18. Cuti
Chapter sebelumnya...
Setelah semua keluar, hanya menyisakan tim BoBoiBoy, Maira, Ailsa, Amato dan Rosa. Hening melanda hingga suara keluhan seseorang memecahkan keheningan yang sudah terjadi cukup lama.
"Adoi...apa yang dah jadi?"
Back...
"Ughh peningnya kepala ku. Eh korang ada kat sini lagi?" tangis haru mengisi ruang rawat itu. Amato langsung memeluk kedua anaknya yang baru sadar itu dan mencium kening mereka bergantian.
"Syukur korang tak apa, Ayah rasa korang akan jumpa Mama korang." kata Amato menangis dipelukan.
Ailsa dan BoBoiBoy saling berpandangan lalu membalas pelukan Amato. 'Ail bahkan dah jumpa Mama, Ayah. Tapi Mama suruh balik temankan Ayah.' batin Ailsa mengingat apa yang ia alami selama tidak sadarkan diri.
Saat Ailsa masih tidak sadarkan diri, di alam bawah sadar Ailsa yang berupa padang rumput luas dengan pemandangan senja dan danau luas membuat dirinya tenang. Saat ia duduk di pinggir danau menikmati angin segar yang berhembus, seseorang memanggilnya dari belakang.
"Ailsa." Ailsa menoleh ke belakang dan dia melihat sosok Bella dengan pakaian serba putih.
"Mama, kenapa Mama kat sini?" tanyanya berdiri dan Bella berjalan pelan ke arah putri sulungnya.
"Justru itu yang kena Mama tanyakan pada Ail, kenapa Ail ada kat sini lagi? Ini bukan tempat Ail, belum masanya kau ada kat sini." Ailsa menundukkan kepalanya dan menatap langit senja yang membuatnya tenang.
"Ail rasa tak larat lagi la Mama. Tanggung jawab semua tu berat sangat nak kerjakan sorang sorang, Ail hairan macam mana la Mama boleh hadapi tu semua." Bella menyentuh pipi Ailsa dan mencium keningnya.
"Sebab Mama ada penyemangat, itulah yang buat Mama kuat." Ailsa melihat manik mata coklat Bella dan memiringkan kepalanya penasaran.
"Siapa?" Bella tersenyum memeluk Ailsa. Ailsa yang dipeluk hanya diam karena dia masih merasa keheranan.
"Amato, Ail, Boy dan Atok Nenek la. Siapa lagi kalau bukan korang yang jadi penyemangat Mama?" Ailsa kembali menatap Bella yang masih setia tersenyum.
"Tapi tetap berat la Mama. Ail tak macam Mama yang boleh pandang positif ke semua hal. Ail tak sekuat yang Mama kira. Boleh tak kalau Ail ikut Mama?" Bella menggeleng dan dia menunjuk ke suatu arah yang terdapat pintu putih.
"Ail tak boleh ikut Mama sekarang sebab belum masanya. Baik Ail pergi kat pintu tu dan temankan Boy juga Ayah ya. Mama, Nenek ngan Atok akan tunggu dan awasi korang dari sini." Ailsa hanya menurut dan beberapa saat setelah keluar, pandangannya ia buka dan dia sudah berada di ruang rawat.
Kembali ke situasi awal, setelah diperiksa ulang, Ailsa dan BoBoiBoy boleh keluar dari ruang rawat tetapi tetap harus istirahat tidak boleh menerima misi atau perkerjaan lainnya.
Khusus Ailsa, dia harus rutin melakukan pemeriksaan bahunya yang masih terluka setiap hari saat setelah sarapan dan sebelum tidur.
"Ail, nasib baik kau tak pe. Risau tau bila kau masuk bilik kesihatan balik." kata Rosa memeluk Ailsa pelan karena dia masih mengingat bahu Ailsa yang terluka.
"Kau tak payah risau Rosa, aku oke pun. Aku bersyukur bila korang pun tak apa, takutnya Ria lakukan hal yang bahaya kat korang." kata Ailsa memandang teman satu timnya.
Dia bersama timnya kini ada di kamar Ailsa setelah mendengar jika Ailsa sudah sadar dan boleh keluar dari ruang rawat.
"Kitorang oke Akak, Ria pun dah ada kat penjara sekarang ni. Jadi tak de perkara yang kena Akak risaukan." jawab Ryan berguling-guling di kasur yang tidak dipakai Ailsa.
"Mimpi aku pun hanya bunga tidur biasa, jadi tak payah nak risaukan." sambung Zein yang tiduran di sofa sembari mendengarkan musik dari headphone miliknya.
"Alhamdulillah kita semua ada kat sini dan Batu Kristal Bintang pun aman lagi." kata Ailsa mengeluarkan kalungnya beserta katong yang berisikan ke-enam kepingan Batu Kristal Bintang lainnya.
"Akak tak nak gabungkan ke?" tanya Maira mengambil satu Batu Kristal itu dan melihat ukiran alami yang ada di dalamnya.
"Tunggu Boy sihat dulu sebab hanya dia yang boleh satukan dan munculkan kuasa sebenar dari ke-tujuh Batu ni." jawab Ailsa memandang Batu Cahaya yang menjadi kalungnya.
"Kalau macam tu Akak pun kena rehat, kitorang akan balik bilik." belum juga berdiri, Ailsa mengatakan sesuatu, "Korang kat sini je ya? Aku...takut..." mereka saling berpandangan dan dengan senyuman mengembang, mereka setuju.
Amato yang baru saja dari kamar BoBoiBoy pun sedikit heran kenapa kamar Ailsa sedikit berisik untuk beberapa saat sebelum akhirnya hening lama.
Saat melihat ke dalam, Amato langsung mengembangkan senyuman. "Tak akak tak adik sama je. Selamat malam Ail, korang." gumam Amato sebelum dia pergi ke ruangannya.
Jika penasaran kenapa Amato berkata demikian karena di kamar BoBoiBoy juga, teman-temannya ikut tidur dalam satu kamar tentu laki-laki dengan perempuan di pisah.
3 hari kemudian saat tim Ailsa ingin pergi ke kantin untuk sarapan, mereka tidak sengaja bertemu dengan tim BoBoiBoy yang ternyata akan pergi ke kantin juga.
Mereka diberi waktu cuti untuk beberapa hari selagi tidak ada serangan serius mereka di cutikan oleh misi tapi tidak dibolehkan untuk pulang ke bumi karena takutnya musuh akan menyerang bumi yang tidak tahu masalah apapun.
"Eh korang, selamat pagi. Dah elok ke korang semua?" tanya Ailsa yang sudah kembali ceria seperti biasa dibandingkan 3 hari yang lalu.
"Pagi Laksamana, ya kami oke. Laksamana sendiri macam mana?" jawab BoBoiBoy hormat Tapops diikuti temannya di belakangnya.
"Tak payah nak panggil Laksamana, panggil Akak je macam biasa. Untuk bahuku ni...oke la sikit, doktor cakap untuk rehat banyak-banyak dan jangan sampai terlanggar sesuatu." jawab Ailsa menatap bahunya yang masih terbalut rapi dengan perban.
"Eh korang lepas ni ada misi lagi tak?" tanya Maira yang ada di sebelah Ailsa.
"Emm tak de, Komender cakap bila pasukan kitorang tak kan ada misi selagi BoBoiBoy masih dalam masa pemulihan tapi tak boleh balik bumi diorang tu." jawan Fang mengingat apa yang Koko Ci katakan pada mereka sebelumnya.
"Ha bagus la tu, jom ikut kitorang!" seru Rosa diikuti si kembar dan itu membuat tim BoBoiBoy mengernyit kebingungan.
"Kemana?" tanya Gopal menggaruk kepalanya.
"Fun fair!" jawab Rosa, si kembar dan Maira bersamaan dengan cerianya. Zein dan Ailsa hanya menatap mereka dengan tatapan 'sudah biasa'.
"Eh tak apa ke?" tanya Yaya khawatir.
"Laksamana Tarung dan Komender Koko Ci dah benarkan pasukan kitorang bercuti dah selagi tak de serangan serius. Tinggal kebenaran dari Laksamana Maskmana dan Laksamana Amato." jawab Zein melipat tangannya di depan dada.
"Kebenaran apa?" tanya seseorang dari belakang mereka yang ternyata dua orang yang mereka bahas serta Kaizo.
"Panjang umur korang. Ada benda yang nak saya minta pada korang." kata Ailsa mendekat ke arah tiga pria itu.
"Pasal fun fair tu kan? Kitorang dah dengar dari Tarung dan Koko Ci, korang dibolehkan untuk pergi tapi Ail....kau kena bawa Kaizo sekali." jawab Amato mendorong Kaizo mendekat ke Ailsa yang ada di depannya.
"Boleh je, Izo dengan boleh main kat sana kan dengan Ail?" kata Ailsa bak anak kecil yang sudah tidak sabar. 'Lucu.' batin Kaizo yang selalu menunjukkan wajah datar.
"Serah kau je, bila korang nak pergi? Kat mana fun fair tu?" tanya Kaizo dengan datar.
"Kat Planet Mini Sirkus, aku dengar kat sana dah jadi pusat fun fair yang paling hebat lepas Junglenaut dah kena kalahkan." jawan Ray menunjukkan data Planet Mini Sirkus terbaru yang sudah berubah kembali meriah.
"Ada rumah hantu la, jom pergi sana!" seru Ailsa dan Rosa bersamaan saat melihat salah satu wahana di sana.
"Tak nak!" seru Ryan, Gopal dan Zein bersamaan memeluk satu sama lain. Untuk Gopal dan Ryan memang maklum karena mereka memang penakut apalagi dengan masalah hantu atau sesuatu yang mistis.
Tapi ini Zein yang terkenal dengan keberanian dan sifat datar nan dinginnya, menolak untuk ke rumah hantu. Rosa dan Ailsa tahu kenapa Zein tidak ingin masuk ke rumah hantu langsung tertawa hingga membuat wajah Zein memerah malu.
"Akak! Dah la tu, aku tak nak masuk sana lagi la. Dah cukup masa tu je." mendengar jawaban Zein, BoBoiBoy dan Amato ikut tertawa karena paham kenapa Zein tidak ingin pergi ke rumah hantu.
"Kenapa korang ni?" tanya Maira yang tidak tahu menahu alasan kenapa Zein tidak ingin ke rumah hantu.
"Kau masa tu kenapa tak ikut sekali? Masa ada fun fair kat Kota Hilir tu, kenapa kau tak ikut sekali? Hahahaha kelakar la." jawab Ailsa diselingi oleh tawa.
"Ah dah! Aku tak jadi pergi!" mereka langsung diam tetapi saat Zein akan pergi, tangannya di tarik oleh seseorang yaitu Ray dengan wajah memelasnya.
"Ala~Ray nak dengan Zein pergi fun fair tu." kata Ray merayu Zein dengan menggunakan trik yang sangat ampuh, puppy eyes.
Karena tidak kuat dengan trik Ray, dia pun menyetujuinya dengan syarat jika dia tidak akan masuk ke rumah hantu juga mereka harus menemaninya ke satu wahana favoritnya.
"Wahana apa?" tanya Ryan penasaran.
"Ada la~" senyum jahil Zein muncul dan Maira ternyata tahu apa yang Zein maksudkan. 'Ahhh wahana tu rupanya, diorang pasti akan tolak bila tak macam tu. Bagus juga idea kau tu Zein.' batin Maira yang juga tersenyum jahil.
"Ayah nak ikut?" tanya BoBoiBoy menatap Amato penuh harap.
"Ayah ada benda yang masih kena uruskan, korang pergi la sendiri ya. Baik-baik kat sana nanti, tetap berdikari ya." jawab Amato mengelus kepala BoBoiBoy yang tertutup topi buatan Ailsa dan Bella itu dan dia bersama Maskmana pergi melakukan pekerjaan mereka.
'Oke, aku mulai benci kata tu.' batin Ailsa dengan perempatan kesal di dahinya.
"Ala~tapi tak pe la. Bila kita nak pergi ni?" kata BoBoiBoy dan Ailsa mengeluarkan beberapa tiket masuk yang ternyata jumlahnya cukup dengan mereka.
"Aku dah pesan tiket dah tadi dan kita berangkat sekarang, baik korang siap. Kita sarapan kat sana je nanti." kata Ailsa memberikan tiket ke masing-masing dari mereka.
"Jumpa kat hanger tiga e, kapal angkasa Mama ada kat sana—"
"Eh kita tak guna kapal angkasa kita je ke?" tanya Fang.
"Kau dah lupa ke? Kapal angkasa kita ada kerosakan la, jadi kita gunakan kapal angkasa yang ada dan satu-satunya kapal angkasa yang ada tu kapal angkasa pengungsi dan bekas kapal angkasa Laksamana Bella." jelas Maira melemparkan kunci pesawat angkasa pada Ailsa.
"Eh? Apesal kau bagi aku ni?" tanya Ailsa menangkap kunci itu dengan satu tangan karena tangan satunya tidak bisa di gerakkan.
"Kata laluan kapal angkasa tu aku tak reti, kau yang buka lepas tu aku yang kawal nanti." Ailsa mengangkat bahunya yang sebelah dan dia bersama Kaizo dan Maira terlebih dulu pergi ke hanger untuk mencoba apakah pesawat angkasa itu masih berfungsi.
Jika kalian masih penasaran kenapa Zein tidak ingin ke rumah hantu itu karena dulu saat BoBoiBoy masih berumur 4 tahun sedangkan Ailsa 6 tahun, Zein dan Maira datang ke bumi hanya untuk bertemu juga berkenalan dengan keluarga murni.
Ailsa punya ide jika bagaimana mereka mempererat hubungan mereka dengan bermain ke sebuah pasar malam yang kebetulan sedang ada di Kota Hilir.
Mereka semua setuju kecuali Maira yang tidak tahan dengan keramaian dan berakhir dia di rumah bersama mendiang Bella, Mechabot dan Roombot, sedangkan Amato, BoBoiBoy, Ailsa dan Zein pergi ke pasar malam.
Saat sedang bersenang-senang, Ailsa dan BoBoiBoy menyarankan untuk ke rumah hantu di sana dan disetujui. Awalnya baik-baik saja hingga saat Zein tidak sengaja salah masuk ruangan, dia melihat beberapa staf yang sedang berganti kostum untuk pengunjung yang lainnya.
Sontak Zei teriak dan lari keluar dari rumah hantu tanpa dia ketahui jika Ailsa melihat aksinya tadi di belakangnya.
Lalu bagaimana Rosa bisa tahu, karena hal yang sama pernah terjadi namun berbeda tempat dan lebih parah dari sebelumnya.
~~~
Zein: suka hati betul kau bocorkan rahasia orang e, Amy.
Eh mana ada?OωO
Rosa: ahahahahaha aku ingat ekspresi kau masa tu la//tertawa sampai terguling
Bbb: maaf Abang Zein, tapi betul kelakar la.//ikut tertawa
Zein: AMYYY!!!
Alamak, cabut!
~~~
#oke abaikan
Ailsa, Maira dan Kaizo saat tiba di hanger 3 langsung di sambut oleh satu pesawat angkasa besar dengan logo Tempur-A juga tulisan 'Bella' di bawahnya.
"Dah berapa tahun kena terbiar ni?" tanya Maira saat melihat debu yang menutupi pesawat angkasa tersebut.
"Hmmm 5 atau tak 6 tahun kot? Aku tak pasti tapi harap-harap boleh aktif." Ailsa pergi ke pintu dan memasukkan kunci tersebut hingga muncul satu kotak yang terdapat tombol yang berfungsi untuk memasukkan kata kunci.
"Family 4ever." gumam Ailsa sembari menekan tombol tersebut hingga pintu terbuka.
"Itu je? Senang betul kata laluan dia." komentar Kaizo masuk setelah Ailsa masuk ke dalam.
"Mama selalu ingat keluarga dia dulu, lepas tu baru kawan dia, orang lain baru diri dia." jawab Ailsa yang terus berjalan di lorong hingga dia sampai di sebuah ruangan yang merupakan ruang kendali.
"Apa password dia? Sama ke dengan yang tadi?" tanya Maira duduk di kursi kemudi.
"'MatoBelAilBoy', Mato M besar, Bel B besar, Ail A besar dan Boy B besar." Maira mengetik password tersebut dan pesawat angkasa itu aktif bersamaan dengan datangnya yang lainnya.
"Tak sangka masih aktif lagi, aku ingat dah tak boleh jalan lepas 5 setengah tahun." komen Rosa menatap ke sekeliling.
"Ha dah sedia ke?" tanya Ailsa duduk di kursi kemudi juga namun dia hanya mengawasi jikalau ada hal yang tidak di harapkan.
"Dah Akak/Ail!" jawab mereka semua dengan semangat dan perjalanan mereka ke Planet Mini Sirkus pun dimulai.
Amato mengamati dari tab-nya pun tersenyum karena mereka sudah ceria lagi setidaknya untuk sekarang.
"Harap selepas ni diorang boleh tersenyum macam ni terus." gumamnya lalu dia menggeser layar tab-nya dan nampak foto keluarganya lengkap dengan Tok Aba, mendiang ibunya, mendiang Bella, dirinya, Ailsa, BoBoiBoy, Mechabot dan Roombot.
"Mak, Bella, harap korang boleh tengok dua superhero kita kat sini." bisiknya mengelus layar itu dengan perasaan sedih juga rindu.
𝙽𝚎𝚡𝚝....
Hehehe ha sebab dah hari sabtu, jadi Amy up saja la. Ada yang nunggu kah?
Mestinya ga sih :') dah la
See you in next chapter gyus^^
16/07/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top