Ryouta membiarkan gadis yang bersamanya itu melangkahkan kaki terlebih dahulu ke dalam ruangan. Pintu pun kemudian ditutupnya sebelum sang model berjalan mendekati gadis yang berdiri di tengah ruangan.

“Kise-sama! Kau tidak tahu betapa bahagianya aku! Aku sungguh fans beratmu!”

Senyum tersungging bersamaan dengan lengan Ryouta yang melingkar di bahu gadis itu dari belakang.

“Benarkah?” sebuah kata keluar dalam sebuah bisikan. Wajah rupawan itu hanya berjarak beberapa senti dari telinga gadis dalam dekapannya. “Terima kasih. Tapi aku muak denganmu.”

Bang

Peluru melesat menembus pelipis si gadis malang. Darah mengalir deras dari luka yang dihasilkan, membuat lantai ruangan penuh akan genangan warna merah ketika tubuh itu jatuh seketika.

“Sikapmu yang selalu mengagung-angungkan namaku namun tak pernah berhenti menghina kekasihku itu sungguh memuakkan. Kau membuatku ingin muntah, jalang.”

.

Jadi, kalau kepala ditembak itu pecah atau berlubang?