07. Awal Ekspedisi
Ailsa dan Maira di hampiri 3 power shpera dan Ochobot sendiri menghampiri BoBoiBoy juga yang lainnya.
"Ringbot, lama tak tengok kau. Macam mana program kau? Elok lagi kan?" kata Ailsa kepada robot yang kini ada di jari kelingkingnya.
"Ya, berkat Letnan kembar tu Ringbot boleh jumpa Tuan semula." jawab robot di jari Ailsa yang di panggil Ringbot.
"Tu pasukan adik kau dan tuannya Ochobot e? Nampak boleh tahan, nak main boleh tak?" kata robot berwarna hitam keunguan, Roombot, memandang Ochobot yang sedang asik bercanda dengan tim BoBoiBoy.
"Diorang bukan robot, Roombot. Jangan nak buat yang aneh boleh tak?" kata Ailsa menepuk Roombot sedikit keras bahkan Roombot merasakan sakit.
"Korang, ini power shpera yang aku pernah aku selamatkan, yang kuning hijau tu Timebot, hitam ungu ni Roombot lepastu yang kat jari aku ni Ringbot. Korang, kenalkan diri." panggil Ailsa menunjukkan Roombot bersama satu lagi power shpera berwarna kuning kehijauan, Timebot.
"Saya Timebot, kuasa manipulasi masa. Saya di tugaskan untuk bagi kuasa kat Tuan Ailsa, tapi tengah jalan, kuasa saya kena ambil sebahagian." ucap Timebot pertama.
"Aku pula, Roombot, manipulasi ruang. Aku dengan Tuan dah jumpa sejak kecil lagi masa masih kat bumi, Boy kau ingat aku tak? Kita dulu main sama dengan Mechabot." lanjut Roombot saat melihat BoBoiBoy.
BoBoiBoy menyipitkan matanya saat melihat Roombot dan dia mengingat sesuatu, "Roombot! Lama tak jumpa, aku tak sangka bila masa tu Akak dah ada kuasa." kata BoBoiBoy tersenyum saat melihat teman masa kecilnya dulu.
"Eh aku belum dapat kuasa lagi masa tu sebab Ayah yang larang. Lanjut terakhir kau Ringbot, tak payah takut pada diorang ya." sambung Ailsa dan power shpera yang ada di jari Ailsa pun melepaskan diri dan ukurannya membesar hingga seperti 3 power shpera lainnya.
"Aku pula Ringbot, aku tiada sembarang kuasa tapi maklumat semua power shpera ada kat aku dan juga aku tugaskan untuk simpan kuasa Tuan aku nanti." kata Ringbot pelan tapi masih terdengar dan tim BoBoiBoy pun mulai dekat dengan 3 power shpera tersebut.
Ailsa, Maira dan Kaizo merasa damai saat melihat tim BoBoiBoy bisa akrab dengan ketiga power shpera itu. Serasa cukup perkenalannya, Ailsa memotong perkenalan mereka. "Oke, jom kita mulakan ekspedisi! Tujuan pertama, batu petir lokasi ada kat 'Cahaya Antara Langit dan Bumi'." potong Ailsa menyatukan kedua tangannya di depan dada.
Merasa ada yang aneh dengan kalimat terakhir Ailsa, Maira menanyakannya, "Kejap, mana ada lokasi tu Ketua?" tanya Maira menepuk pundak Ailsa.
"Eh kat petunjuk ni ada." Ailsa membuka tasnya dan mengeluarkan satu kotak antik dengan ukuran yang lumayan besar lalu membukanya hingga isinya terlihat.
"Mana kau dapat?" tanya Kaizo.
"Bawah katil aku, 4 hari lepas masa aku tak sengaja tendang pinggir katil....ada kotak aneh yang isi dia ini." jawab Ailsa mengambil salah satu isi kotak yang berupa gambar visualisasi dari 7 kristal bintang.
Mereka semua tertarik dengan isi kotak antik tersebut dan melihatnya satu persatu. Gopal yang menemukan gulungan aneh pun mengambilnya dan membuka gulungan tersebut, "Gulungan apa ni?" tanya Gopal saat dia membuka gulungan tersebut dan melihat bentuk aneh yang tertulis di gulungan tersebut.
"Entah, isi dia aku tak boleh baca." jawab Ailsa yang lebih tertarik dengan botol-botol kecil yang ada di dalam kotak.
"Meh sini jap Gopal, coba aku tengok." BoBoiBoy mengambil gulungan di tangan Gopal dan melihat isinya.
"-"Teruntuk keturunan saya nanti kat masa hadapan, maaf dah bagi korang tanggung jawab yang besar dan mungkin takdir yang rumit tapi percayalah bila itu semua demi kebaikan korang. Pertama pergi kat arah barat dan temukan 'Cahaya Antara Langit dan Bumi' lalu korang akan jumpa petunjuk seterusnya kat sana."- tu yang tertulis kat sini." ucap BoBoiBoy yang membuat dirinya seketika menjadi pusat pandangan mereka sekarang.
Ailsa menaruh kembali botol yang tadi ada di tangannya dan mendekat ke arah BoBoiBoy. "Macam mana kau boleh baca huruf kuno ni BoBoiBoy?" tanya Ailsa memegang pundak BoBoiBoy dan menatap adiknya dengan penuh harap.
"E-entahlah, BoBoiBoy tengok ini huruf biasa je." jawab BoBoiBoy sedikit gugup. Ailsa menjauh bersama Maira dan mereka membisikkan sesuatu yang hanya mereka yang tahu.
"Agaknya Makcik bagi BoBoiBoy pelajaran bahasa kuno kot." bisik Maira merangkul Ailsa yang sedang memasang pose berpikir.
"Tapi masalah nya, Mama mana reti baca huruf kuno tu. Jadi, mungkin je...." jawab Ailsa yang masih memasang pose yang sama.
"BoBoiBoy memang ada kemampuan baca tu tanpa dia sadar." kata Maira yang kini juga memasang pose berpikir.
"Agaknya betul, jadi ekspedisi ni agaknya senang sikit sebab ada BoBoiBoy." Ailsa dan Maira masih terus berbisik bahkan terkadang Ailsa terlihat seperti melompat girang.
Mereka yang melihat dari jauh kedua wanita itu sweatdrop karena keduanya belum juga selesai berbisik.
"Oi dah habis nak bisik-bisik tu?" potong Kaizo mendekat kearah keduanya. Mereka saling memandang lalu mengangguk sebelum Maira membawakan perlengkapan mereka.
"Dah, jom kat arah barat! Kita cari kat mana 'Cahaya Antara Langit dan Bumi' itu!" kata Ailsa sembari menggendong tas miliknya dan berjalan paling depan lalu di susul Maira dan Kaizo, baru tim BoBoiBoy beserta power shpera.
"Bersemangat betul, nanti beberapa minit kemudian keluh nak kat istana je." sarkas Kaizo mengikuti dari belakang.
Ailsa mengabaikannya dan terus saja berjalan dengan menggumamkan nada riang. 'Macam budak tadika dengan orang tua dia.' itu yang ada di pikiran tim BoBoiBoy dan para power shpera saat melihat tingkah Ailsa yang seperti anak TK dan Maira juga Kaizo yang menjaganya.
"Ahahahaha syukur bila Ketua dah dapat semangat dia balik." kata Maira tersenyum melihat Ailsa yang moodnya mulai naik karena ekspedisi kali ini.
Mereka berjalan aman tenang karena masih dalam wilayah penjagaan istana. Baru saat mereka sudah benar-benar masuk ke dalam hutan, suasana asri dan menyeramkan khas hutan belantara menyambut mereka.
"Em Laksamana, tak kan la ada perangkap atau semacam nya kat sekitar lokasi." tanya Fang saat mereka baru berjalan mungkin 4 km dari istana atau baru 2 km jika di hitung dari luar wilayah penjagaan.
"Ada, tapi kita tak tau kat mana perangkap tu semua. Berdoa je kita tak kena perangkap tu." jawab Ailsa santai dan mereka tiba-tiba mendengar auman binatang entah berasal dari arah mana.
Kaizo dan tim BoBoiBoy langsung memasang mode bertarung juga melihat ke segala arah, belajar dari kesalahan mereka saat di Planet Gurunda. Sedangkan Ailsa dan Maira hanya dia tidak bergerak atau mungkin lebih ke diam santai seolah tahu apa yang akan menghampiri mereka.
Para power shpera sendiri masuk ke dalam dimensi buatan Ailsa untuk menjaga mereka tetap aman walau mengikuti ekspedisi tersebut.
"Jaga-jaga, kita tak tau haiwan apa yang ada kat sini." kata Kaizo yang sudah memegang pedangnya walau belum ia keluarkan.
Ailsa yang melihat adiknya dan yang lainnya waspada hanya diam dan mencari darimana asal auman tadi, "Waspada betul korang, ini suara siapa ya Mai?" gumam Ailsa kepada Maira sembari berjalan pelan seperti mencari sesuatu dengan santai, bahkan dia seperti tidak menganggap hal itu ancaman.
"Agaknya Singa, tapi macam Beruang juga." tebak Maira yang juga ikut memeriksa dengan santai namun berlawanan arah.
Tim BoBoiBoy dan Kaizo heran sekaligus terkejut kenapa keduanya bisa sesantai ini walau ada ancaman binatang buas.
"Ada binatang macam tu kat sini?!" tanya Gopal sedikit berteriak dan langsung bersembunyi di belakang BoBoiBoy, melupakan keberaniannya tadi.
"Nama pun hutan Gopal, dah tak payah takut kita boleh hadapi sama-sama." jawab BoBoiBoy yang juga siaga seperti teman-temannya yang lainnya.
Tak lama muncul beruang besar dengan rambut yang lebih lebat di sekitar kepalanya. Sontak yang lainnya terkejut karena kemunculan beruang tersebut, namun tidak untuk dua wanita yang sedari tadi santai-santai saja.
"Oh hai Singa! Ini aku la!" kata Ailsa dengan semangat saat beruang yang dia panggil 'Singa' itu muncul tepat di depannya.
"Singa, jangan makan diorang e. Diorang tu kawan kitorang dan tenang, diorang ni baik. Kitorang nak pergi kat lokasi batu petir masa ni." sambung Maira yang ada di arah lain.
Beruang itu, atau bisa dipanggil 'Singa' itu, yang awalnya seperti ingin memakan BoBoiBoy dan yang lainnya, tiba-tiba menjadi jinak bahkan dia bersikap manja dengan Ailsa.
Ailsa tersenyum dan dia membelai bulu 'Singa' seperti membelai kucing, "Kau boleh tolong kitorang tak?" tanya Ailsa saat membelai 'Singa' dan 'Singa' menganggukkan kepalanya seolah tahu apa yang Ailsa maksud dan dia pun duduk di depan Ailsa.
"Eh? Boleh? Kau pun tahu tempatnya? Senang la macam ni, mana Beruang?" kata Ailsa senang. Lalu dari belakang Maira muncul singa jantan yang bulunya lebat sama seperti surainya.
"Oi Beruang, lama tak jumpa kau nampaknya makin besar e." sapa Ailsa melihat ada yang muncul dari belakang Maira dan Maira sendiri hanya menatap hewan di belakangnya.
Ailsa memyuruh singa yang dia panggil 'Beruang' itu untuk mendekat dan dia seperti berbicara dengan keduanya. Maira sendiri hanya melihat interaksi Ailsa bersama 2 hewan buas itu tanpa adanya niat untuk memotong, tim BoBoiBoy sendiri hanya cengo melihat interaksi akrab antara wanita dengan dua hewan buas.
'Akak Ail tak berubah, tapi masih terkejut pula aku tengok Akak dapat bincang dengan haiwan.' batin BoBoiBoy yang mulai terbiasa setelah mengingat kenangan lama antara dia dan Ailsa.
Setelah berbincang cukup lama, Ailsa menepuk-nepuk keduanya dengan senyuman hangat, "Korang betul nak hantar kitorang? Kalau macam tu jom!" kata Ailsa sebelum dia menaiki 'Beruang' yang dengan senang hati memberikan tumpangan, Maira juga ikut menaiki 'Singa' sedangkan yang lainnya masih cengo, tidak paham apa yang terjadi sebenarnya.
"Eh tapi perangkap yang ada dah jerat Kucing?! Biar betul?!" kata Maira saat 'Singa' menggumamkan sesuatu.
"Aik kucing pun ada?" tanya Gopal yang sedaritadi keheranan.
"Nama pun hutan Gopal." kata Fang memijat keningnya.
"Jom selamatkan Kucing dan dapatkan Batu Petir! Korang nak naik?" tawar Ailsa mengulurkan tangannya.
"Ergh tak payah Laksamana." jawab Yaya yang sudah ke mode terbangnya begitu juga BoBoiBoy dengan mode taufan.
"Hm oke, jom kita mulakan perjalanan. Tapi boleh tak korang panggil aku Ketua je, lagi senang." kata Ailsa dan mereka pun memulaikan perjalanan mereka.
Awalnya masih tenang karena Ailsa dan Maira mengenal beberapa wilayah di hutan tersebut namun saat mereka semakin masuk ke dalam hutan, medan yang mereka hadapi pun tidaklah mudah.
Mereka hampir terjun ke jurang jika tidak di peringatkan dan hampir saja Gopal akan di makan tanaman karnivora raksasa jika Ailsa tidak bergerak cepat.
Hingga mereka tiba entah di mana, Maira sudah turun sedari kejadian Gopal yang hampir di makan oleh tanaman karnivora raksasa, melihat Ailsa yang juga turun dan berbicara ke kedua hewan yang sedari tadi menemani perjalanan awal mereka.
"Eh kenapa berhenti, Ketua?" tanya Maira mendekat ke arah Ailsa.
"Terimakasih ya korang, maaf dah paksa korang." kata Ailsa sebelum kedua hewan tersebut pergi ke arah lain.
Fang yang melihat kedua hewan itu pergi pun bertanya, "Eh diorang nak kemana?" tanya Fang penasaran.
"Diorang nak selamatkan Kucing, dah jom teruskan berjalan. Bila ikutkan kata diorang tadi....sepatutnya ada kat sekitar ni." Ailsa berjalan pelan menyusuri wilayah tersebut. Hanya hutan dengan padang rumput yang tidak terlalu luas tapi juga bisa menjadi berbahaya.
"Batu petir tu macam mana bentuk dia?" tanya BoBoiBoy mengekori Ailsa.
"Yalor tak kan la kita kena cari satu persatu batu kat sini." sambung Ying.
"Bila ikutkan maklumat yang ada, batu petir dan 6 batu lain tu bentunya segi enam dan ada simbol elemental. Itu je yang kita tahu, jadi kita kena cari batu segi enam dengan simbol elemen petir." jawab Maira yang kini ada di atas salah satu pohon di sana.
"Macam batu ni?" perkataan Gopal membuat mereka, sekali lagi, menjadikan Gopal sebagai pusat perhatian karena di tangannya terdapat batu yang memiliki ciri yang sama dengan apa yang mereka cari.
"Eh?"
Tim BoBoiBoy, kecuali BoBoiBoy, mendekat dan melihat batu tersebut dari dekat, "Agaknya memang ini batu petir tu, bentuk segi enam dan ada lambang petir." kata Yaya saat melihat batu tersebut.
Beberapa orang senang karena tujuan mereka yang pertama berhasil, tapi tentu saja ada beberapa orang yang merasakan jika hal ini terlalu mudah. Ailsa hanya diam dan melihat gerak-gerik mereka, dia seolah menunggu sesuatu.
"Tapi tak kan la senang sangat, ingat tak bila ada jebakan setiap wilayah batu tu." kata Kaizo sebelum ledakan yang berasal dari batu yang Gopal temukan dan ada hal yang di luar dugaan mereka.
𝙽𝚎𝚡𝚝....
Pub: 02/06/2022
Edit: 22/06/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top