O2 : bad morning
❝Morning kiss in lift,
What a horrible morning!❞
ㅡ Alternate. ㅡ
Tring!
Layar ponsel gadis itu bercahaya, pertanda ada pesan yang masuk.
Dengan sedikit merenggangkan otot-ototnya yang kaku, ia menggeliat perlahan kemudian mengambil benda tipis yang hanya berjarak beberapa senti darinya.
Senyumnya mengembang ketika melihat deretan abjad yang memenuhi layar ponselnya, ditambah dengan emoticon hati berwarna merah yang terlihat kontraks diakhir kalimat itu.
Rasanya, ia memiliki semangat lebih untuk menghadapi hari panjangnya.
Setelah membalas pesan singkat itu, ia lantas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi seraya bersenandung kecil.
Ponselnya ia letakkan diatas kasur, memperlihatkan layar ponsel yang masih menampilkan conversation antara dirinya dengan kekasihnya, Taeyong.
ㅡ Alternate ; 라이관린 ㅡ
Setelah selesai merias diri, Bella segera keluar dari apartemennya, tentu dengan menguncinya terlebih dahulu.
Sungguh perasaannya hari ini sangatlah baik, sehingga ia tak henti-hentinya menyunggingkan senyum dan menyapa setiap orang yang lewat dihadapannya. Mulutnya tak luput dari bersenandung kecil, mengekspresikan bagaimana perasaannya kali ini.
Ya, itu akan bertahan lama jika ia tidak menggunakan lift yang sama dengan seorang lelaki yang tengah bersender dipojok lift ditambah lagi earphone yang setia bertengger ditelinganya. Mata lelaki itu tak lepas dari ponsel, sampai ia menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke lift yang sama dengannya.
Awalnya, ia hanya menatap tanpa minat sampai ia kembali menyadari jika gadis yang masuk itu adalah guru lesnya, Bella.
Entahlah, Bella sepertinya memiliki sesuatu yang membuat lelaki itu terus menatap penuh minat kearahnya dari awal pertemuan mereka.
Bella masuk kedalam lift itu tanpa memperdulikan mata lelaki yang terus saja memperhatikan gerak-geriknya. Sampai finalnya membuat gadis itu risih dibuatnya.
"Apa lo liat-liat?!" sentaknya seraya menatap Guanlin kesal.
Ya, lelaki yang berada satu lift dengannya adalah Gavian Guanlin Mahesha.
Guanlin mengulum senyumnya. "Galak amat, untung cantik," jawab Guanlin santai, membuat Bella hanya dapat mendengus kesal.
Ia menekan tombol lift untuk membawanya kelantai dasar seraya mengerucutkan bibirnya, kesal.
"Dont pouting your lips or i'll kiss you," peringat Guanlin yang masih fokus pada ponselnya.
Bella yang mendengarnya hanya dapat mencibir, menirukan ucapan Guanlin yang ia pikir hanya gurauan belaka. Guanlin memang sering menggodanya dengan gurauan kotor seperti itu, tapi Bella tau itu hanya gurauan.
Guanlin tau Bella tengah mencibirnya, tapi ia hanya diam saja, takut ia akan menyerang gadis itu tanpa sadar nantinya.
Bella mengetuk-etukkan ujung wedgesnya pertanda bosan. Mengapa hanya turun menggunakan lift dari lantai 10 sampai dasar saja membutuhkan waktu yang lama, lebih lama dari turun menggunakan tangga, itu yang ia rasakan.
"Oh shit! Pasti Taeyong udah nungguin dibawah," keluh Nabila seraya memainkan ponselnya.
Rasanya ia bisa mati karena bosan menunggu lift ini tak kunjung sampai lantai dasar.
Sampai tubuhnya terpental kebelakang, mengenai tubuh Guanlin karena lift yang tiba-tiba saja berhenti mendadak.
Guanlin dengan sigap menangkap tubuh kecil Bella yang terpelanting kearahnya.
"Double shit!" umpatnya kecil, namun cukup jelas untuk didengar Guanlin.
Sebuah seringai terpampang jelas dibibir Guanlin. "Mulutnya kotor banget, perlu gue bersihin gak, Bel?" tanya Guanlin seduktif.
"Hell no, boy! And what did u say? Bel? Hey, i'm older than you!" peringat Bella seraya menjauhkan dirinya dari Guanlin.
Namun, baru ia akan memainkan ponselnya. Tangannya ditarik oleh Guanlin dan membuat punggung Bella bertabrakan dengan dinding lift. Gadis itu meringis, menahan nyeri dipunggungnya.
"Woi! Mau ngapain lo?!" pekik Bella seraya menatap Guanlin kesal.
Tangannya kini digenggam erat oleh Guanlin dan dibawa keatas kepalanya, belum lagi tangan Guanlin yang satunya mengunci pergerakan Bella sehingga dirinya semakin tersudutkan.
Entah harus beruntung atau apes, karena yang menaiki lift kali ini hanya mereka berdua. Kenyataan bahwa posisi Bella kini sangat terlihat tidak bagus, membuatnya berpikir jika lebih baik tadi ia menuruni anak tangga daripada harus berada dalam satu lift dengan Guanlin.
Guanlin terlihat tidak menggubris pekikan Bella tadi, lantas dengan tidak tau dirinya, ia mendekatkan wajahnya dan memiringkan sedikit seraya menjilat bibirnya sendiri.
"W-what? L-lo mau apa, ha?!" pekik bella tertahan, sungguh ia merasa harus kabur sekarang juga.
Hembusan nafas Guanlin menerpa wajah Bella. "I just wanna touch it! Hoho i like your soft-kissable lips very much!" ucap Guanlin enteng seraya mengusap bibir merah muda Bella dengan perlahan.
Membuat gadis didepannya itu ingin mencabik-cabik muka Guanlin yang terlihat sangat menyebalkan dimatanya sekarang.
Wajah Bella sudah merah padam akibat perlakuan Guanlin. "Bastard!" marahnya.
"Again?" Guanlin semakin menyeringai. "You such a naughty girl with dirty mouth. Then, i'll kiss you, Bel."
"I'll kill you if you really kiss me," ancam Bella yang tentu saja dianggap enteng oleh Guanlin.
Seringai kembali terlihat jelas dibibir Guanlin. "Then, do it!"
Setelah mengatakannya, tanpa menunggu lama lagi, Guanlin langsung menempelkan bibirnya pada bibir Bella.
Mengecupnya berulang kali sebelum akhirnya melumatnya. Merasa tak ada balasan karena nyatanya gadis itu sibuk melepaskan diri dari cengkraman 'murid jahanam' didepannya ini.
Tak habis akal, Guanlin menggigit bibir bawah gadis itu perlahan membuat Bella meringis kesakitan sebelum Guanlin melepas pagutannya.
"Lain kali, jangan sungkan buat balas perbuatan gue atau gue bakal bikin bibir lo bengkak. Anyway, thanks for the sweet-morning kiss." Guanlin tersenyum manis layaknya tak terjadi apapun diantara keduanya.
Tring!
Pintu lift akhirnya terbuka, dan itu cukup menyadarkan Bella dari lamunannya.
'Hell, sejak kapan lift-nya bener? Kok gue gak tau?' batin Nabila sebelum ia merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan.
"I really like your lips, maybe sometimes i'll kiss you again. Which one, softly or hardly?" Bisik Guanlin seraya menggigit cuping telinga gadis itu gemas.
Membuat sang empunya mengerang kesakitan.
"Before that day, i swear i'll kill you first!"
Bella segera berjalan menjauhi Guanlin yang kini tengah tersenyum penuh kemenangan.
Baiklah, bocah setan itu berhasil mengacaukan hari indah Bella sekarang, mungkin untuk seterusnya, mengingat ia akan semakin sering bertemu dengan Guanlin mulai dua hari kedepan.
ㅡ alternate ; 라이관린 ㅡ
"Sayang! Kamu tumben lama banget, hm?" tanya Taeyong yang kini sudah berdiri dari posisi duduknya, ia simpan ponselnya kedalam saku jaketnya kembali.
Tangannya teralih untuk mencubit hidung kekasihnya gemas, setelah melihat raut masam gadis itu, ia tau betul jika gadisnya tengah kesal setengah mati.
Taeyong menaikan satu alisnya, bingung. "What's going on? Everything okay?" tanya Taeyong lagi seraya membelai pipi Bella lembut, ia menatap manik coklat itu dalam. Ingin melihat seberapa kesalnya gadisnya itu pagi ini.
"Not really fine! Aku lagi kesel banget sama bocah sma yang tinggal deket sama aku. Mood aku ancur gara-gara dia," sungut Bella seraya berjalan kearah mobil Taeyong dengan menghentak-hentakkan kakinya.
Taeyong yang mendengarkannya hanya dapat terkekeh seraya mengacak rambut Bella gemas.
"Okay, okay babe! To brings back ur mood, whats about ice cream for today?" tawar Taeyong yang langsung saja disetujui oleh gadisnya.
Senyuman kembali muncul diwajah Bella, ia lalu memeluk lengan kiri Taeyong dengan senang. "Deal! Kamu selalu tau apa yang buat aku baik. Tapi kamu yang traktir aku 'kan, Yong?"
Taeyong hanya dapat tersenyum geli sebelum akhirnya mengangguk pada gadis itu.
Ya itulah gadisnya, selalu kembali ceria setelah diberikan satu cone eskrim favoritnya. Choco green tea with strawberry sauce.
ㅡ◇◇◇ㅡ
"Nanti tunggu aku, ya? Aku jemput kamu disini," kata Taeyong dari balik kemudinya ketika Bella ingin keluar dari mobilnya.
Bella memberikan pose hormat kearah Taeyong, membuat pria itu kembali tersenyum. "Okay captain! Tapi emang anak manajemen lagi gak ada kelas?"
"No babe~ Kelas aku besok," jawab Taeyong seraya mengusap surai gadisnya.
"Yaudah aku duluan ya, kayanya kelas udah mau mulai."
"Wait!" pekik Taeyong seraya menarik lengan Bella lembut.
Membuat gadis itu hanya berjarak beberapa centi saja dari wajah Taeyong. Tak ingin membuang waktu, Taeyong mengecup bibir Bella berulang kali dengan lamat-lamat tanpa lumatan.
"I love you babe, more than my own life," bisik Taeyong seraya tersenyum lembut.
Bella tersenyum manis kearah Taeyong. "I know! And i do love you more than you love your ciggaretes, you know that I really mean it," balas Bella seraya membelai wajah tampan kekasihnya itu.
Bella kembali membuka pintu mobil Taeyong. Namun, matanya sempat terkunci di chat conversation pada layar ponsel Taeyong.
'Sorry i cant for today, babe. Maybe tomorrow?' Bella sempat melafalkannya dalam hati sebelum Taeyong menyaut ponsel itu dari tempatnya dan menyembunyikan dalam saku jaketnya.
'Siapa dia? Kenapa Taeyong kayanya takut banget gue baca chat dia?' batin Bella lagi.
Tapi, ia berusaha menepis semua pikiran negatif tentang kekasihnya, walaupun tetap saja rasa curiga menyelimuti hatinya.
"Taeyong setia sama gue, dia gak mungkin balik jadi playboy kaya dulu lagi," lafalnya dalam hati, mencoba menenangkan pikiran buruk yang datang.
Bella duduk dibangkunya dengan gusar. "Taeyong janji sama gue, dia udah berubah. Gue seharusnya percaya sama dia, kan?"[]
[TBC LAGI!
BUT DONT FORGET TO
VOMMENT!♡]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top