Z- Zoo | Eugeo

Guru di depan sedang menerangkan berbagai rumus fisika yang memuakkan. Beberapa orang diantara murid-murid yang lain ada yang fokus dengannya, ada yang bermain dengan bolpoinnya, ada juga yang asik tertidur. [Name] sendiri sedang melamun dengan tatapan mengarah ke luar jendela.

[Name] terus melamun sampai sebuah ‘objek’ yang menarik perhatiannya. Gadis itu semakin memfokuskan pandangannya kepada sang ‘objek’. Eugeo. Benarkah dia? Apa yang dia lakukan di tengah lapang saat proses belajar berlangsung?

Eugeo melambai-lambaikan tangannya ke arah [Name]. Sepertinya laki-laki itu hendak mengatakan sesuatu, namun tentu saja [Name] tak tahu itu apa.

Eugeo terlihat membuang napasnya pelan. Segaris senyum terukir di wajahnya. Laki-laki berambut pirang itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ponsel!

Drrt~

Ponsel [Name] pun bergetar.

From: Eugeo

Keluarlah sekarang, [Name]

[Name] mengernyit bingung sebelum jarinya bergerak membalas pesan singkat itu.

To: Eugeo

Keluar? Untuk apa? Sekarang masih belajar.

[Name] menekan tombol ‘send’ yang tertera di sana. Tak lama kemudian, balasan pun muncul.

From: Eugeo

Pokoknya keluar. Bawa tas dan sepatumu. Bilang ke gurumu, kau sedang tidak enak badan. Cepat!

Apa maksudnya?

Gadis itu menghela napas sebelum berdiri dari kursinya. Hal itu membuat semua menatapnya. Termasuk sang Guru yang tengah mengajar.

"Ada apa?"

"Etto... Aku sedang tidak enak badan. Bisakah aku pergi ke ruang kesehatan?" [Name] menjawabnya dengan gugup. Bingo! Dia baru saja mengelabui seorang guru.

Guru itu mengangguk, membuat senyuman tiba-tiba menghiasi wajah [Name]. Dengan segera, gadis bermata [eye color] itu keluar kelas dan menuju lapangan.

Disana, [Name] melihat sosok Eugeo yang tengah menunggunya.

"Sudah lama menunggu?" tanya [Name] setelah ia sampai di depan Eugeo.

Laki-laki itu menjawab, "Hampir."

"Kita, mau kemana?"

Eugeo tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi-giginya yang putih, "Bolos."

Itu kalimat terakhir Eugeo sebelum remaja itu menarik tangan [Name] dan mereka berlari keluar gerbang.

Tunggu.

Eugeo menarik tangannya?

Bahkan laki-laki itu menggenggam tangannya seerat ini?

Oh Tuhan, mimpi indah apa [Name] semalam?

Terserahlah.

Yang jelas, [Name] benar-benar bahagia hari ini!

Mereka terus berlari di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai. [Name] melirik jam tangannya dan ternyata ini masih jam 8!

Oh, benar-benar. Ini hari pertamanya membolos. [Name] tak pernah membolos saat pertama kali ia masuk sekolah mana pun. Ya, menyenangkan memang. Terlebih jika bisa membolos dengan orang yang disukai. Apakah ini bisa disebut dengan kencan?

[Name] tiba-tiba melepaskan pegangan tangannya. Lelah. Gadis itu terengah-engah, mencoba mengatur nafas agar normal kembali. Jarak Eugeo dengannya berbeda beberapa langkah. Laki-laki itu terlihat berkacak pinggang dan terkekeh.

"Lelah?" tanyanya. [Name] mengangguk yakin.

"Jika kau lelah ya sudah, rencana hari ini kita gagalkan saja." ucap Eugeo.

[Name] segera menggeleng sambil berkata, "Jangan. Kalau begitu, sia-sia saja kita bolos."

"Kau sudah sangat kelelahan. Jalan masih jauh. Bus jam segini jarang lewat. Kereta jauh. Sepeda tidak ada. Mau bagaimana lagi. Kita kembali ke sekolah saja."

DEG!

[Name] sontak merasa kecewa atas pernyataan yang baru saja Eugeo ucapkan.

"Aku kuat! Aku tidak lelah!" Teriak [Name] pada Eugeo sambil mengajak laki-laki itu berlari lagi. Gadis itu sempat melirik Eugeo yang kini tersenyum kecil.

Selang waktu kemudian, akhirnya mereka sampai pada tempat yang dituju. Tempat yang sudah Eugeo rencanakan. Tempat yang rela [Name] rela membolos untuk mengunjunginya dengan laki-laki itu. Benar-benar nekat.

"Kudengar dari sahabatmu, kau sangat ingin berkunjung ke tempat ini kan? Melihat, hm, anak gajah?" ujar Eugeo sambil menunjuk-nunjuk tulisan ‘ZOO’ yang besar di gerbang itu.

"Sudah lama. Tapi aku tak sempat juga mengunjunginya. Orang tuaku selalu sibuk." Balas [Name] dengan muka pasrah. Eugeo tersenyum lalu mengajaknya untuk membeli tiket. Namun ketika sampai di sana, tempat penjualan tiket itu kosong. Tak ada orang. Dan gerbang pun ditutup rapat.

Eugeo tiba-tiba menepuk jidatnya, "Aku lupa. Ini hari Jum'at. Dan kebun binatang tutup di hari Jum'at."

JLEB!

Perasaan kecewa, sedih , kesal, bercampur saat itu juga. Sayang sekali, [Name] sudah merelakan jam belajarnya untuk pergi dengan Eugeo, membiarkan tenaga dan cairan di tubuhnya habis terkuras karena lelah berlarian.

Namun ini yang ia dapatkan? Kenapa Eugeo bisa seceroboh ini? Ah, jelas itu bukan kesalahan Eugeo.

"Maaf." ucap Eugeo dengan nada penuh penyesalan. "Lain kali, kita akan pergi ke sini lagi. Setuju?"

[Name] mendongakkan wajahnya untuk melihat laki-laki berambut pirang itu.

"Berikan tanganmu." Eugeo menarik tangan [Name] kemudian menuliskan sesuatu di atas telapak tangan gadis itu dengan tangannya bak bolpoin yang sedang menulis di selembar kertas. Eugeo menggambar huruf Z, kemudian O, kemudian O lagi. Tepat. Zoo! Kemudian laki-laki itu meletakan telapak tangan itu ke jidat gadis di depannya.

"Ini janji tempel. Janji ini akan menempel. Akan lepas jika sudah terpenuhi. Aku akan selalu ingat dengan janji ini." ucap Eugeo sambil tersenyum ke arah gadis bersurai [hair color] itu.

Tak sadar, perasaan kecewa [Name] saat itu berganti dengan kebahagiaan. Gadis itu kembali tersenyum.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top