L- Laut | Nanase Haruka

Haruka sangat menyukai laut. Ah, pria itu memang selalu menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Entah itu air terjun, air mancur, hingga air tajin sekalipun.

Mungkin ada satu jenis air yang tidak Haruka sukai. Jenis air itu adalah airmata. Terlebih jika airmata itu dikeluarkan oleh gadis bernama lengkap [Full Name]. Seorang gadis yang membuat Makoto berdecak kagum karena sanggup membuat Haruka si bocah nolep dan maniak air itu bisa memikirkan hal lain selain berenang.

Itu sesuatu baik, sebenarnya. Dan hal itu juga membuktikan bahwa Haruka tetaplah laki-laki normal yang tidak akan mungkin menikahi air. Hal yang selalu ditakutkan oleh Nagisa terhadap kelangsungan masa depan temannya itu.

"Nee, Haru. Kau masih mau di sini?" Makoto menepuk pundak Haruka yang masih memfokuskan tatapannya pada laut yang membentang luas di depan mereka.

Haruka hanya mengangguk dalam diam, membuat Makoto menghela napas untuk kesekian kalinya.

"Haru, mungkin saja dia tidak akan dat-..."

"Dia pasti datang. Aku percaya padanya." Haruka memotong kalimat yang sangat tidak ingin didengarnya dari Makoto. Dengan nada datar, tentu saja.

Makoto bertukar pandang dengan Nagisa yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Alasan lain kenapa Haruka sangat menyukai laut adalah, karena laut adalah rumah gadis yang telah berhasil mengisi kekosongan hatinya.

"Baiklah. Kalau begitu, kami kembali ke penginapan lebih dulu. Kau jangan terlalu lama berdiri disini. Anginnya semakin kencang kurasa."

Haruka kembali mengangguk tanpa melihat lawan bicaranya. Makoto dan Nagisa kembali bertukar pandang sebelum mulai berjalan menuju penginapan, meninggalkan Haruka yang masih berdiri mematung di tempatnya berpijak.

"Aku yakin kau pasti datang. Kau tidak mungkin berbohong padaku kan, [Name]." gumam Haruka seraya menundukkan kepalanya.

"Tentu saja aku tidak akan berbohong padamu."

Suara merdu itu sukses membuat Haruka seketika mendongak, dan iris sebiru lautannya mendapati gadis yang sedari tadi ditunggunya kini tengah tersenyum di permukaan air laut.

Perlahan tapi pasti, langkah kaki Haruka membawa pria itu memasuki bibir pantai hingga berhenti saat air laut telah mencapai pinggangnya.

"Kenapa kau baru datang?" tanya Haruka setelah ia tiba tepat di depan gadis bersurai [hair color] itu.

"Maaf. Aku harus menunggu hingga Ayahku memasuki ruang kerjanya."

Haruka menghela napas mendengar penjelasan gadis itu. "Kau bilang mau menunjukkan sesuatu padaku. Apa itu?"

"Ah!" Seolah teringat akan tujuan utamanya, [Name] kembali tersenyum cerah. "Ikutlah denganku. Kita harus berenang sebentar untuk sampai di tempat itu."

Haruka mengangguk dan bersiap berenang bersama gadis itu.

"Mau balapan?" tanya [Name] seraya menaik turunkan alisnya main-main.

Haruka mendengus seraya mengacak rambut panjang gadis di depannya. "Seperti kau pernah menang saja melawanku."

"Ayo buktikan. Yang kalah harus melakukan apapun perintah pemenang. Bagaimana?"

"Menarik." Haruka mengangguk setuju, "Baiklah. Persiapkan dirimu untuk melakukan perintahku, [Name]."

"Tidak akan. Karena aku lah yang akan menang." Setelah selesai dengan kalimatnya, gadis itu langsung berenang meninggalkan Haruka yang hanya bisa mendengus sebelum bergerak menyusul [Name] yang kini mempercepat gerakan ekornya meninggalkan Haruka di belakang.

"Dasar curang."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top