02. Kakak

BBB Side

Saat BoBoiBoy dan Ochobot masuk ke kamar mereka, mereka langsung takjub dengan apa yang mereka lihat. Kamar yang besar dengan interior bertema galaksi seperti di kamarnya yang ada di rumah Tok Aba namun lebih besar 2 kali lipat.

Tak hanya kamar tidur, tapi di dalamnya juga ada dapur dan kamar mandi yang juga sama-sama luas. Balkon juga terhitung luas di tambah pemandangan yang di dapat saat bersantai di balkon.

"Woah besarnya bilik ni, siap ada dapur dengan tandas lagi, balkon pun luas. Eh ada banyak buku. Pasal Power Shpera pula tu, best nya dapat bilik ni." komen BoBoiBoy saat dia baru keluar dari balkon dan menuju ke salah satu sudut yang menurutnya menarik.

Sudut itu adalah sudut baca dengan banyak buku terutama buku tentang Power Shpera dan kekuatan mereka, bahkan sampai ada sejarah planet-planet berpenghuni yang ada di galaksi.

"Ada tempat charge tenaga lagi, best nya." Ochobot langsung memposisikan dirinya untuk di isi ulang karena dia tadi sempat memakai tenaganya.

BoBoiBoy hanya tersenyum saat Ochobot merasa nyaman dengan tempat isi ulang tersebut dan dia merebahkan diri sejenak. Tapi saat baru menjatuhkan diri ke kasur, dia mencium aroma yang tidak asing bagi hidungnya.

"Eh...macam kenal bau ni, macam bau Akak Ail." gumam BoBoiBoy yang lansung bangun kemudian mencoba mencium ulang bau selimut atau tidak bantal.

"Haih....terindu pula dengan Akak. Pasti Akak dengan Ayah dah dengar pasal aku jadi superhero juga, satu keluarga superhero....hehehe...unik juga keluarga aku." BoBoiBoy tertawa pelan dan dia melepas sejenak topinya hingga memperlihatkan rambut coklatnya yang terdapat beberapa helai rambut putih, kemudian menatap lambang di topinya hingga beberapa kenangan manis lama dengan keluarganya membuatnya tersenyum sendiri.

"Agaknya macam mana kalau Ayah, Akak dengan aku gabungkan kuasa, pasti best. Ah dah kemas jap lepas tu kat bilik mesyuarat." BoBoiBoy memakai kembali topinya dan membereskan barang miliknya ke tempat-tempat yang semestinya.

Yaya Side

Tak jauh beda dengan kamar milik BoBoiBoy tapi yang membedakannya adalah temanya adalah pastel pink yang nampak feminim, "Besar nya bilik ni, lengkap pula tu. Buku pun ada banyak, wah...." Yaya melakukan hal yang sama seperti BoBoiBoy yaitu membereskan barang miliknya ke tempat yang sudah di sediakan.

Tak lama seseorang mengetuk pintunya dan itu adalah BoBoiBoy dan mereka pun menghampiri yang lainnya.

Ying Side

Sama seperti Yaya dan BoBoiBoy, Ying juga kagum dengan kamarnya yang bertema kuning biru. Beberapa kali Ying memutari kamarnya dan dia merebahkan diri ke kasur, "Bestnya bilik ni, besar lepas tu banyak buku-buku kat sini." Ying melakukan hal yang sama dengan Yaya dan BoBoiBoy.

Lalu tak lama pintunya juga di ketuk oleh BoBoiBoy dan Yaya kemudian mereka lanjut menghampiri yang tersisa.

Gopal Side

Gopal tak jauh beda dengan BoBoiBoy, dia sungguh mengagumi kamarnya kali ini karena selama ini dia memiliki kamar yang kecil karena pangkatnya. "Woahh besar la bilik ni, cuba je bilik aku kat Tapops pun macam ni. Best kot." Gopal terus memuji kamar tersebut hingga suara ketukan pintu yang ternyata BoBoiBoy, Yaya dan Ying.

Fang Side

Beda dengan ke-empat temannya, Fang justru merasa deja vu dengan kamar tersebut. Berkali-kali dia mengitari kamar tersebut sebelum fia membereskan barangnya. "Aik? Perasan aku dah pernah kat bilik ni, bila e?" Fang terus bergelut dengan pikirannya selama membereskan barangnya.

"Tadi pun aku macam rasa dah pernah tengok, tapi bila dan kat mana ya?" pikiran Fang terus memikirkan hal yang sama hingga seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Kaizo Side

Kaizo masuk ke salah satu kamar yang terdapat namanya di pintu dan dia tersenyum tipis saat melihat isi kamar tersebut tidak berubah, "Tak berubah. Fang agak nya ingat tak ya dengan bilik tu. Mungkin dia rasa pelik terus tanya kot, kalau dia berani." Kaizo hanya membawa satu tas kecil yang langsung ia taruh di lemari baju dan dia pergi memanggil BoBoiBoy dkk.

Beberapa menit kemudian....

Kaizo bersama BoBoiBoy dkk baru saja masuk ke ruang musyawarah dan melihat 5 orang yang berbeda di ruangan tersebut. Seorang perempuan dengan rambut hitam dan mata biru langsung menyambut mereka.

"Eh korang dah tiba, meh duduk sini. Ketua belum tiba lagi dah, korang santai je dulu. Kaizo, Fang, lama tak jumpa sihat ke?" kata perempuan tersebut ramah.

"Kau tak nampak ke kitorang kat sini?" kata Kaizo dengan nada dingin nan datar seperti biasa.

"Maaf la Kaizo, nak bincang santai sikit je tak boleh. Apang dah tinggi rupanya, ingatkan kau masih budak lagi." perempuan tersebut kini mendekat ke Fang yang ada di belakang Kaizo dan karena tinggi mereka berbeda, perempuan itu harus menunduk untuk bisa sejajar dengan Fang.

"Akak Rosa ya? Lalu nama aku Fang, bukan Apang." kata Fang setelah ingat dengan siapa perempuan di depannya.

"Siapa lagi kalo bukan aku, Rosa yang cantik nan comel. Dah jom duduk. Eh ini adik BoBoiBoy ya?" perempuan yang di panggil Rosa itu mendekat ke BoBoiBoy yang ada di sebelah Fang, tapi kali ini dia tidak menundukkan badannya.

"Ah ya, saya BoBoiBoy. Awak kenal saya ke?" jawab BoBoiBoy dan Rosa langsung pundung saat di tanya bagaimana Rosa kenal dengan BoBoiBoy.

"Dua kali lima dengan Ketua." gumam wanita masker tadi yang perlahan membuka maskernya dan hijabnya kini lebih kelihatan dari sebelumnya.

"Dah la tu Rosa, jom duduk. Ketua nak tiba kat sini dah." hibur seseorang dengan surai obsidian dengan mata ungu pucat. Tiba-tiba saja seseorang masuk dengan membanting pintu.

*BRAK!

"Assalamu'alaikum, maaf lambat. Banyak laporan yang kena aku buat." ucap wanita topeng yang ternyata pelaku pembantingan pintu.

"Wa'alaikumusalam. Tak pe Ketua, diorang pun baru sampai lagi. Lalu boleh tak hilangkan kebiasaan langgar pintu? Dah berapa kali renovasi pintu minggu ni." kata wanita hijab itu santai.

Wanita topeng itu mendekat ke kursi yang masih kosong di sebelah wanita hijab dan pemuda dengan surai silver ditambah beberapa helai surai hitam.

"Maaf la, aku pun tak banting kuat sangat tadi dan mungkin dah 10 kali kot. Oke, korang kenalkan diri dulu. Kaizo pun nak kenal kan diri balik tak pe." ucap wanita topeng yang juga ikut santai.

"Saya Fang, 18 tahun, kuasa saya manipulasi bayang."

"Saya Gopal, 19 tahun, kuasa manipulasi molekul."

"Saya pula Yaya, 18 tahun, kuasa manipulasi graviti."

"Saya Ying, 17 tahun, kuasa saya manipulasi masa."

"Saya BoBoiBoy, 18 tahun, pengguna kuasa elemental."

"Tak nak kenalkan diri ke Izo?" goda wanita topeng yang masih asik dengan minumannya.

"Korangkan dah kenal aku, tak payah." jawab Kaizo datar. Posisi Kaizo dengan wanita topeng itu berseberangan dengan BoBoiBoy dan Fang di sisi kanan kiri Kaizo.

"Tsun." gumam wanita topeng yang hanya di dengar oleh Kaizo saja.

"Nasib sayang." wanita topeng itu sebenarnya mendengarnya tapi dia ingin mencoba menggoda Kaizo lagi agar bisa mengatakannya lebih keras.

"Apa kau cakap tadi?" tanya wanita topeng dengan tangan seperti mengorek telinganya seolah dia tidak mendengar apa yang Kaizo ucapkan tadi.

"Aku memang ada cakap ke?" ejek Kaizo dan wanita topeng itu langsung mengalihkan pandangannya, menyilangkan tangannya di depan dada lalu mengembungkan pipinya, "Hmph." di mata Kaizo, dia langsung melihat hamster dalam diri wanita topeng itu dan dia tertawa pelan.

"Macam budak tadika betul. Nama saya Rosa, korang boleh panggil saya Akak Rosa macam Apang tadi atau Kapten Rosa pun boleh, umur aku dengan ketua sama. Asal aku dari Planet Gogobugi sama dengan dua budak tu dan kuasa saya berasal dari Bloodbot, kuasa manipulasi darah." sambung Rosa yang sudah lelah dengan drama di hadapannya itu.

(Rosa, 20 tahun, Asal Planet Gogobugi, manipulasi darah)
(Teman lama Fang dan Kaizo, anggota Tempur-A)

"Aku Ryan(Riyan), asal planet Quabaq lalu korang boleh panggil aku Letnan Ryan tapi saran aku jangan la sebab umur aku sama macam korang, 18 tahun. Aku tiada sebarang kuasa apapun, tapi aku ahli tekno kat pasukan ni." lanjut pemuda bersurai obsidian dengan mata abu-abu gelap.

(Ryan, 18 tahun, asal Planet Quabaq, ahli tekno)
(Kembaran Ray, rival Rosa, anggota Tempur-A)

"Aku Ray(Rei), sebab aku kembar dengan dia jadi umur, asal dan pangkat aku sama dengan dia. Aku pun tiada kuasa, tapi ahli pedang kat pasukan ni. Meski Ketua lagi hebat dari aku." sambung pemuda yang mirip dengan Ryan namun matanya ungu pucat.

(Ray, 18 tahun, asal Planet Quabaq, ahli pedang)
(Kembaran Ryan, rival Kaizo dan Zein, anggota Tempur-A, anak murid Tarung)

"Aku Zein Han, asal asli planet ni, umur aku 19, pangkat Kapten, kuasa aku tak boleh Ketua bagi tau, jadi maaf." lanjut pemuda dengan rambut silver dengan beberapa helai hitam yang duduk di samping wanita topeng itu.

(Zein Han, 19 tahun, penduduk asli planet Thousand, kekuatan masih rahasia)
(Salah satu dari beberapa anggota Ras Han yang tersisa, rival abadi Kaizo, anggota Tapops)

"Aik apesal pula tak boleh Ketua?" tanya Ray memiring kan kepalanya.

"Kau nak mati muda ke? Kalau nak, bagi tau je la." mereka langsung merasakan hawa membunuh kuat saat wanita topeng memperlihatkan pedangnya yang masih tersarung rapi.

"Ergh tak nak." Ray langsung mengalihkan pandangannya dari ketuanya dan wanita topeng itu menormalkan kembali auranya.

"Saya Maira, korang boleh panggil aku Kapten Mai je atau tak Mai pun boleh sebab aku pun 18 tahun. Posisi tangan kanan Ketua, doktor pasukan, ahli bela diri dan kuasa aku pun tak boleh bagi tau. Sekian." kata wanita hijab yang selalu menemani wanita topeng sedari mereka mendarat di Planet Thousand.

(Maira Han, 18 tahun, asal Planet Bumi, kekuatan masih rahasia)
(Tangan kanan Ailsa, tim medis yang turun ke garis depan, sepupu dekat Ailsa, anggota Tapops)

"Aku nak buka penutup." sontak bawahannya langsung menutup semua pintu jendela, Maira sampai menyuruh seluruh pengawal untuk menutup akses keluar-masuk istana.

"Apesal kena tutup semua?" tanya Kaizo heran.

"Orang luar sangka aku dah tiada 5 tahun lepas, aku akan terangkan nanti. Aku ketua pasukan ni, pangkat Laksamana, pemilik kuasa asal Ruang dan Masa, asal aku dari Bumi sama dengan Mai, umur aku 20, nama aku Ailsa binti Amato." BoBoiBoy terkejut saat melihat siapa yang dibalik topeng dan betapa terkejutnya dia.

(Ailsa Han/Ailsa binti Amato, 20 tahun, asal Planet Bumi)
(Laksamana muda tinggi Tapops, kakak dari BoBoiBoy, kapten tim elit Tapops dan Tempur-A)

Manik mata hanzel yang dilapisi kacamata lalu memakai hijab pasmina hitam, bekas luka di mata kanannya dan senyuman khas yang sangat BoBoiBoy ingat semuanya ada di wanita di hadapannya.

"Akak Ail?!" kejut BoBoiBoy yang langsung berdiri dari duduknya saat melihat manik mata wanita yang bernama Ailsa.

"Hai BoBoiBoy, dah besar rupanya adik Akak satu ni. Macam mana? Sihat?" nada lembut yang selalu BoBoiBoy ingat kini terdengar lagi setelah 7 tahun tidak bertemu. BoBoiBoy beranjak dari kursinya lalu mendekat ke arah Ailsa dan memeluknya.

BoBoiBoy memiliki seorang kakak perempuan yang jaraknya dengan dirinya hanya 2 tahun. Kakaknya ini hanya mengunjungi Pulau Rintis saat hari raya saja dan selebihnya ia habiskan di kota kelahiran mereka, Kota Hilir.

8 tahun lalu saat BoBoiBoy berlibur ke Pulau Rintis sendirian, kakaknya tidak bisa ikut dengan alasan sekolahnya mengadakan camping. Lalu setelah hampir satu tahun kembali ke Kota Hilir, BoBoiBoy diperbolehkan tinggal di Pulau Rintis untuk menemani kakek mereka di sana dan mereka berpisah.

Kakak BoBoiBoy adalah Ailsa, seorang Laksamana Muda Tapops yang banyak sekali menorehkan penghargaan karena berhasil menyelamatkan banyak planet dan Power Shpera selama dia menjadi anggota Tapops sejak 8 tahun yang lalu.

"Akak ke ni? BoBoiBoy rindu Akak, kenapa 5 tahun tak de kabar? BoBoiBoy risau bila Akak kenapa-napa." kata BoBoiBoy menangis dalam pelukan tersebut, Ailsa yang dipeluk hanya tersenyum dan membalas pelukannya.

"Maaf BoBoiBoy, Akak kena sorokkan diri dulu supaya kau dengan Tok Aba aman kat bumi. Maaf ya BoBoiBoy." kata Ailsa pelan sembari mengelus kepala BoBoiBoy yang tertutup topi.

"BoBoiBoy tak kesah, sebab sekarang dah jumpa Akak." ucap BoBoiBoy yang masih menempel dengan Ailsa, seolah jika dia melepaskannya sekarang takutnya dia tidak bisa melihat Ailsa lagi.

Perhatian Ailsa kini terganti dengan sesuatu yang melingkar di leher adiknya dan dia memegangnya, "Kau masih simpan kalung Akak e?" kata Ailsa saat melihat kalung yang pernah mereka buat saat masih kecil.

"BoBoiBoy tak kan biarkan kalung ni kenapa-kenapa, ini je yang boleh BoBoiBoy pandang selama tak jumpa dengan Akak." jawab BoBoiBoy menggenggam liontin kalung tersebut erat, menandakan dia tak akan melepasnya.

"Maafkan Akak ngan Ayah ya BoBoiBoy sebab masa tu tak boleh nak tolong kau dan...." BoBoiBoy menepuk pipi Ailsa pelan dan tersenyum manis.

"Tak pe, BoBoiBoy faham. Mama pun akan faham, dah la tu tak payah asik nak minta maaf. Raya pun dah lewat." canda BoBoiBoy dengan tawa kecil di akhir membuat suasana sedih tadi menjadi lebih ceria.

"Pandai kau melawak ya, ah korang kawan-kawan BoBoiBoy e? Terima kasih dah jaga dia selagi saya dengan orang tua kitorang tak de dekat BoBoiBoy." kata Ailsa mencubit hidung BoBoiBoy dan pandangannya beralih ke kawan-kawan BoBoiBoy.

"Eh tak pe Laksamana, justru kitorang yang bersyukur dan terima kasih sebab bolehkan BoBoiBoy kawan dengan kitorang." kata Yaya merendah.

"Ha'ah dia tu baik, penyayang, ramah, bijak tapi pelupa. Bahkan beberapa janji kitorang dah dia langgar." sambung Gopal dengan wajah tak bersalah, BoBoiBoy sempat khawatir dengan reaksi kakaknya namun hal itu menguap begitu saja.

"Tak pe BoBoiBoy, Akak pun sama. Bahkan lagi banyak janji yang saya dah langgar, tapi BoBoiBoy tetap pegang janji nak lindungi korang kan? Itu lagi bagus." kata Ailsa mengelus kepala BoBoiBoy pelan.

"Eh BoBoiBoy agak, Akak marah. Tak marah ke Akak?" heran BoBoiBoy, dia kira Ailsa akan marah karena BoBoiBoy sering mengingkari janji yang pernah dia buat.

"Buat apa nak marah? Dua kali lima, marah kat BoBoiBoy sama je marah kat diri Akak sendiri. Dah jom mulakan mesyuarat." semua suasana ceria tadi berubah menjadi serius.

"Jadi, saya dah minta Tarung dengan Koko ci sertakan korang kat misi kami kali ni. Bukan sebab istimewa pun bila dengar alasan Ketua." kata Maira menekan tablet nya dan hologram informasi muncul di meja tersebut.

"Apa lirik aku? Nak ku cucuk mata kau dengan ni?" Ailsa menarik pisau kecilnya dan mengacungkan di depan mata Maira.

"Aku masih nak hidup, Ketua." elak Maira yang langsung melanjutkan kegiatannya.

"Oke lanjut misi kali ni mencabar sikit sebab kita akan lawan salah satu musuh terkuat dan abadi Tapops." beberapa orang di sana langsung mengerti maksud dari kata 'musuh' yang keluar dari mulut Ailsa.

"Jangan cakap kalau musuh kali ni...." Rosa menatap Ailsa dengan harapan jika dugaannya salah tapi Ailsa hanya menutup matanya, menghindar dari tatapan orang-orang yang tahu maksud perkataannya.

"Ya, musuh tu dah jadi musuh abadi Tapops bahkan galaksi. Berawal dari ambisi dan jadikan satu ras asli planet ni musuh, 'dia' dah jadi musuh ketat galaksi selama berabad-abad, dari generasi satu ke generasi satu lainnya. Nama dia ialah....
.
.
.
.
.
sang Legenda, Reck dan adik perempuan dia, Legenda berjalan, Shen."

𝙽𝚎𝚡𝚝....

Pub: 23/05/2022
Edit: 22/06/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top