Sebatas Luka di Masa Muda

Biar kuceritakan sebuah hikayat padamu
Ribuan jarum berkarat bersarang di dadaku, kala menghantarkan kepergianmu

Bibir ini tersenyum secerah mentari
Tapi, begitu engkau berlalu, tahukah kau yang terjadi?
Mentari itu mati
Datanglah hujan air mata dan badai nestapa sebagai pengganti

Tidak perlu kau dan dunia tahu tentang keterpurukanku
Aku hanya perlu menandaskan luka pada pergaulan yang menguras tenagaku
Jika tubuhku telah pun layu
Aku hanya perlu lelap dalam mimpi-mimpi buruk tentangmu

Begitu aku kembali pada kenyataan
Rasa sakit dan hampa itu kembali menghujam tak berperasaan

Kembali kubuat lelah seluruh badan
Hingga mentari kembali ke peraduan
Dan ... aku masih bergerak dalam kegelapan
Sampai mimpi-mimpi buruk itu kembali dalam dekapan

Pernahkah kau bayangkan, bagaimana hidup tapi mati?
Itulah aku tanpamu, raga hidup, tanpa hati

Aku tahu semua orang menyukaimu
Tentang keputusanmu untuk melepaskanku
Tentang pilihan hidupmu yang tentunya bukan aku
Apalah aku yang hanya seberkas debu di ujung sepatu indahmu

Aku hanya seorang makhluk jadah
Sedangkan kau ... makhluk suci nan mewah
Tiada satu kepantasan pun untuk kita menjadi indah
Yang patut untuk kita hanyalah berpisah

Pernah terlintas di benakku, andai saja bisa kembali ke masa lalu
Masa-masa bersamamu yang demikian singkat itu
Kan kutanggalkan ego dan kuukirkan senyum di setiap detikmu
Karena senyum manismulah yang membuatku demikian menggilaimu

Namun, kini aku sudah tidak muda lagi
Di lembaran hidupku yang telah kosong tanpamu pun telah terisi
Kuharap kau pun sebahagia senyum sang pagi
Bersamanya yang ada di sisi

Satu pesanku
Jaga dirimu
Jaga senyummu












LA, 11/03/20

Akan bersambung kembali di karya masadham_ Alusi Tak Senyawa (Bersahut kembali).

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top