O5 : alcohol

Remember that,
alcohol can erase my bad memory about him,
also lose my control and
thats true.

Alternate.

"Woy gulali!"

"Gue tau lo enggak punya ktp, jadi nanti gue alihin perhatian yang didepan dulu dan lo langsung masuk aja," ucap Miyu lengkap dengan sindiran halusnya seraya memberikan arahan pada Guanlin.

Guanlin mendengarnya dengan seksama walaupun hatinya sedikit menggerutu karena gadis didepannya itu salah menyebutkan namanya.

"Nama gue Guanlin, bukan gulali anjir," sungut Guanlin berkata dengan dingin.

Miyu hanya tersenyum tipis. "Gak usah mikirin nama, abisan nama lo susah gue panggil jadinya."

"Suka-suka lo aja, dah," jawab Guanlin yang terkesan pasrah.

Selanjutnya, Guanlin berjalan dengan santai mengikuti Miyu dari belakang. Tak menutup kemungkinan hatinya sedikit menciut melihat bodyguard yang menjaga didepan klub malam itu.

"Woy Arnold! Alfred! Masih jaga aja disini," sapa Miyu yang mencoba melancarkan misinya untuk mengalihkan perhatian kedua penjaga itu dari sosok Guanlin.

Tangan gadis itu mengibas-ibas dari bawah mencoba mengkode Guanlin agar cepat masuk sebelum kedua penjaga itu kembali menyadari kehadiran laki-laki itu.

"Eh Miyu, lama gak ke pub, mana abang lu?"

"Ah~ bang Sehun lagi sibuk jadi gue sendirian aja kesini," jawab Miyu dengan tawa sumbangnya.

Lima menit berlalu, Miyu sudah selesai dengan urusannya bersama kedua penjaga itu, kini ia beralih mencari keberadaan Guanlin untuk kembali ke misi awal mereka. Namun, dilihatnya Guanlin sudah menemukan Bella terlebih dahulu.

Baru juga Miyu ingin menghampiri mereka berdua. Matanya tak sengaja melihat kearah pojok ruangan, lelaki yang tak asing baginya tengah duduk seraya meminum satu botol alkohol sendirian.

"Lin, lo bisa urusin Bella sendiri, kan? Gue ada urusan, ntar gue pulang gampang," ujar Miyu ada Guanlin yang berusaha memapah Bella.

"Bisalah, ngurusin gini doang. By the way yang khawatir lu enggak ada yang nganterin pulang juga siapa? Persetan gue mah," jawab Guanlin asal yang sempat membuat Miyu berdecih kesal.

"Sialan! Emang bener kata Bella, lo ngeselin."

"Like i care."

Ingin rasanya tangan Miyu terangkat untuk menampol wajah menyebalkan Guanlin. "Kok kesel, ya? Pengan nabok."

"Bodo. Anyway, lu ada urusan apa emang?" tanya Guanlin yang kini tengah berhasil memapah Bella yang sudah benar-benar dipengaruhi alkohol itu.

"Gue mau kasih pelajaran ke mantannya Bella yang sok kegantengan itu, si Taeyong," jawab Miyu santai.

Langkah Guanlin terhenti mendengarkan apa yang diucapkan Miyu. "Mantannya Bella?" lirihnya pelan.

Entahlah, itu hanya dua kata biasa namun berdampak cukup besar bagi hatinya. Terbukti dengan tiba-tiba ia yang merasakan kesal, tangannya mengepal keras, dan hatinya yang terbakar api cemburu.

"Gue balik. Jangan sampai orang itu lolos," kata Guanlin dingin sebelum akhirnya ia berjalan kembali keluar barr.

ㅡ alternate ; 라이관린 ㅡ

Didalam perjalanan, tak ada yang mencoba untuk memulai pembicaraan. Krisya sibuk dengan ponselnya, begitupula dengan Lian, Guanlin tengah sibuk menyetir mobil untuk mereka, sedangkan Bella, jangan ditanya lagi. Gadis itu sudah sibuk dengan mimpi-mimpi indahnya di jok sebelah Guanlin.

Guanlin menyetir dengan kecepatan minimum, ia tak tau harus pergi kemana sekarang. Kedua gadis dibelakangnya itu tak memberikan alamat kemana mereka akan diturunkan.

Sampai akhirnya, salah satu dari mereka membuka mulutnya, seakan tau apa yang dipikirkan oleh Guanlin.

"Anterin gue sama Lian ke apartemen Greenland aja, ntar Lian biar dijemput sama pacar dia," jelas Krisya yang langsung dijawab dengan anggukan kepala Guanlin.

Apartemen Greenland hanya berjarak beberapa blok saja. Hanya membutuhkan 10 menit perjalanan menggunakan mobil dari tempat dimana mereka berada sekarang.

Guanlin hanya ingin cepat-cepat pergi ke apartemennya. Rasanya kasian juga melihat posisi tidur Bella yang sepertinya tak enak itu.

ㅡ◇ㅡ

Guanlin sudah selesei dengan pekerjaannya mengantarkan Krisya dan Lian pulang dengan selamat, begitupula dirinya yang kini sudah berada di parkiran apartemen.

Guanlin berlari kekursi penumpang dan segera menggendong Bella. Memapahnya keluar dengan perlahan, setelahnya ia mengunci mobil dengan otomatis.

Baru saja, Guanlin ingin menggendong gadis itu lagi. Namun, usahanya digagalkan karena Bella meraih kerah kemeja yang digunakan Guanlin dan mau tak mau membuat muka Guanlin mendekat kearahnya.

"Jangan~ tinggalin gue~" rengek Bella seraya mengalungkan kedua tangannya dileher Guanlin.

Pipinya terlihat sangat merah, membuktikan jika gadis itu sudah mabok berat. Belum lagi Guanlin yang mencium bau alkohol yang menyeruak dari mulut Bella.

Guanlin dengan susah payah menjauhkan diri dari Bella, ia tau gadis itu mabuk jadi ia tak ingin ambil resiko dengan mencoba menerkam Bella saat ini juga.

"Bel! Lepasin gue, lo mabok!" kata Guanlin seraya menyingkirkan tangan Bella yang seperti magnet dilehernya itu.

Akhirnya, Guanlin menyerah. Kekuataan gadis itu ketika mabuk ternyata jauh lebih kuat dari perkiraannya. Guanlin menatap tepat dimata Bella yang terlihat sayu didepan matanya itu, sarat akan kekecewaannya yang mendalam. Ia bahkan tak pernah melihat mata Bella yang seperti ini.

"Ja-jangan tinggalin gu-gue, Gu-gue sayang sama l-lo," tangis Bella yang mulai pecah.

Guanlin membulatkan matanya, tak menyangka jika ia akan melihat Bella menangis tepat didepan matanya seperti ini.

Entahlah, hatinya terasa nyeri melihat perempuan yang selama ini selalu ia goda menjadi lemah tak berdaya.

"Gue gak bakal ninggalin lo, Bel. Gue janji."

Bella masih terus menangis seraya memukul dada Guanlin pelan. "Pe-pembohong! Nyatanya lo selingkuh sama Seulgi dibelakang gue! Gue kurang apa, hik, Apa gue kurang cantik dimata lo, Yong?"

Jantung Guanlin rasanya berhenti berdetak untuk sepersekian detik. Rupanya, Bella mengira jika dirinya itu adalah Taeyong, mantannya.

Tanpa ia sadari, tangannya mengepal sempurna.

"Gue sayang sama lo," lirih Bella sebelum ia mendaratkan bibirnya ke bibir Guanlin.

Bella semakin mengeratkan pelukannya dileher Guanlin, sedangkan tangan Guanlin beralih memeluk pinggang ramping Bella.

'Andai lo beneran ngomong sayang ke gue, Bel.' batin Guanlin sebelum ia membalas ciuman dari gadis itu dan ikut menutup matanya.

Ia bahkan tak memperdulikan jika mereka akan kepergok diparkiran yang remang-remang ini.

Persetan pada siapapun yang akan melihatnya.

ㅡ alternate ; 라이관린 ㅡ

Sinar matahari menelisik, berebutan untuk masuk kedalam celah yang berada diruangan ini. Berkatnya, seseorang yang awalnya masih terlelap dialam mimpi akhirnya kembali terseret kealam sadarnya.

Ia merentangkan kedua tangannya lantas memegang kening, pening tiba-tiba saja menderanya.

"Akh~! Kayanya gue minum banyak dah semalem," desisnya ketika pening itu tak kunjung hilang.

Ketika gadis itu hendak turun dari ranjangnya untuk mengambil secangkir air putih sekedar untuk menghilangkan rasa haus yang ikut serta bersama pening tadi, ia terhenti menyadari bahwa tubuhnya terasa berat.

Tangannya menyibak selimut tebal yang menutupinya. Dan betapa terkejutnya ia menyadari bahwa ada sesosok tangan yang memeluk pinggangnya posesif, belum lagi tubuh orang itu yang hanya menggunakan celana jeans tanpa kaos atau kemeja yang menutupi tubuh bagian atasnya.

"AAA!! ANJING, SIAPA LO?!" Teriak Bella seraya memukuli tubuh orang yang masih asyik tidur disampingnya, Guanlin.

Tidur Guanlin terusik. Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Bella dengan sekali tarikan, membuat tubuh Bella kembali terbaring diatas ranjang. Tak ingin membuang waktu, Guanlin segera memeluk Bella erat tanpa membuka matanya.

"Sstt~ biarin kaya gini 5 menit aja," pinta Guanlin seraya mendusel keleher Bella.

Bella hanya terdiam saja, tak tau harus berbuat apa sampai ia menyadari sesuatu.

Jika ia menggunakan pakaian semalam, mengapa ia dapat merasakan hangatnya usapan tangan Guanlin dipunggungnya. Bahkan ia dapat merasakan gesekan antara tangan besar Guanlin ke punggungnya itu.

Bella segera melepaskan pelukan Guanlin dan melihat dirinya sendiri.

Kembali ia terkejut, mengingat ia masih rapi dan menggunakan baju semalam. Tetapi, mengapa sekarang ia hanya menggunakan bra dan hot pants sisa semalam?

"L-lo apain gue?!" teriak Bella kalut.

Ia takut jika apa yang ia jaga selama ini dihancurkan oleh murid lesnya yang jahanam itu.

Guanlin mendesah perlahan. "Harusnya gue yang tanya, lo apain gue semalem?"

Guanlin kini sudah membuka matanya, ia menyenderkan tubuhnya dikepala kasur. Matanya ia alihkan pada Bella yang berdiri disamping ranjang dengan tatapan terkejut.

"Ma-maksud lo apa? Gu-gue?" tanya Bella dengan terbata-bata.

Demi apapun, ia bingung dengan apayang terjadi saat ini.

"Iya, lo yang bawa kita kesini. You was drunk," terang Guanlin santai.

Dan sreett~!!

Guanlin kembali menarik tangan Bella dan membuat Bella kembali berada dipelukannya.

"Bisa gak lo liat gue, Bel? Gue bisa selalu ada buat lo, gue gak bakal nyakitin lo. Jadi, apa gak bisa lo move on ke gue, Bell?" bisik Guanlin lembut ke telinga Bella.

Membuat badan gadis itu menegang sempurna. Ia tak pernah mendengar Guanlin seserius ini, ia tau betul Guanlin serius walau hanya mendengar suaranya saja.

「TBC SAYANQU♡」
Jangan lupa vote and comment, ukay?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top