O- Obat | Akabane Karma

Riquest by renezen

.
.
.

Entah untuk yang keberapa kalinya helaan napas terdengar dari gadis berambut [hair color] itu. Manik [eye color] sang gadis menatap kesal pada seonggok manusia jelmaan iblis yang kini tengah meringkuk di balik selimut yang membungkus tubuh itu mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Berhenti membuatku kesal, Karma."

"Bodo amat."

Perempatan siku-siku mulai bertengger di kepala gadis bernama lengkap [Full Name] itu. Dengan kasar, ia menarik selimut yang membungkus tubuh Karma hingga pemuda berambut merah itu mendesis karena tenaganya tidak cukup kuat untuk mempertahankan selimut yang kini sudah berpindah tangan.

"Ck! Pulang saja sana!" Karma menatap [Name] kesal disertai wajahnya yang merona karena demam yang kini menjangkit tubuhnya.

Gadis bermata [eye color] itu menggeleng tegas, "Tidak, sebelum kau meminum obatmu."

"Sampai mati pun aku tidak akan minum obat itu!"

"Kenapa kau keras kepala sekali?"

"Dan kenapa kau menyebalkan sekali?"

"Kau mau sembuh tidak?"

"Aku akan sembuh walau tidak meminum obat itu."

[Name] menghela napas panjang. Mungkin gadis itu berusaha menekan emosinya yang sudah mencapai ubun-ubun dalam menghadapi setan merah ini. "Ini hanya obat, Karma. Bukan racun."

"Tapi rasanya seperti racun. Pahit. Tidak enak."

"Kau mengharapkan apa? Aku memberimu obat sirup rasa jeruk? Begitu?" ucap [Name] gemas. Ingin rasanya ia segera mencekoki Karma dengan obat di tangannya ini.

"Nah, itu lebih baik ketimbang obat pahit di tanganmu itu."

[Name] menatap Karma kesal begitupun sebaliknya. Hal itu berlangsung beberapa saat hingga akhirnya Karma mengernyit karena mendapati [Name] yang kini tengah tersenyum aneh.

"M-mau apa kau?" Karma beringsut mundur karena [Name] mulai menaiki kasur miliknya. Masih dengan senyum mencurigakan yang menghiasi bibir gadis itu.

"Mau apa? Tentu saja aku mau membantumu minum obat." [Name] memasukan sebutir obat itu ke dalam mulutnya sebelum menenggak sedikit air.

"Aku tidak ma-..."

Terlambat. Sebelum melontarkan kalimat penolakan untuk kesekian kalinya, [Name] sudah menarik kerah baju yang Karma kenakan sebelum menempelkan bibirnya pada bibir pemuda berambut merah itu. Dengan segera, [Name] memindahkan obat yang sudah lumat dalam mulutnya pada Karma hingga mau tidak mau, kekasihnya itu menelan obat tersebut.

"Uhuk... uhukk... uhukk..."

[Name] tersenyum puas seraya mengusap sudut bibirnya menggunakan ibu jari. Netra [eye color] gadis itu tak lepas dari wajah Karma yang sudah sangat memerah. Entah memerah karena demam atau hal lainnya.

"B-baka! K-kalau aku mati tersedak bagaimana?!" Karma menutup bibirnya dengan punggung tangan seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain disertai wajah yang memerah.

Satu kata. Menggemaskan.

Ah, [Name] merasa Karma jadi lebih manusiawi jika sedang sakit. Berbeda sekali saat pemuda itu dalam keadaan sehat wal'afiat.

Yah, berdoa saja. Semoga [Name] tidak tertular demam setelah melakukan hal nekat pada Karma beberapa saat yang lalu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top