Chap 1
Disclaimer
Bahwa FanFic ini hanyalah karangan belaka dari Ocong
Dan Character disini akan OOC [Out of Character]
Maaf kalau ada kesalahan mau itu typo, keslahan bahasa, dan yang lainnya
^^ Selamat membaca'|
Hinata P. O. V
Aku ingat saat itu masih pagi hari suasana dingin sekali, walau biasanya pagi hari terasa dingin juga, tetapi pagi itu entah kenapa dinginnya lebih mencekam daripada hari² biasanya, dingin pagi menusuk-nusuk kaki dan tanganku membuat kedua tangan dan kaki ku berat dan kaku, dengan berat hati ku buka selimutku dan wah... Dinginnya lebih ekstrem sekarang karena aku sudah melepas kain yang kusebut selimut itu, ku berjalan mengambil handuk dan pergi kekamar mandi, dan bersiap untuk sekolah.
~Setelah mandi'~
Aku berjalan santai ke arah dapur dan melihat kekacauan dimana-mana, botol sake yang pecah, sedikit bercak darah dan juga helai-helaian rambut yang berada di lantai.
'Berantem lagi? ' batinku dengan raut tak heran.
' Aku tau Oba-san dan Oji-san menikah karena dijodohkan, tapi bukankah ini berlebihan? ' batin ku lagi,
Namun mau tak mau aku tidak bisa berkomentar terlalu banyak karena aku dititipkan disini hingga aku lulus SMA pada dasarnya aku harus tetap bersyukur sampai 3 tahun lagi.
Sesaat sudah sampai dapur aku mengambil 4 roti dan kuberi selai strawberry sedikit ke roti itu, setelah itu aku mengambil gelas dan menuju ke kulkas, setelah itu aku membuka kulkas dan mengambil susu dan sesekali melengkahi beling² botol.
Setelah sampai di meja aku pun kembali dan duduk dengan tenang dan mulai memakan makananku, setelah beberapa menit aku mencium bau sake yang amat kuat menuju ke dapur.
'Ha... Oji-san sudah bangun' batin Shoyo, pemuda berambut oranye, dan mata emas-kecoklatan.
"Sho -Hic- yo, belikan aku Sake lagi! Hic-" Kata Pamannya yang masih mabuk.
"Oji-san sebaiknya kau berhenti minum dah—" Kata Shoyo yang dihentikan oleh suara gebrukan jatuh.
Saat itu Shoyo melihat adik dari ayah kandungnya yang sedang pingsan karena mabuk.
Shoyo mengambilkan selimut dan menyelimuti pamannya dengan perlahan dan pergi keluar.
'| Skip sudah sampe sekolah ~
"Another day in hell " Kataku.
Aku pun berjalan kearah kelas dan tiba-tiba ada yang mendorong ku, aku pun masih mencoba menyesuaikan keseimbangan namun naas nya aku tetap terjatuh.
*Brukk*
Aku pun membuka mataku dan melihat ketiga orang-orang paling menyebalkan di hadapanku.
Mereka adalah orang populer di sekolah ini
Tsukishima, Suna, Yamaguchi, dan Kageyama, Atsumu lalu orang² Voli lainnya, tapi yang paling menyebalkan adalah yang kusebutkan.
"Ara~ Gomennasai kau terlalu kecil sampai tak bisa kulihat Ahaha~" Kata Tsukishima dan pergi ke kelas.
Yamaguchi pun terlihat menahan tawa sambil mengikuti 'tSukki' nya.
"Huft.." Helaan nafasku, mau tak mau aku harus sabar karena tak mau buat banyak masalah untuk paman, bibi, ayah dan Ibuku.
Aku pun berjalan melalui lorong kelas dan masuk ke kelas, aku pun membuka pintu dan tiba-tiba ada ember berisi air yang membasahiku.
Setelah itu seisi kelas tertawa.
'Sabar... ' kata ku dalam hati memendam lagi.
"AHAHAHAHA DIA SEPERTI ORANG BODOH! "
"aduhh mau manggil guru yaa PFFFT–"
"AHAHAHA LIAT MUKA TUKANG CEPU ITU"
Ini semua bermula dari 3 bulan yang lalu...
Aku masuk sebagai murid pindahan disini, dihari pertamaku semuanya berjalan lancar, aku juga punya banyak teman dalam sehari dan bahkan aku sudah ikut ekskul favorit ku, namun setalah sebulan ada drama yang membuat reputasiku buruk disekolah.
Yaitu ada yang memberi tahu guru tentang kecurangan di ujian tes kelasku dan banyak kawan kelasku yang menuduh ku yang melakukannya karena menurut mereka aku hanyalah orang asing.
Namun aku tetap meminta maaf untuk yang itu, walau aku korbannya, aku terus meminta maaf, walau tetap ada yang dendam, tapi reputasiku membaik,
Lalu ada kejadian lagi yaitu aku dikira membuat seorang Coach yang cukup dihormati dikeluarkan, yang membuat anggota klub Voli menjauhi Shoyo.
"Najis"
"Cuih Cepu"
"Padahal Couch sebaik itu sama dia, di kasih hati minta jantung"
"Pantes pindah kesini, problematic orangnya"
Kata² itu pun sudah seperti snack untuk Shoyo setelah kejadian itu.
.
.
'Harus tetep sabar... Sabar.. Sabar! ' Batin Hinata terus mengokohkan hati untuk tidak marah.
" ɐʎo ɯɐɹɐɥ lɐɥ! ᾰℏᾰℏᾰℏᾰ "
Ayo marah lah! AHAHAHA
'Tidak.. Mohon jangan keluar sekarang.. '
"bɐlɐslɐɥ ɯǝɹǝʞɐ.. Biarkan aku yang pegang kendali sekarang! "
Balaslah mereka...
'PERGI! '
Æ Shoyo P. O. V
"Kalian sangat lah payah ya" Kata ku sambil tersenyum.
Semua langsung berhenti tertawa dan melihat kepadaku dengan tatapan sinis.
"Kenapa? Cuma bisa liat ya? Gak berani ngomong kah? Kalian benar² Menyedihkan" Kataku.
"Oh sudah berani bicara ya ? Atau hanya besar omong saja? Ahahaha" Kata orang yang memulai semua ini.
" Daripada kau melakukan hal buruk dan memakai nama orang untuk tameng " Kataku kearah [R/N]
"Hah?? Belum sadar kau ya? Kau yang melakukannya, buat apa kau menyalahkanku? " Kata [R/N] dengan muka paling menyebalkan.
"Udah gak mau ngaku, nyalahin orang lagi" Kata seseorang kepadaku yang di iyakan seluruh kelas.
Aku melihat [R/N] tersenyum puas melihat semua orang.
'Cih gadis ini' batinku.
"Kalau itu bukan aku bagaimana? " Kata ku.
"Hah? Masih mau memb—" Kata sahabat [R/N] yang kupotong.
"Kalian sudah melakukan perundungan, kalau salah target gimana? Jujur saja. Kalian iri kan dengan W" Kata ku dengan tersenyum lebar, membuat semua orang terkejut, namun disaat ini aku tidak tau mereka terkejut karena gaya bahasa ku yang tak formal seperti biasa atau yang lainnya.
Art by Ocong :^ [ini Art style mager]
"Buat apa iri sama orang yang keahliannya cuma ngadu dan cuma tebar pesona? " Kata [R/N] mulai sebal.
'Mari kita provokasi sedikit lagi' batin Æ Shoyo.
"Tebar pesona? W cuma nyoba sokab kok, Kenapa sis kalah saing? " Kataku.
"DIEM LU! " Kata [R/N] dan melempar Cutter kearah mataku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hinata P. O. V
Kesadaranku kembali, namun saat aku membuka mataku tak ada apa² hitam gelap, apakah ini ujian baruku lagi?
"Sudah bangun? " Kata seseorang dengan suara lembut.
'Wah.. Sudah lama aku tak mendengar orang yang berbicara seperti ini.. ' batinku.
"I-iya" Kataku dengan suara pelan.
"Syukurlah.."
Aku pun membuka mataku perlahan dan melihat laki-laki berambut putih keabu-abuan dengan tahi lalat dibawah mata kirinya.
"Terimakasih.. " Kataku.
"Kau Hinata Shoyo kan? Kita satu eskul makanya aku tau" Katanya.
"Iya, terimakasih... Ano, aku tidak tau nama senpai.. " Kata ku dengan tidak enak sambil menunduk.
Namun dia tidak menjawab.
'Ah.. Dasar bodoh' batinku kepada diriku sendiri.
"Ma–" Kataku yang terhenti saat melihat dia tertawa.
"AHAHAHA Maaf, tentu saja kau tak tau namaku.. " Katanya dengan senyuman walau intonasi nadanya menurun.
"Aku Sugawara Koushi, salam kenal Hinata" Katanya dengan senyuman yang sama.
'Eh... Sugawara Koushi? '
"Tunggu Senpai.. Sugawara-san..? Senpai setter dan wakil kapten kan? " Tanyaku memastikan.
Dia melihatku dengan senyuman senang.
"Benar" Katanya.
"Ayo pulang, aku antar" Kata Sugawara-senpai sambil memberikan tasku.
"Pulang..? " Kataku dengan bingung.
"Kau pingsan selama seharian, ayo kita pergi dulu, akan aku ceritakan selama diperjalanan" Katanya.
"Ah, baik! " Kataku.
"Bisa berdiri? " Tanya Sugawara-senpai.
"Bisa Sugawara-senpai" Kataku.
Lalu aku mulai merapihkan kasur yang kutiduri, tanpa melihat Sugawara-senpai saat itu.
Yang tanpa aku tau mukanya sudah semerah tomat.
.
.
.
.
"Terimakasih sensei" Kataku yang merunduk 90°
"Hati-hati lah, dan mohon jangan kehujanan saat sedang dingin begini" Kata sensei.
"Baik sensei" Kataku.
.
.
.
'Kehujanan? ' batinku bingung.
"Bukankah dari pagi tidak hujan? " Gumamku.
"Hinata kau tidak ingat..? " Tanya Sugawara-senpai.
"Ada apa? " Tanya ku.
"... Aku dengar dari Tsukishima kau tadi dirundung di kelas kan..? " Tanya nya.
'Hah... Apa dia keluar..... ' Panik ku dalam diam.
"Dan katanya kau mengumpat seorang gadis di kelasm—" Kata Sugawara-senpai berhenti berbicara.
'TIDAK! TIDAK..! '
"TIDAK" Kataku dan mulai kehilangan kesadaran lagi.
Sugawara P. O. V
Aku pun berhenti berbicara saat mulai menoleh kearah Hinata yang sudah sangat berkeringat dingin.
"Hinata? " Panggil ku dengan nada khawatir.
Namun kouhai berambut Oranye ini tak juga menjawab.
"TIDAK" Katanya dan tak lama kemudian dia terhuyung jatuh.
"HINATA? " Kataku yang tepat waktu menggenggam bahunya, aku pun mengendongnya ala bridal style dan membawanya ke rumahku yang berjarak dekat.
'Manis.. '
"Siapa kau? " Tanya orang yang sedang ku gendong ini, aku pun menurunkannya dan menjawab pertanyaan nya.
"Aku Sugawara, apa kau amnesia? " Tanyaku.
"Apa kau salah satu pengikut perempuan kuncir bun itu? " Tanya 'Hinata' dengan suara lebih ketus.
"Maksudmu [R/N]? Kami tak terlalu kenal" Jawabku lembut.
"... Ini bukan jalan rumahku" Kata 'Hinata' dengan mata yang melihat ke kanan dan kiri.
"Tadi kau sempat pingsan jadi kubawa dulu ke rumahku–" Kata ku.
".. Mesum 😟" Jawab 'Hinata' dengan tatapan jijik.
"BUKAN GITU! Di rumahku ada orang yang lebih dewasa yang bisa nanganin kamu gitu.. Makanya jangan motong orang ngomong!" Kataku
"Oh" Katanya dengan tatapan malas.
".. Siapa kau? " Tanyaku.
"Hah? " Bingung 'Hinata' yang ada di depan ku.
"Gak jadi" Kataku.
'Hinata yang ku tau dia bukan seperti ini, kenapa 'Hinata' yang sekarang di depan ku sifatnya berbeda 180° ? ' Batinku.
"Kau tanya siapa aku? " Tanya 'Hinata'.
"A—" Kataku yang dipotong olehnya.
"Kau tau...
.
.
.
Alter Ago? "
T. B. C
Haii maaf Ocong up ini telat banget :"
Ocong baru bisa sekarang, jadi maaf bangett
Jangan lupa Vote yaa.
Terima kasih udah bacaa
B
yee
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top