16. Batu Cahaya dan Sahabat Lama

Chapter sebelumnya...

"Baiklah bila korang dah setuju. Jom bagi tau diorang. Maskmana dan Laksamana Amato bagi tau anggota Tempur-A, aku dengan Tarung anggota Tapops. Bergerak." Ailsa dan Tarung pergi ke dek utama sedangkan Amato dan Maskmana ke hanger utama untuk memberitahukan apa yang mereka bicarakan.

'Semoga tak terjadi balik, aku belum sedia lagi nak kehilangan. Terlebih lagi, aku tak tahu siapa dia. Semoga bukan korang semua.' batin Ailsa saat mereka berjalan ke dek utama.

Back...

Ailsa dan Tarung pun sampai di dek utama langsung memberitahukan apa yang terjadi kepada mereka dan rencana yang sudah mereka bicarakan.

"Baiklah, situasi kali ni tak main-main. Kita perlukan seluruh pasukan yang kita ada untuk halau Reck, Shen dan pasukan dia untuk menembus Calm Belt." kata Tarung sesaat setelah mereka ada di dek utama.

Ailsa sendiri melihat ke seluruh dek dan dia melihat dua sepupunya diam di pojokan. 'Mesti ada benda tak betul, muka Zein macam masam. Semoga tak de yang betul-betul buruk terjadi.' batin Ailsa saat melihat keduanya.

"Maknanya pertarungan?" tanya Kaizo yang ada di dekat Tarung dan Ailsa.

"Bila perlu, tujuan utama korang ialah selamatkan penduduk kat Planet Thousand dan hantar diorang kat Planet Quabaq. Khas untuk pasukan Double T dan pasukan BoBoiBoy, korang ikut dengan ku untuk pastikan sesuatu kat istana. Kapten Kaizo kau pun ikut sekali." jelas Ailsa dengan nada tegas.

"Baik Laksamana." jawab kesemua anggota Tapops tanpa kecuali.

Di hanger utama, situasinya sama hanya saja yang berbeda, mereka langsung menyiapkan pesawat yang diperlukan dan berbagai perbekalan yang perlu lainnya.

"Laksamana Amato, macam mana kita nak ke Calm Belt dalam masa kurang dari 1 hari? Ochobot belum tentu boleh teleport kan kita sejauh tu." kata Rosa kepada Amato yang mengawasi anggota Tempur-A yang sedang menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan.

"Tunggu je macam mana Laksamana Ailsa putuskan. Bahagian kesihatan siap sedia bila ada yang cedera!" jawab Amato dan memerintah di akhir.

Tak berselang lama, anggota Tapops tiba dan Ailsa yang hanya berbekalkan satu tas kecil juga pedangnya itu berjalan paling depan dengan langkah tegap dan wibawanya.

Jubah hitamnya berkibar membuatnya nampak tegas ditambah topeng kucing yang dia kesampingkan. Double T dan tim BoBoiBoy pergi ke pesawat angkasa masing-masing sementara yang lainnya ke pesawat angkasa milik Tempur-A yang akan di gunakan untuk mengevakuasi.

"Korang semua dah sedia?" tanya Ailsa begitu kesemua anggota berkumpul di depan pesawat angkasa masing-masing.

"Dah Ketua/Laksamana." jawab semua ahli pasukan serempak.

"Jom pergi, Ochobot buka kan teleportalnya. Pastikan sesuai koordinat yang saya pernah bagi." kata Ailsa masuk terlebih dulu ke pesawat angkasa di susul anggota Double T yang lain.

"Baik Laksamana, koordinat dikenal pasti, Kuasa Teleportasi." portal pun muncul dan mereka masuk ke pesawat angkasa masing-masing dan berangkat.

"Kuasa Ruang, Gate." setelah mereka keluar semua dari portal Ochobot, mereka masuk ke portal lain dan langsung berada di dekat Planet Thousand.

"Cepat charge dia, semua lakukan sesuai rancangan sebelum pasukan musuh tiba." kata Ailsa yang nyaris jatuh jika tidak di pegang Kaizo.

"Kau tak perlu nak guna kuasa kau sepatutnya, kau baru je nak pulih." bisik Kaizo dan Ailsa hanya menepuk pundak Kaizo pelan kemudian berusaha untuk berdiri.

"Aku tak lemah macam dulu Kai, kau tak perlu risau. Laksamana Amato, Maskmana, Laksamana Tarung, saya serahkan ke korang sementara saya pergi ke istana." kata Ailsa berbisik di awal dan pesawat angkasa milik Double T dan tim BoBoiBoy pergi ke istana.

"Baik, korang jaga-jaga." Ailsa mengangguk tipis dan mereka tak lama langsung tiba di halaman belakang istana.

"Korang tunggu kat luar dan awasi bila Reck dah tiba. Mai, Kai, BoBoiBoy, korang ikut aku." tanpa berani membantah, mereka melakukannya sesuai arahan.

"Zein, kau ada perasaan benda tak betul tak?" tanya Rosa setelah beberapa saat kemudian.

"Ada, dah 3 hari. Kau tau maknanya apa kan?" jawab Zein yang tetap waspada pada sekitarnya.

"Akan betul-betul terjadi, teruk sangat ke? Muka kau nampak risau sangat." Zein menatap Rosa dengan tatapan sendu dan dia mengangguk pelan.

"Semoga Ketua tak apa nantinya." Zein tidak menjawab perkataan Rosa, dia hanya menatap langit dengan tatapan sendu bahkan matanya berkaca-kaca.

'Maaf.' batinnya dan dia kembali fokus ke tugasnya. Sementara itu rombongan Ailsa kini sedang berada di kamar Ailsa, mencari benda yang di carinya.

"Korang dah jumpa semua yang saya bagitau masa lari tadi?" tanya Ailsa saat ketiganya sudah berkumpul dengan membawa beberapa gulungan, buku dan dokumen lama.

"Dah Ketua." jawab ketiganya kompak. Ailsa mengangguk dan dia menggeser kasurnya, di bawahnya terlihat sebuah pintu besi sudah tertutup banyak debu.

"Dah 5 tahun tak kemari, bak sini catatan kuno semua tu." mereka menaruh semua yang mereka temukan di depan Ailsa dan dia menyimpannya di penyimpanan dimensi miliknya.

"Kau ingat sandi lagi tak Mai?" tanya Ailsa setelah memasukkan catatan kuno itu semua.

"1503-1303-20." Ailsa memasukkan kodenya dan pintu tersebut terbuka. Di sana terdapat tangga tetapi Ailsa langsung terjun turun.

"Korang tunggu kat sini, aku akan susul dia." Maira juga langsung turun tanpa menggunakan tangga yang ada.

"Lepas tu tangga ni macam tiada fungsi bila satu arah je." gumam BoBoiBoy melihat ke dalam.

Maira sampai di bawah dengan selamat dan di sana sudah terang karena api yang ada di sana tidak bisa padam. Ia melihat Ailsa berdiri di sebuah batu yang bersinar terang.

"Ini Batu ketujuh, Batu Cahaya. Mama dah dapatkan batu ni untuk kita. Kita tak boleh sia-sia kan perjuangan Mama. Mai, kau masih ada kalung yang Mama buatkan untuk kau kan?" kata Ailsa tanpa menoleh ke arah Maira.

"Ya, masih aku pakai lagi. Kenapa?" Ailsa membuka penutup kaca yang menutupi Batu itu dan ternyata batu tersebut sudah menjadi aksesoris kalung.

"Bila Reck nak kan Batu Cahaya, bagi kalung kau. Kita kena tipu dia bila dia berjaya dapatkan enam batu lainnya dari kita." jawab Ailsa memakainya dan menyembunyikan di balik kerudung juga bajunya.

"Baik." saat akan kembali naik, ledakan terdengar jelas di telinga mereka dan sinyal jika Reck berserta rombongan tiba berbunyi nyaring.

"Jom Mai, kita kabur dari sini bersama." Ailsa berlari dulu ke tempat awal masuk dan melompat ke atas, begitu juga dengan Maira.

Di sana mereka melihat banyak pihak mereka sudah tumbang. Ailsa dan Maira membunyikan sinyal berkumpul lalu tanpa banyak bicara atau tindakan lain, Ailsa langsung meneleportkan mereka kembali ke Tempur-A.

"Hah....ha...hah...." semuanya langsung muncul di hanger utama dengan keadaan lelah bahkan terluka. Semuanya tanpa pengecualian ada di sana, bahkan pesawat angkasa mereka semua.

"Terima kasih dah salur tenaga Mai." kata Ailsa pelan dan terduduk lelah. Maira juga sama lelahnya walau hanya menyalurkan tenaganya.

"Laksamana oke?" tanya Yaya yang tak jauh dari mereka berdua, di susul anggota BoBoiBoy yang lainnya juga anggota Double T.

"Aku oke, penat je. Terima kasih korang dah halau dia sementara waktu, kita dapat apa yang kita cari." jawab Ailsa lemas dan dia hampir terjatuh jika Kaizo tidak cekatan menangkapnya. Biasa, calon istri.

"Kau cari apa sebenarnya?" tanya Kaizo saat menyandarkan Ailsa dirinya.

"Kalung aku, Batu Cahaya." Ailsa mengeluarkan kalungnya dan tentu mereka terkejut karena Batu Cahaya sudah ada di tangan Ailsa.

Ailsa memasukkannya kembali kalung tersebut dan selang beberapa menit, ledakan besar terjadi di hanger utama dan di balik asap yang mengepul itu muncul 2 orang yang tidak asing bagi mereka.

"Tak sangka korang semua ada kat sini termasuk dua laksamana terhebat kita. Saya menunduk hormat pada Laksamana Amato dan Laksamana Ailsa." ternyata ulah ledakan itu berasal dari Reck dan Shen.

"Apa yang kau nak?!" tanya Amato yang langsung waspada, begitu juga yang lain.

"Mestilah ketujuh Batu Kristal Bintang Yang Mulia. Kau ingat aku tak tahu semua yang dah kau buat? Aku tahu semuanya." jawab Reck.

"Kau tak mungkin tau semua rancangan aku." kata Ailsa berusaha berdiri dengan bantuan Kaizo.

"Oh ya ke? Kau kena berterima kasih kepada kawan lama kau yang dah bagi tau semuanya." perkataan Reck sontak membuat yang mereka kebingungan.

"Kawan lama siapa maksud kau? Kawan-kawan aku dah tak de semua sebab kau dah bunvh diorang semua." kata Ailsa sedikit sendu karena dia langsung mengingat sosok sahabatnya.

"Shen, bawa kawan lama kesayangan Laksamana kita." kata Reck dan Shen mengangguk sembari tersenyum.

"Baik Abang, hey kau! Abang panggil kau." dari belakang terlihat satu siluet dan begitu dia berada di sebelah Shen, bagi mereka yang mengenal dia sangat terkejut.

"Tak mungkin itu kau. Kau dah..." gumam Maira saat melihat sosok tersebut. Sosok itu hanya tersenyum miring saat melihat wajah mereka.

"Aku dah apa? Tiada? Heh😏 ya memang pun, bila Abang tak tolong aku pasti aku dah tiada." kata sosok itu yang ternyata adalah mantan partner Ailsa dan sahabatnya, Ria yang dikabarkan sudah tiada.

"Abang? Kau tak de Abang la, jangan nak buat gurauan masa ni Ria." kata Zein yang tahu jika Ria adalah anak tunggal karena orang tuanya meninggal dunia.

"Abang Reck ni la Abang aku. Berkat dia aku dah kuat macam ni, tak lemah macam Ria dulu." kata Ria memeluk Reck seolah memang mereka adakah kakak adik.

"Ria, jangan cakap bila kau la yang bocorkan semua rancangan Ailsa. Kau orang yang boleh baca rancangan Ailsa walau dia tak bagi tau orang lain." kata Amato yang tahu jika Ria bisa membaca rencana Ailsa dalam sekali pandang.

Ailsa sendiri masih terdiam menunduk, Kaizo yang ada di sebelahnya hanya menatap kasihan tunangannya.

"Hahahhahah...ya, aku yang bagi tau semua dan perlu korang tahu bila semua mata-mata korang yang ada kat markas Abang dah tiada semua. Termasuk sahabat baik korang, Zihan." perkataan Ria langsung dibantah oleh beberapa yang mengenalnya.

"Kau tipu, Zihan tak mungkin tiada!" bantah Zein yang notabene adalah adik kembar orang yang bernama Zihan.

"Nampaknya Adiknya tak terima Ria. Kau patutnya bawa Zihan kemari, bukan bakar dia." kata Shen santai.

"Kau pembelot rupanya." ucap Maskmana tiba-tiba.

"Aku tak kan jadi pembelot bila Laksamana kesayangan korang terlalu lemah. Aku kena lindungi dia atas perintah Laksamana Amato, dia terlalu lemah untuk jadi seorang Laksamana." Ailsa yang menjadi topik pembicaraan hanya diam menunduk.

BoBoiBoy yang tidak rela kakaknya di hina pun angkat suara, "Jangan cakap macam tu dengan Akak aku. Dia tak lemah macam yang kau cakap. Aku memang tak tau apa hubungan kau dengan Akak, tapi bila kau tak tau apa yang dah Akak alami baik diam." kata BoBoiBoy yang tidak terima.

"Oh superhero pun dah cakap e? Memang adik yang baik tapi sayang kau akan jumpa dengan Mama kau lepas ni. Ah bukan kau je tapi korang semua." balas Ria berkacak pinggang.

"Ria, kau banyak cakap betul pasal rancangan kita." ucap Reck yang sedari tadi hanya menyimak.

"Eh? Kan memang macam tu Abang." kata Ria dengan wajah polosnya.

"Biarlah Abang, kita jadi penonton je kat sini. Pemainnya ialah Ria." jawab Shen mundur beberapa oabgskah

"Aku akan hantar korang semua ke Laksamana Bella." Ria melesat ke arah BoBoiBoy dan yang lainnya dengan sabit yang entah darimana asalnya.

Saat akan menebas, siluet biru menahannya dan terjadi bentrokan. Saat asap semua menghilang, mereka semua terkejut dengan apa yang di depan mereka.

Ailsa dengan pedangnya menahan sabit itu yang hampir mengenai BoBoiBoy. Manik mata coklat Ailsa menyala terang dengan tatapan benci.

"Tak dulu ataupun sekarang, kau memang pembelot Ria. Aku kecewa dengan kau. Aku dah taruh harapan besar kat kau tapi ini yang kau buat." kata Ailsa yang menatap benci mantan sahabatnya itu.

"Apa maksud kau? Dulu? Kita baru jumpa 8 tahun lepas." kata Ria bingung dengan apa yang Ailsa katakan. Reck dan Shen yang mendengarnya langsung bertukar pikiran.

"Abang, apa maksud Ailsa tu..." kata Shen melihat Ailsa yang nampaknya tidak asing baginya.

"Dia bukan dari zaman ni..." jawab Reck menatap serius Ailsa.

"Maknanya dia..." Shen langsung tahu maksud dari perkataan kakaknya langsung merinding ketakutan.

"Ya...pahlawan kita semua termasuk kau dengan aku sekaligus musuh lama kita...." Shen menatap kearah Ailsa yang mengeluarkan aura biru kuat bahkan kerudungnya sampai terlepas dan menampilkan rambutnya yang berubah menjadi setengah putih dan setengah coklat.

"Maha Guru Aira Han."

𝙽𝚎𝚡𝚝...

Pub: 06/07/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top