F- Fake Smile | Edogawa Ranpo

Request by Rumi_Mizuki
Gomen kalo ancur ya :"

.
.

Manusia memang makhluk yang paling lihai dalam memakai topeng. Apa yang ada di dalam hati bisa disembunyikan dengan begitu apik melalui ekspresi dan sorot mata yang berbeda. Perasaan yang sesungguhnya bisa tertutupi oleh guratan wajah yang ditunjukkan pada orang-orang di sekitarnya.

Kita semua pasti pernah berusaha menyembunyikan sesuatu melalui senyuman. Ketika yang kita rasakan adalah luka dan kesedihan tapi kita berusaha untuk terlihat baik-baik saja, demi membuat orang di sekitar kita tak cemas.

Persis seperti yang selalu dilakukan pemuda bermata hijau itu, Edogawa Ranpo. Seorang pria berambut hitam dan memiliki tinggi badan di bawah rata-rata.

[Name] kerap kali melihat Ranpo tersenyum sepanjang waktu. Namun entah kenapa, ia merasa senyuman pria itu tidak pernah mencapai matanya.

"Hentikan senyum bodohmu itu. Kau membuatku muak."

Ranpo menoleh pada [Name] yang kini tengah bertopang dagu di mejanya.

"Kenapa? Bukankah senyum itu ibadah?" jawab pria itu masih dengan senyuman yang terpeta di wajahnya.

"Senyum tulus yang berasal dari hatimu, Ranpo. Bukan senyum palsu yang selalu kau tampilkan setiap hari."

"Memang apa bedanya? Bukankah itu sama-sama senyuman."

"Senyum bisa dipalsukan, tapi tidak dengan kebahagiaan."

Pria berambut hitam itu terdiam beberapa saat.

"Tertawalah saat kau merasa bahagia. Tersenyumlah saat kau merasa senang. Marahlah saat kau merasa kesal. Dan... menangislah saat kau merasa sedih."

"Menangis? Kau pikir aku anak perempuan?"

"Menangis tidak harus identik dengan perempuan. Ada kalanya seorang pria juga mengekspresikan apa yang ia rasakan dengan tangisan. Seperti Dazai misalnya?" [Name] mengangkat bahu acuh.

"Kau melihat dia menangis?"

[Name] mengangguk, "Aku melihatnya menangis saat Kunikida-kun merobek buku panduan bunuh dirinya kemarin."

Ranpo tertawa mendengar kalimat yang terlontar dari gadis bersurai [hair color] itu. "Sekarang aku tahu kenapa dia terlihat murung sejak tadi pagi."

"Dazai-kun mengekspresikan perasaannya. Tidak seperti seseorang yang menyembunyikan apa yang dia rasakan di balik sebuah senyuman." Iris [eye color] [Name] melirik pemuda bermata hijau itu dari sudut matanya.

Ranpo mendengus seraya memasukan tangan ke dalam saku celananya. Matanya membalas lirikan mata [Name]. "Setidaknya, aku tersenyum dari lubuk hatiku saat bersamamu. Iya kan?"

[Name] tidak bisa menahan senyum begitu mendengar kalimat yang terucap dari pria yang berdiri di depan mejanya itu.

Yah, setidaknya Ranpo tidak menunjukkan fake smile pria itu ketika bersamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top