craving | ichinose guren

Craving  /'kreɪvɪŋ/ kb. Idaman, Perdambaan, Idam, Kepemilikan

...

"Guren, bangun" tubuh yang tengah terlelap itu diguncang pelan oleh wanita berambut [hair color] yang sedang memegangi perutnya dengan lengannya yang satu lagi.

"Hm?" masih dengan mata yang terpejam laki-laki bersurai gelap itu bangun dari tidurnya.

"Gawat"

Padahal wanita itu berbicara dengan nada yang sangat tenang tetapi si laki-laki malah  tiba-tiba bersiap dengan posisi siaga; kelopak matanya terbuka dan menampakkan siratan panik di bola matanya.

Kedua tangannya memegang pundak wanitanya, "Ada apa?"

"Aku tiba-tiba ingin makan sesuatu"

"Astaga," Guren menghela nafasnya, ia merilekskan tubuhnya sebentar lalu kembali berujar, "Kau ingin makan apa?"

"Baklava roll"

"Baklava roll?"

"Ya, Baklava roll," wanita itu menganggukkan kepalanya, "Tapi kalau dipikir-pikir lagi aku jadi ingin makan Lachmacun juga. Oh! Köfte juga, lalu Meze yang manis, Souvlaki, Gözleme, Simit, Hummus, dan Dondurma juga, umm manis dan dinginnya terbayang"

"[Name]," Mendengar panggilan suaminya, wanita itu mengalihkan pandangannya, "Kau dari tadi bicara pakai bahasa apa sih sebenarnya?"

Wanita bermanik [eye color] itu menghela nafasnya, "Itu tadi nama makanan Turki"

"Tumben kau pengen makan makanan Turki, lagipula mana ada yang menjual makanan itu tengah malam begini"

"Tolong kau bikinkan, kurasa?"

"Aku tidak bisa"

"Tolong belikan?"

"Tadi kan aku sudah bilang tidak ada yang buka kalau tengah malam begini"

"Kau kan belum mengeceknya, bagaimana kalau ternyata ada?"

"Kalau tidak ada?"

Tak ada jawaban, hanya tatapan lurus ke arah manik gelap milik Guren. 

"[Name]?"

"Ya sudah tidak usah besok pagi saja, kalau aku masih ingin makan," ucapnya kemudian membaringkan dirinya di kasur.

Mereka sudah bersama beberapa tahun belakangan ini dan Guren sangat yakin kalau sekarang wanita yang sedang mengandung anaknya itu sedang merajuk.

"Baiklah akan ku carikan," Guren turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah lemari.

"Tidak usah, aku sudah tidak lapar lagi"

"Ayolah [Name], aku janji akan membawa pulang makanan yang kau sebut tadi"

[Name] membalikkan posisi tubuhnya, "Semuanya?"

"Kau benar-benar ingin itu semua?"

Wanita itu diam sejenak, "Baklava Roll, itu saja"

"Oke princess, your Baklava Roll is coming to you soon"

 Tapi bukannya tengah malam begini restoran turki sudah tutup? tentu saja, apalagi di seluruh Jepang hanya ada satu restoran saja yang masih berdiri. Salah siapa coba keadaan dunia bisa sampai begini? nahloh.

Jadi gimana dong? tenang saja, Guren sudah kepikiran satu tumbal yang akan dia susahkan malam ini.

Kakinya melangkah ke asrama tempat seorang prajurit berambut merah dan berkaca mata tinggal. Ya, ini dia surprise guest kita untuk malam ini, Kimizuki Shiho.

"Letkol Guren?!" Pemuda yang tadinya masih mengantuk tiba-tiba segar ketika melihat atasannya yang tiba-tiba datang di waktu seperti ini, "Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Berhentilah terlalu formal, ini bukan urusan kemiliteran," Guren mengacak rambutnya pelan, "Kudengar kau pandai memasak, aku mau minta tolong"

Kimizuki menekuk alisnya;bingung, "Y-ya?"

"Istriku ingin Baklava Roll, bisa kau buatkan?"

"Eh?"

Yah, walaupun kaget karena tiba-tiba didatangi dan sama sekali tidak tau bentukan Baklava Roll itu seperti apa tapi Kimizuki tetap membuatnya--dengan bantuan buku resep yang untungnya ada di perpustakaan. Setelah beberapa kali percobaan akhirnya pemuda itu berhasil membuatnya semirip mungkin dengan yang dibuku, sambil berharap semoga rasanya juga sama.

"Letkol, ini sudah... jadi"

Andai yang sekarang ada di posisi Letkol Guren itu si Yuu, pemuda berkaca mata itu pasti tidak akan segan untuk memukulnya. Bagaimana tidak, saat dia sedang bersusah payah eh orang yang minta tolong malah enak-enakan tidur di kursi.

"Letkol Guren," kali ini Kimizuki berujar dengan tegas dan membuat atasannya itu terbangun.

"Oh? Sudah jadi," Ia bangkit dari kursinya, mengambil kotak yang berisi pesanan istrinya dan berjalan keluar, "Terima kasih, kau boleh tidur lagi sana. Tidak baik anak kecil begadang" 

Kan? Ingin sekali rasanya memukul seseorang.

Dengan perasaan tenang--dan senang Guren kembali ke rumahnya hanya untuk mendapati istrinya yang sedang duduk di meja makan sambil sibuk mengunyah sesuatu.

"Kau makan apa?"

"Baklava roll, pantas saja aku tiba-tiba pengen, ternyata tadi siang aku membelinya tapi belum sempat  memakannya," ujarnya sambil tertawa, "Kau mau, Guren?"

...

fin. Craving

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top