O3 : cheated
❝i trust you with all of my heart.
You said, im the only one.
But, why you cheat me?❞
ㅡ Alternate. ㅡ
Bella telah menyelesaikan kelasnya dari beberapa menit yang lalu, kini ia tengah berjalan santai kearah kantin untuk bertemu dengan teman-temannya.
Ia berjalan seraya memasang earphone dikedua telinganya, guna mendengarkan beberapa musik yang dapat membuatnya sedikit lebih tenang karena dari 2 jam yang lalu kelasnya terlihat begitu tegang akibat dosen killer yang terkenal di fakultasnya lah yang mengampunya.
Mulutnya ikut menggumamkan lirik lagu yang terdengar, Bella kini begitu larut kedalam musik yang ia dengarkan sampai tak menyadari jika ada yang berulang kali menepuk pundaknya.
"Bel! Bella! Anabella!" panggil seseorang yang berada tepat dibelakang Bella seraya menoel-noel pipi gadis itu.
Bella menghentikan langkahnya dan mencabut kedua earphone yang bertengger ditelinganya.
Dan sewaktu ia menolehkan kepalanya kebelakang, nampaklah sesosok pria yang tengah tersenyum manis kearahnya.
"Ah, lo seungwoo! Kirain siapa anjir," keluh Bella seraya menatap malas kearah pria itu.
Ya, dia adalah Hadrian Seungwoo Bagaskara, teman satu fakultas Bella. Pria berkepribadian absurd yang selalu membuat siapa saja dapat tersenyum didekatnya.
Layaknya moodbooster.
"Sendirian aja, taeyong kemana?" tanya Seungwoo seraya berjalan beriringan dengan Bella.
Kaki Bella secara otomatis mengikuti langkah Seungwoo. "Dia? Abis nganterin gue terus cabut. Anak manajemen gak ada kelas katanya."
"Sok tau banget lo, Bel. Anak manajemen mah ada kelas barengan sama kita. Degem gue aja baru ngasih tau."
Bella terdiam sejenak mendengar ucapan Seungwoo, namun detik berikutnya ia kembali menyangkal. "Dih, orang dia yang bilang sama gue, yakali bohongin gue sih."
"Ya kali aja emang Taeyong bohongin lo, Bel. Gue sekilas tadi lihat ada dia di fakultas kita, ya gue kirain nyariin elu. Eh elunya malah jalan sendiri sekarang," jelas Seungwoo yang membuat Bella terbelalak.
Untuk apa Taeyong datang ke fakultasnya, sedangkan pria itu tidak memberikan kabar apapun padanya sejak pagi tadi.
Taeyong bukanlah pria penuh kejutan layaknya yang lain. Ia lebih suka to the point pada siapapun.
"Ah yaudahlah ya, gue cabut duluan," pamit Bella karena ia tak ingin memikirkan macam-macam lagi.
"Okey, tiati sayang!" jawab Seungwoo seraya tersenyum lebar dan melambaikan tangan kearah Bella yang sudah berlalu semakin jauh.
ㅡ alternate ; 라이관린 ㅡ
Bella sudah sampai di kantin kampusnya, tempat biasa mereka berempat nongkrong. Dilihatnya, Lian yang tengah bermain ponsel disana. Begitu pula dengan Krisya dan Jaehyun yang telah sibuk berdua. Serasa dunia milik mereka berdua.
"Woy, kalian para makhluk bernyawa dan bersenyawa!" sapa Bella dengan ceria seraya mengambil tempat duduk dekat dengan Lian.
"Gaje lu, Bel," jawab Lian cuek.
Ya, memang gadis itu selalu saja bersikap cuek pada siapapun termasuk sahabat-sahabatnya. Terkecuali pada kekasihnya, Jinyoung.
Bella berdecak lalu mengambil kentang yang Lian pesan. "Galak amat, Jinyoung kok mau sih sama lo," sindir Bella yang nampaknya tak cukup mengalihkan atensi Lian.
"Gue jampi-jampi," jawab Lian singkat, bahkan ia tak mempermasalahkan kentangnya yang berkurang akibat ulah Bella.
"Sendirian lo, Bel? Kirain gue kesini sama Taeyong," tanya Krisya yang membuat Bella hanya dapat mengernyitkan dahinya, Bingung.
"Iya, gue tadi liat Taeyong jalan sama cewek. Postur tubuhnya kaya lo, cuma rambutnya bedaan. Gue pikir ganti hair style lo, Bel," sambung Jaehyun yang masih asyik bergelung dengan Krisya.
Jujur saja, Bella sangat bingung dengan posisinya saat ini.
"Pada ngapain sih kalian semua? Orang gue cuma dianter sama Taeyong kok, dia gak nganterin gue sampe kekelas lagian."
Satu celetukan berhasil terdengar ditelinga Bella dengan jelas. "Mampus diselingkuhin," komentar Lian pedas.
"Heh congor diperhatiin, Taeyong mana mungkin selingkuhin gue sih lur," jawab Bella mencoba untuk tenang, walaupun nyatanya hatinya ketar-ketir tak karuan.
Sampai, Miyu datang kearah kerumunan mereka seraya memeluk beberapa buku ditangannya. Ia menaruh buku-bukunya dan segera duduk dibangku pojok.
"Eh udah rame aja. Sorry ya, kelasnya lama banget emang tadi. Eh ya, Bel! Kenapa pacar lo gak ikutan ngampus? Mampus dia bakal dihabisin sama pak Setyo karena absen dikelasnya," ujar Miyu seraya meletakkan beberapa buku manajemen dihadapannya.
Kebingungan kembali melanda Bella. "Bukannya gak ada kelas, ya?"
Okey, untuk sekarang Bella panik karena Taeyong benar-benar telah membohonginya.
Ia tak percaya bahwa pria itu berani membohonginya, walaupun masalah sepele.
Bukankah jika dibohongi tetap sakit rasanya? Kenapa ia tak memilih untuk jujur saja pada Bella, bukan?
"Dibegoin lu, Bell. Anak manajemen mah ada kelas hari ini. By the way, tadi gue juga liat Taeyong jalan sama cewek, gue kira itu elu."
'Taeyong pergi sama siapa? Keluarganya kan gak ada yang ngampus disini. Adapun itu cowok, si Mark.' batin Bella curiga.
"Mereka pergi kemana?" tanya Bella seraya membereskan barang yang ia bawah, sepertinya ia harus memeriksa sesuatu agar jelas.
"Ke fisipol, gue terakhir lihat disana," jawab Miyu seraya pergi memesan minuman untuk dirinya.
Bella berdiri, membuat atensi semuanya teralih padanya. "Ah, yaudah gue duluan ya. Ada yang perlu gue omongin sama bang Arten," pamit Bella tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya.
Mereka semua hanya melihat Bella bingung, namun mereka mencoba untuk tidak terlalu penasaran dengan urusan Bella. Jika gadis itu mau, ia bisa menceritakan semua pada sahabatnya nanti.
Bella berjalan tergesa-gesa menuju gedung fisipol yang berada di barat gedung hukum, firasatnya semakin tak enak ketika ia melewati ruangan-ruangan kosong di fakultas itu.
Pikirannya hanya satu, menemukan Taeyong dan memastikan bahwa pria itu tidak melakukan hal yang aneh.
Saking fokusnya mencari keberadaan Taeyong di fakultas ilmu sosial dan politik, ia sampai tak menyadari jika Lisa, kekasih kakaknya itu memanggil namanya.
"Bella! Anabella! Hey!" Lisa terus saja memanggil Bella, begitu pula Arten yang melihat keanehan pada adiknya itu.
Tidak biasanya Bella akan mengunjungi gedung fakultasnya jika tidak dalam keadaan terdesak.
Lisa dan Arten akhirnya memutuskan untuk mengikuti Bella, kemana gadis itu akan pergi.
Sampai akhirnya langkah Bella terhenti disebuah ruangan perpustakaan yang sudah tidak digunakan lagi.
Ia terdiam membeku, menyaksikan pemandangan yang begitu menyakitkan baginya, Bella meremat kedua jarinya pertanda menahan tangisnya, walaupun kenyataann air mata sudah menetes dikedua pelupuk matanya.
Arten dan Lisa ikut terdiam, Lisa tau Bella tengah mencoba untuk mencerna apa yang ia lihat ini, sedangkan Arten, lelaki itu kini tak bisa tinggal diam melihat adiknya yang rapuh itu tersakiti.
Arten segera berjalan kearah Taeyong yang berada disudut perpustakaan itu dan menonjoknya dengan membabi buta, sedangkan Lisa hanya dapat memeluk Bella, menenggelamkan kepala adik kekasihnya itu agak tidak melihat apa yang Arten lakukan.
Bella menangis, ia tak menyangka bahwa Taeyong akan berlaku seperti itu padanya. Bahwa Taeyong akan menduakannya dengan Seulgi, primadona jurusan HI semester 4 yang pernah menyukai Taeyong.
Ya, Bella melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa kekasihnyaㅡTaeyongㅡbercumbu mesra dengan Seulgi dipojok ruang perpustakaan itu, bahkan Bella dapat melihat begitu menggairahkannya mereka berdua.
Sungguh menjijikan.
"Lu apain adek gue, ha?! Lo janji bakalan selalu bahagiain adek gue! Gue tau, Yong. Lo gak bakalan bisa berubah. Tapi, karena adek gue sayang banget sama lo, gue turutin semua permintaan dia dan akhirnya bolehin kalian jadian!"
Arten terus saja memukuli Taeyong sampai muka pria tampan itu babak belur, sedangkan Taeyong hanya diam saja mendapat bogeman dari Arten.
Iya tau betul jika Arten marah, mau singapun pasti akan bertekuk lutut dihadapan Arten.
Amarah Arten masih belum mereda. "Pengecut lo, bajingan!"
"Kak Arten stop! Dia bisa mati!" teriak Seulgi mencoba menghentikan Arten.
Arten hanya dapat menatap gadis itu dengan tatapan jijik. Lisa semakin tidak kuat dengan pemandangan didepannya ini. Ia masih terus memeluk Bella dengan erat.
"Shut up, bitch! Bangga banget lo jadi simpenan laki-laki kaya dia, harga diri lo berapaan? Gopek?" kata Arten dengan sengit.
Baru Arten ingin melayangkan bogeman pada badan Taeyong lagi, tangannya disentuh lembut oleh Bella. Arten membalikkan badannya dan terkejut melihat adiknya yang masih bisa tersenyum kearahnya. Ia pun bisa melihat Lisa yang semakin sesenggukan dihadapannya.
"Please stop it, bang! Gue gak mau lo kena masalah, kasian kak Lisa. Its my problem, lo gak usah ikut campur lagi, bang," kata Bella lemah, masih dengan senyuman yang ia paksakan.
Hatinya memang sakit diselingkuhi oleh Taeyong. Namun, hatinya lebih teriris lagi melihat wajah orang yang ia sayangi lebih dari dua tahun ini babak beluk ditangan kakaknya.
Arten mengusap wajahnya kasar, sungguh ia tak paham dengan jalan pikir Bella. "Lo bego apa gimana? Dia selingkuhin lo!"
"Mungkin gue gak penting buat dia, bang. Jadi, dia selingkuhin gue. Lagian gue juga gak menarik dan populer kaya Seulgi." Bella masih mencoba tersenyum.
"Abang gue capek, anterin gue pulang. Gue gak bawa mobil.," sambung Bella seraya berjalan menjauhi keempat orang yang masih melihat punggungnya yang kini sudah naik turun.
Arten semakin marah pada Taeyong karena berani melukai adik kecilnya itu. Arten memang bukan tipe kakak idaman, tapi percayalah ia begitu menyayangi adiknya lebih dari menyayangi apapun didunia ini. Bahkan kedua orang tua mereka.
"Jangan pernah lo tampilin muka menjijikan lo dihadapan gue kalo gak mau mati saat itu juga," ancam Arten sebelum ia meninggalkan kedua orang tersebut dan menggandeng Lisa.
"Ma-maafin gue udah buat adik lo sakit," lirih Taeyong. Ia berusaha keras mengucapkan itu karena nyatanya bibirnya terasa sakit karena bogeman Arten.
Langkah Arten terhenti, ia tak membalikkan tubuhnya untuk sekedar menatap tubuh sahabatnya itu. "Tutup mulut lo, bangsat! Anggep kita gak pernah jadi sahabat sebelumnya," final Arten sebelum ia benar-benar meninggalkan Seulgi dan Taeyong.
"Gue kecewa sama lo, Gi. Gue udah relain Jimin buat lo tapi lo selingkuhin dia demi cowo bajingan kaya Taeyong. Ya bitch gonna bitchy."
"Dan satu lagi, kalau kalian sakitin Bella lagi. Maaf sebelumnya, gue juga bakal turun tangan karena dia juga adik gue," kata Lisa dengan ketus.
Ia menajamkan pandangannya kearah dua sejoli yang tengah menunduk merutuki kesalahan mereka berdua.
'Maafin gue, Bil. Gue gak bisa berhenti.' []
TBC♡
「dont forget to vote and comment」
❒teruntuk cemiu,
Nih gue udah putus anjir nagih putus mulu lu.
yuyutari29 5_sehun94
📍.
Khususon bapak Lee Taeyong,
Huhu so sorry i made you being a jerkㅠㅠ
Saya sebenarnya sayang sama bapak kok!♡
Kalau mau marah, marah sama Jahe aja, please.
Jangan sama my boo💚
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top