“Terimakasih sudah mau menemaniku memandang bintang, Seijuurou.”

“Tentu saja, (Your name).”

Dua sejoli yang tengah duduk bersampingan di balkon keluarga Akashi itu masih setia melakukan kegiatan mereka sejak beberapa saat yang lalu. Memandangi bintang merupakan hal yang (Your name) sukai. Dan tak ia sangka kekasihnya juga menyukai hal yang terkesan membuang-buang waktu itu.

“Aku tak pernah mengira kau juga menyukai stargazing, Seijuurou,” komentar (Your name) tanpa mengalihkan pandangan dari taburan bintang di langit.

“Apakah aneh jika aku menyukainya?”

(Your name) menatap sang kekasih dengan senyuman lebar. “Tidak. Tentu saja tidak.”

Dan keduanya kembali mengalihkan pandang ke taburan bintang yang kemerlap di malam itu.

Seijuurou tersenyum kecil. Sejujurnya ia memang tidak begitu menyukai stargazing. Cenderung membuang-buang waktu dan itu betul. Karena alasan di balik kesediaannya melakukan stargazing bukanlah indahnya bintang-bintang yang senantiasa menghiasi langit malam.

Seijuurou tak pernah peduli dengan hal itu.

Yang membuatnya mau meluangkan waktu untuk memandang bintang yang setiap malamnya selalu ada ialah dengan siapa ia melakukannya.

Karena demi (Your name), Seijuurou akan selalu bersedia meluangkan waktunya untuk stargazing. Demi melihat senyum lebar di wajah manis itu, apa saja akan ia lakukan.

.

Another part gaje?
Ugh. Saya benci sama perasaan familiar semacam "ini tu maksudnya begini! Tapi, gimana nulisnya?!" Yang berujung sama tulisan saya yang diksinya jadi amburadul (¯―¯٥)