3. Rasa semu
"Eh, buset! Ni ngapain muka si bocah ada di game gue!" gerutu Arash yang masih santai dengan boxer tanpa baju.
Archie yang sudah rapi berpakaian PDH lengkap menghampiri Arash. Ia melirik layar smartphone Arash yang sedang menampilkan Alrescha dalam memberi demontrasi permainan. Lalu duduk di samping Arash seperti biasa, seraya menunggu semua orang untuk makan pagi bersama.
"Lama banget lagi demonstrasinya!" gerutu Arash kembali, "Kampretto!!!"
"Alrescha kan gamer. Dia juga bukan yang bikin permainan itu?" timpal Archie tenang sebelum meminum air putih yang sudah disediakan.
Alrescha langsung duduk berhadapan di depan Arash setelah meletakkan tas ransel dan jaketnya di kursi kosong, "Kalau Abang nggak suka lihat wajah gue, ya nggak usah main game itulah! As simple as that!"
"Mana gue tahu kalau game ini salah satu buatan Lo, Kecil! Lagian dari kemarin juga nggak ada penampakan Lo di mari." Arash mengemukakan balasan dari ucapan Alrescha.
"Bang Arash IQ-nya mulai jongkok nih kayaknya," cela Alrescha, "Lihat dong logo game-nya! Ryotasoft! Protesan Lo nggak mutu banget, Bang!"
Alrescha beranjak dari tempat duduknya. Lalu mengambil jus buah naga dari lemari pendingin setelah mencium pipi bianya yang sedang menyiapkan sarapan. Kepala Alrescha mendongak kala ayah dan kakak tertuanya menuruni anak tangga. Keduanya adalah orang-orang yang diidolakan Alrescha sedari kecil. Ia sangat bangga melihat keduanya saat mengenakan seragam PDH masing-masing.
"Pagi," salam Aksa sebelum duduk di kursinya.
"Pagi, Bang," sahut Archie, Arash dan Alrescha serempak.
Reshi menatap Arash dengan tatapan tajamnya, "Belum mandi kamu, Rash?"
"Belum, Yah! Ini hari libur nasional Arash. Jadi, mandi sama tidur suka-suka Arash," jawab Arash sebelum menghentikan permainannya.
"Yang penting jangan lupa buat salat, Arash!" peringat Reshi keras.
Arash tersenyum dan langsung duduk tegap sebelum memberi hormat kepada ayahnya, "Siap, Pak!"
"Mulutnya siap, tapi prakteknya nol!" tandas Alrescha yang mengetahui sifat kakaknya, Arash.
"Ya kali gue harus upload video tiap kali gue salat biar semua orang tahu! Lebay banget kayak artis jaman now!" sahut Arash.
"Arash! Sudah diam! Nggak usah godain adiknya terus!" perintah Aresh lugas seraya meletakkan semangkuk nasi goreng seafood di atas meja makan.
Arash mengatupkan mulutnya rapat-rapat, sembari memandang Alrescha dengan tatapan jahilnya. Entah kapan ia bisa bertahan untuk menyimpan kata-katanya kepada adik kecilnya, Alrescha. Alrescha yang masih tampak sebal menendang kaki Arash. Membuat Arash mengaduh kesakitan. Hingga Mbok Karmi terkejut saat meletakkan dua piring lauk-pauk di atas meja.
"Anjriiit, Lo!!!" pekik Arash kesakitan.
Alrescha tak mengacuhkan pekikan Arash. Ia menyentuh beberapa huruf di layar smartphone. Menuliskan sesuatu yang membuatnya tersenyum sendiri. Ia tak sabar untuk bertemu Bintang kembali di kampus.
"Arash! Mulutnya!!!" tegur Reshi tak suka.
Arash meringis kesakitan, "Alres itu, Yah! Kaki Arash ditendang sama dia. Sakit tahu, Yah!"
"Alrescha!" panggil Reshi sebelum memulai makan paginya, "Minta maaf sama Abang Arash!"
Alrescha merengut kesal, "Abang aja nggak pernah minta maaf sama Alres. Kenapa mesti Alres terus yang meminta maaf sama Bang Arash?!"
Suasana ruang makan menjadi hening seketika. Aresh yang baru saja membawakan kopi untuk Aksa dan Reshi pun terdiam. Menatap Alrescha yang sedang menunduk seraya memandang layar smartphone. Helaan napas berat Reshi berembus, ketika tangannya diusap lembut oleh Aresh. Aksa dan Archie hanya terdiam di tempatnya. Mereka lebih memilih terdiam kala ayahnya mulai bersuara.
"Kalian saling meminta maaf bisa tidak?!" kata Reshi tegas penuh penekanan.
Arash dan Alrescha menjawab serempak, "Bisa, Yah."
"Laksanakan!" perintah Reshi sebelum meminum kopinya.
"Siap!" Arash reflek menyahut.
Arash mengembuskan napasnya sebelum meminta maaf, "Maafkan, Abang. Maaf karena Abang sering menjahili Alres," ucap Arash seraya mengulurkan tangan kanannya.
"Alres juga minta maaf. Karena sudah menendang kaki Bang Arash tadi," kata Alrescha saat menjabat tangan Arash.
"Kosong-kosong, ya!" ujar Arash mencairkan suasana, "Mulai dari nol!"
"Emangnya kita lagi isi bensin!" timpal Alrescha sebal.
"Sudah! Kita makan!" lerai Reshi ketika kedua putranya akan mulai beradu mulut kembali.
Aresh langsung mengambilkan nasi goreng untuk Reshi. Lalu bergantian mengambilkannya untuk Alrescha. Mereka memakan sarapan bersama tanpa ada kata-kata celaan dari Arash dan Alrescha. Reshi kembali berhasil membuat anak-anaknya bungkam dan menurut kepadanya. Hal yang selalu membuat Aresh iri karena hingga saat ini, ia masih merasa tak mampu mengontrol putra-putranya. Terutama Arash dan Alrescha.
°°°
Balairung Kampus Biru kembali dipenuhi para mahasiswa seperti hari kemarin. Hari ini adalah pelaksanaan POEMA (Pekan Orientasi Mahasiswa) bagi para Maba. Sedari tadi pagi semua Maba masih tampak antusias mengikuti rangkaian acara POEMA hingga siang ini. Tak terkecuali dengan Bintang yang juga masih bersemangat mengikuti semua kegiatan di kampus. Meski ia harus menahan malu karena sedari tadi pagi semua orang selalu menatapnya dengan tatapan berbeda-beda. Membuatnya risi setengah mati.
Alrescha benar-benar telah merusak ketenangan Bintang di kampus. Andai saja ia tak menulis surat cinta berisi rangkaian kata indah yang membentuk sebuah prosa berirama, pastinya ia tak akan kehilangan ketenangan di kampus. Jika bisa, Bintang ingin menutupi wajahnya dengan cadar. Agar semua orang tak mengenalinya. Termasuk Alrescha.
"Eh! Mas Ryota nggak berangkat ya?" tanya Happy, salah satu teman Bintang di kelompok yang sama. "Dari tadi batang hidung mancungnya belum kelihatan."
Ria menyahut, "Iya, nih! Biasanya aku ketemu Mas Ryo di parkiran motor. Tapi hari ini, aku nggak lihat dia. Motornya juga nggak ada."
"Emang Lo tahu motornya Mas Ryo kayak gimana?" tanya Lina ingin tahu.
"Tahulah! Plat nomornya juga hapal," sahut Ria bangga.
"Wah! Segitunya Lo ngebet sama Mas Ryo, Ria," timpal Estri.
"Ealah! Siapa sih yang nggak bakal cari tahu tentang Pres BEM kita yang paling ganteng itu!" seru Ria.
"Iya. Mas Ryota itu cowok terganteng seantero Kampus Biru. Nggak ada orang yang nggak mengenal dia tahu!" tambah Happy.
Ria menyenggol lengan Bintang yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan celotehan teman-teman satu kelompoknya, "Bintang, Mas Ryo belum telepon kamu ya? Atau kirim pesan gitu? Tanyain kek, dia ada dimana sekarang."
"Iya, kita kangen sama senyum dan suaranya Mas Ryota nih," imbuh Happy.
"Mas Ryota itu minta nomorku buat acara lomba sastra nanti," ujar Bintang berdalih sebelum membuka pesan di smartphone-nya.
RAN
Pagi, Bintangnya Alrescha 06.10
Sdh mkn blm? 06.11
Jgn lp mkn sblm berangkat! 06.11
Yah! Dicuekin sm Bintangnya Alrescha 😥 06.25
See you, Bintangnya Alrescha! 06.30
Senyum dong! 😊 14.00
Bentar lagi Abang tampil 14.02
"Serius banget natap tu handphone! Pacar Lo ya?!" tanya Estri ingin tahu.
Happy melongok dan membaca sekilas nama yang tertera di layar smartphone Bintang, "Ran."
Bintang langsung menekan tombol di sisi kanan smartphone. Membuat layar smartphone-nya menjadi gelap tanpa ada apa pun di sana.
"Kepo!" sahut Bintang sebelum memasukkan smartphone ke saku baju putihnya.
"Eh, guys! Mas Ryota kira-kira ikut UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) apa ya? Gue bakal masuk ke UKM yang ada Mas Ryota-nya aja," tutur Lina yangs sedari tadi fokus menatap ke depan.
"Nah, itu dia! Masa Pres BEM nggak ikut UKM sama sekali," kata Happy.
Tiba-tiba, lampu penerangan di atas panggung mati. Semua Maba yang berada di balairung terdiam di tempat. Semua mata mengarah ke satu titik yang sama, ke tengah panggung. Mereka menerka-nerka UKM apa yang akan tampil setelahnya. Tepuk tangan dari para panitia POEMA terdengar, ketika Sinta dan Angga berteriak memanggil UKM yang akan tampil mempresentasikan kegiatannya.
"The next is UKM Taekwondo!" teriak Sinta dan Angga serempak.
Satu per satu para anggota UKM Taekwondo menaiki panggung. Seragam dobok berwarna putih bersih tampak mendominasi panggung. Semua anggota berseragam sama, hanya warna sabuk dan kerah saja yang membedakan. Kerah hitam-merah digunakan untuk peserta penyandang sabuk poom (sabuk berwarna hitam dan merah). Sedangkan kerah hitam digunakan untuk peserta penyandang sabuk hitam (DAN). Mereka membentuk barisan segitiga sebelum melakukan poomsae taekwondo.
Suara musik mulai menggema. Mengiringi langkah para anggota taekwondo mendemonstrasikan gerakan poomsae. Mereka melakukannya dengan serempak seperti seorang penari dance. Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan untuk melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu.
"Ya ampun! Mas Ryota anggota UKM Taekwondo!" seru Happy ketika melihat Alrescha sekilas.
"Sumpah, Hap?! Demi apa?" sahut Ria.
"Gila, guys! Udah cakep, pintar, jago bela diri lagi," kata Estri bersemangat, "gue mau ikut UKM Taekwondo. Biar bisa ketemu Mas Ryota terus."
"Dan satu lagi, saleh. Mas Ryota itu imam-able banget!" tambah Ria kala mengingat suara merdu Alrescha pada saat menjadi imam salat zuhur berjamaah di masjid kampus. "Aku jadi pengen dihalalin sama Mas Ryota."
"Huweeekkk!!!" seru teman-temannya serempak.
"Kita daftar bareng nanti!" ajak Lina antusias, sedang Bintang memandang rekan-rekannya dengan malas.
Dalam diamnya, Bintang terus mencari keberadaan Alrescha. Tak seperti teman-temannya yang sudah berhasil melihat sosok Alrescha di atas panggung. Debaran aneh mulai terasa di hati Bintang, diiringi dengan detak jantungnya yang berdegup kencang. Tatapannya semakin fokus, ketika berhasil melihat Alrescha dengan jelas.
Sorak sorai terdengar ketika barisan berbentuk segitiga itu terbuka. Menampilkan Alrescha yang mengenakan dobok dengan kerah hitam DAN. Alrescha menampilkan salah satu gerakan poomsae tersulit. Barisan itu menutup. Lalu terbuka kembali dan menampilkan seorang perempuan berhijab dengan dobok berkerah hitam-merah melakukan gerakan yang berbeda. Tepuk tangan keras terdengar bersahutan saat presentasi poomsae taekwondo selesai. UKM Taekwondo pun memperkenalkan jajaran kepengurusan dan para pelatihnya sebelum menampilkan jurus taekwondo yang lain.
"Tadi adalah poomsae taekwondo. Poomsae adalah rangkaian jurus atau rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri yang dilakukan untuk melawan lawan imajiner," terang salah satu Saboem, panggilan untuk pelatih taekwondo.
"Dan selanjutnya, adalah Teknik Kyukpa." Saboem tersebut kembali menjelaskan, "Teknik ini merupakan teknik pemecahan benda keras dan dalam melatihnya, kita memerlukan obyek benda mati, seperti genting, batu bata, atau paling tidak papan kayu di mana bisa ditendang, disabet, atau dipukul."
Beberapa anggota taekwondo mengambil papan kayu berbentuk segi empat. Mereka berdiri di posisinya masing-masing dalam satu baris. Ada lima orang yang memegang papan kayu di depan dada. Bergantian para anggota UKM taekwondo menendang kayu itu hingga terpecah belah. Kemudian formasi berganti. Enam orang tampak memegang papan kayu di depan dada, dan satu orang memegang papan kayu sembari berdiri di atas kedua bahu rekannya dengan ketinggian kurang lebih 2 meter.
Suara keriuhan mulai terdengar, ketika Alrescha melangkah maju ke depan. Ia memasang kuda-kuda sebelum memulai aksinya. Setelah siap, salah satu kakinya melangkah. Lalu memberi tendangan keras memutar hingga semua papan kayu pecah. Kemudian ia memukul dan menendang papan kayu yang disodorkan di hadapannya secara bergantian. Terakhir ia sedikit berlari dan melompat dengan bertumpuan pada kedua lengan temannya sebelum menendang papan kayu yang berada di ketinggian 2 meter.
Bintang terpaku di tempatnya. Melihat aksi terakhir Alrescha yang sangat berbahaya. Jantungnya seakan merosot jatuh ke bawah saat melihat Alrescha melompat sebelum menendang papan kayu dengan keras. Tangan kanannya meremas smartphone yang digenggamnya dengan kuat. Mencoba mengontrol desiran aneh yang mulai menghinggapi dirinya. Dalam hati ia bergumam. Ia harus bisa menghindari Alrescha jika tak ingin kinerja jantungnya menjadi abnormal setiap waktu. Ia tak ingin, rasa semu di hatinya tumbuh dan mengakar kuat tanpa bisa dikendalikan.
Tbc.
14Feb.18
Selama ada stok, aku akan update.
Kalau stok habis, selamat menunggu dengan sabar.
FYI, Video teratas adalah contoh poomsae taekwondo. Sedang video terbawah adalah teknik kyukpa taekwondo.
Terima kasih atas antusiasnya kepada cerita aneh tentang Alrescha. 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top