik asli ketujuh kekuatan elemental, Tuan Elemental Boy Han.

Lalu sosok kedua adalah pemilik kekuatan Ruang dan Waktu, juga seorang Maha Guru yang terkenal, dan sosok yang selama ini ada di tubuh Ailsa, Maha Guru Aira Han.

Sosok terakhir adalah sosok yang amat sangat mereka kenal dan sayangi, sosok yang menjadi idola keluarga mereka, Bella Han.

"Akak, kita nanti boleh pergi kan?" tanya sosok Boy yang menggelayut manja di sosok Aira yang nampak senang bertemu dengan sosok Boy, maklum sudah beratus-ratus tahun lamanya berpisah.

"Selepas kita selesaikan masalah ni, Ailsa..." Ailsa yang terpanggil langsung berdiri dan sosok Aira itu menggenggam kedua tangan Ailsa lembut dan menghapuskan air matanya.

"Masanya dah tiba, kau sedia?" Ailsa menatap tangannya yang perlahan bercahaya seiring sosok Aira melebur.

Ailsa menatap ketiga sosok yang keluar dari Batu Kristal itu dan dengan berat hati dia menganggukkan kepalanya, "Saya sedia." itulah jawabannya.

Sosok Aira tersenyum dan dia menatap ke dua sosok merupakan adiknya dan keturunannya itu dengan senyuman hangat.

"Jumpa korang kat sana, Kai dan anak-anak aku pasti dah tunggu." setelah mengatakannya, sosok Aira mulai menjadi debu cahaya dan diri Ailsa bersinar terang.

'Energi...Han. Tak sangka, akhirnya aku dapatkan energi ni. Tapi dengan pengorbanan.' batinnya dan dia menggepalkan tangannya sebelum menarik pedangnya dari sarungnya.

"Akak dah duluan, baik. Saatnya bagi energi kat kau BoBoiBoy." BoBoiBoy yang di panggil hanya menatap sosok Boy yang semakin dekat ke arah dirinya dengan senyuman.

"Apa yang dah jadi ni? Dan siapa awak?" tanya BoBoiBoy saat sosok Boy sudah duduk tepat di depannya.

"Biar Akak kau yang jawab, waktu kita tak banyak dan aku harap kau boleh gunakan kuasa elemental dengan baik e. Sebab aku dah percayakan semua kuasa aku pada kau, jaga baik-baik tau." sosok Boy itu melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan sosok Aira sebelum dia juga ikut menghilang dan tertinggal lah sosok Bella.

"Ada banyak benda yang nak Mama bagi tau pada korang semua, tapi waktu Mama tak banyak." Bella menatap satu persatu wajah yang ada di sana.

"Bila semua dah selesai, pergi kat rumah lama lepas tu cari kotak rantai ya. Amato, jaga-jaga anak kita ya. Saya pamit susul Mak ngan Abah ya." kata sosok Bella mendekati Amato dan melakukan hal yang sama seperti sosok Aira dan sosok Boy.

"Bella, kau boleh tak lama sikit kat sini?" pinta Amato namun Bella hanya tersenyum dan mengelus pipi Amato.

Kemudian saat beralih ke kedua anaknya, dia memeluk keduanya sebelum benar-benar menghilang. 'Mama.' batin keduanya saat sosok Bella memeluk mereka.

"Mama sayang korang semua." itulah kalimat terakhir sebelum cahaya menyilaukan itu benar-benar sepenuhnya menghilang.

Hening melanda dan ketiga orang yang dihampiri oleh sosok legenda itu hanya terdiam menunduk, "Abang, berarti kuasa Batu Kristal Bintang tu ialah..." kata Shen saat menyadari apa yang tadi terjadi.

"Ya, energi Han. Tapi bila kena lihat balik, energi Han yang satu ni tak biasa." balas Reck menatap tajam tiga orang yang merupakan satu keluarga itu.

"Energi Han suci, energi yang boleh musnah kan satu tata surya dalam sekelip mata." tebak Shen dan Ailsa yang semula duduk dengan pandangan ke bawah, kini berdiri tegap di depan yang lain dengan memegang pedang yang perlahan bersinar.

"Kau nak ke energi ni Reck?" tanya Ailsa maju ke depan tanpa ragu, matanya berubah dari coklat hanzel menjadi biru saphire terang.

"Siapa juga yang cakap tak nak? Kau ingat aku tak tahu cara pisahkan energi tu dari tubuhnya ke? Kuasa Gelap, Keputusasaan." Reck mengeluarkan kekuatannya berupa asap hitam pekat.

Asap hitam pekat menghampiri Ailsa yang berdiri berani dengan cepat namun ada sesuatu yang menghalangi asap itu lalu sebelum asap itu menghilang, asap hitam pekat itu terkurung di satu kubus biru terang sebelum air menghilangkannya.

Setelah asap benar-benar menghilang, kini di depan Ailsa ada BoBoiBoy dan Amato yang berdiri dengan gagahnya bersama Mechabot yang menjadi armornya.

BoBoiBoy berubah menggunakan baju dingin berwarna biru muda dan topinya entah kemana, rambutnya yang semula berwarna coklat dengan beberapa helai putih kini berubah menjadi biru muda dengan beberapa helai putih.

"Kuasa Elemental. BoBoiBoy Blizzard." semuanya sontak kagum dengan perubahan BoBoiBoy di tahap ketiganya. Mata biru mudanya yang bersinar sama seperti Ailsa pun menambah kesan keren dan tampan padanya.

"Ughh kau dah jaya guna tahap ketiga budak?" kata Shen saat melihat kekuatan incarannya digunakan dengan baik oleh BoBoiBoy.

"Aku dah tahu semuanya dan kau tahu Reck, Shen, Tuan Guru Aira dan Tuan Boy dah percayakan korang untuk sebarkan perdamaian tetapi korang hancurkan impian tu dengan mudahnya." kata BoBoiBoy serius.

"Tak hanya tu je, Bella dah bagi tau bila kau ni nak sangat darah yang ada dalam tubuh kitorang sebabkan tamak akan kuasa. Terutama darah kedua anak kitorang yang boleh buat kuasa sebenar diorang keluar dan jadi kuat." sambung Amato menghilangkan perisai yang tadi menghalangi asap itu.

"Tuan Aira dah bagi tau alasan dia mengapa jiwa dia pergi ke masa depan, korang yang tamak ni tak layak nak gunakan kuasa hebat yang dah kena wariskan dari Maha Guru." pungkas Ailsa menunjuk keduanya dengan pedangnya.

"Korang tak tau apa yang dah kitorang hadapi kat masa lampau, jangan nak sok tahu pasal kitorang." kata Shen yang mulai geram karena masa lalunya di ungkit perlahan oleh mereka bertiga.

"Korang ni budak baik, tapi ambisi korang la yang rosakkan semua sifat baik tu." kata Amato menatap kasihan keduanya.

"Korang jangan sok tahu dengan kitorang! Kuasa Hipnotik, Gelombang Hipnotik." Shen mengirimkan satu gelombang yang bisa membuat mereka yang terkena terhipnotis.

"Kuasa Ruang." Ailsa mengeluarkan kekuatannya yang juga meningkat dan menghilangkan gelombang itu dengan mudah.

"Jangan kacau rancangan Abang aku! Hiyaa!!" Shen maju terlebih dulu lalu di susul oleh Reck di belakangnya.

Pertarungan kembali meledak dan para penduduk Bumi sudah di bawa ke pesawat angkasa mereka oleh Yaya, Ying dan Fang saat mereka yang di garis depan mengobrol dengan lawan.

"Macam mana nak bagi tau diorang ni Kumar?" tanya Makcik Wawa, ibu Yaya melihat pertarungan dibawah sana melewati monitor.

Pakcik Kumar, ayah Gopal, menatap seseorang yang terbaring di satu sofa dan beralih ke gambar monitor yang menampilkan wajah serius Ailsa.

"Bagi tau je apa yang dah jadi Wawa. Saya yakin bila Bella tadi dah bagi tau secara tak langsung." jawab Kumar melipat tangannya di depan dada.

"Tapi, Abang BoBoiBoy pasti sedih. Kan Mama?" ucap Pipi Zola yang duduk dipangkuan Mama Zila, ibunya.

"Tapi nak macam mana lagi, bila tak bagi tau diorang pun akan rasa sedih lagi. Kan Kanda?" kata Mama Zila beralih ke Papa Zola, suaminya, yang hanya diam saja.

"Betul itu wahai Dinda. Sepatutnya kita bagi tahu saja anak-anak murid kebenaran masa tadi tu." jawab Papa Zola dengan nadanya yang khas.

"Bukan nak BoBoiBoy je yang sedih ma, tapi nak Ailsa dan Amato pun. Diorang kan belum jumpa lama dah." suasana di sana langsung berubah suram hingga pertanyaan Pipi Zola.

"Siapa Ailsa dan Amato tu Mama?" mereka menoleh ke arah Pipi Zola dan mereka tersenyum satu sama lain.

"Diorang tu Akak dan Ayah Abang BoBoiBoy Pipi. Masa diorang terakhir kali balik Pulau Rintis, kau belum ada lagi jadi kau tak tahu siapa diorang." jelas Makcik Wawa menatap monitor yang kebetulan menampilkan ketiganya yang sedang serius mengahadapi Reck.

"Pipi baru tahu Abang BoBoiBoy ada Kakak, diorang pun pasti anggota Tapops la kan Papa." kata Pipi Zola dengan cerianya.

"Papa tak tau sebab tak pernah jumpa, tapi rasanya macam tu wahai anak kebenaran." jawab Papa Zola dan suasana sedikit membaik berkat Pipi Zola.

Berganti ke pertarungan, kini hanya tinggal BoBoiBoy, Ailsa dan Reck saja yang berdiri karena sisanya sudah kelelahan setelah mengalahkan Shen yang kekuatannya sudah di sedut oleh Ochobot menggunakan mode penyedut kuasanya.//lihat bbb movie 2 kalau lupa.

"Menyerah je la Reck, tinggal kau seorang je kat sini." kata BoBoiBoy saat Reck terduduk lelah tetapi Reck mencoba berdiri dan dia tiba-tiba saja tertawa keras.

"Yahahahaha kau pasti budak?" BoBoiBoy menatap heran pertanyaan Reck hingga suara batuk seseorang di belakangnya.

*uhuk! Uhuk!!

"Akak!"

𝙽𝚎𝚡𝚝...

24/07/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top