Chapter 12
".......kali ini aku benar-benar mengacaukannya huh...."
Dengan wajah muram. Megumi mengomentari dirinya di depan kaca wastafel, sedikit ngeri akan kondisi tubuhnya yang kini dihiasi bekas-bekas gigitan dan beberapa memar ringan. Tetapi setidaknya sekarang dia merasa lebih segar ketimbang beberapa hari yang lalu. Walaupun sebagai gantinya semua luka-luka kecilnya terasa perih dan badan bagian belakangnya menyakitinya.
Dia mengamati dirinya di depan kaca untuk beberapa saat, sampai akhirnya menghela nafas panjang dan mulai mandi. Dia harus meminimalisir Feromon Yuta yang melekat pada tubuhnya.
Secara mental. Megumi sedang berusaha untuk tidak mempermasalahkan apa yang barusan telah terjadi diantaranya dan Yuta.
Toh, tidak ada yang bisa dilakukannya dalam situasi tersebut.
Dari awal dia terlahir di dunia ini sebagai seorang Omega dan Yuta adalah Alpha. Sang dokter muda sudah banyak membantunya namun siapa menyangka dia sampai membantunya melewati masa Heat.
Apalagi ini bukan pertama kalinya untuknya, hanya dengan Yuta saja yang baru pertama kali dilakukannya. Dan setelah terjadi, dia merasa seks dengan Yuta cukup memuaskan. Walaupun kenyataannya masih ada suatu hal yang membuatnya kurang puas, sedikit kesal malah.
Megumi tidak terbiasa di posisi Bottom.
Mungkin itu terdengar sangat aneh semenjak dia adalah Omega. Walaupun lelaki sekalipun, secara alami dia memiliki takdir sebagai seorang ibu, sama seperti perempuan kebanyakan. Dan peran Omega diatas ranjang pun menjadi demikian pula. Selama Heat mereka membutuhkan seks dan sperma, sekaligus mencari Alpha yang tepat untuk anak-anak mereka.
Tapi Megumi tidak tertarik dengan semua itu. Tidak pernah sekalipun terbesat dalan pikirnya kalau suatu hari, pada suatu saat, dia akan menemukan pasangan Alphanya dan membangun keluarga bersama dengannya.
Bayangan tersebut terlalu asing baginya.
Dia cuma ingin kehidupan seksual yang normal, yang dalam artinya mengesampingkan kelamin tipe kedua dan Feromon. Apalagi dia bukanlah Gay. Mungkin kategori Biseksual lebih akurat untuk mendiksripsikan dirinya.
Berada di posisi Bottom memang tidak buruk tapi dia tidak terlalu menyukai efek sampingnya. Megumi sangat benci ketika badannya merasa sakit dan perih seperti sekarang ini. Maka karna itulah seks dengan perempuan Beta selalu menjadi pilihannya. Jarang ada wanita Beta yang ingin mendominasinya, kebanyakan dari mereka selalu mengiranya Alpha sebelum Megumi memperkenalkan dirinya sebagai Beta.
Sayangnya setelah dirinya dikonfirmasi mampu untuk memasuki masa Heat. Mulai sekarang akan lebih susah untuk menutupi kelamin tipe keduanya.
Untungnya Megumi bukan pria kecil yang menggemaskan seperti kebanyakan Omega. Tingginya mencapai 180cm, memiliki massa otot yang cukup memberinya kesan maskulin. Para wanita selalu menyukainya, memanggilnya pangeran berkuda putih. Mungkin dikarenakan wajah tampannya memiliki garis halus yang memberikan sedikit kesan feminim, sekaligus gentleman, walaupun kenyataannya jauh dari apa yang dibayangkan para kaum hawa. Dibandingkan penampilannya, Megumi hanyalah mantan preman yang berusaha menjalani hidup setelah tobat.
Meskipun, sepertinya setelah ini dia akan kembali lagi ke kehidupan lamanya yang keras. Berkat pekerjaan dari klan Gojo dia mulai membuatnya mengenang masa lalunya.
OXO
Tidak lama setelah Yuta selesai membereskan kekacauan yang mereka perbuat. Megumi keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat dan basah kuyup.
Yuta dibuat tercengang sebentar sebelum akhirnya memarahi Megumi, "Pakai bajumu!" serunya lalu melempar kaos dan celana jean yang telah disiapkannya. "Setidaknya keluarlah setelah kau memakai handuk. Jangan bilang kau juga seperti ini dirumah!!?"
"....tsumiki tidak pernah mempermasalahkannya," jawab Megumi menaikan satu alisnya. Sepertinya tak memahami masalah Yuta. Bukannya si dokter sudah melihat semua bagian tubuhnya? Bahkan sampai ke lubang pantatnya....
"Kalian kakak beradik benar-benar aneh," keluh Yuta sambil geleng-geleng kepala akan ketidakpekaan Megumi, tetapi setelah itu dia tidak lagi mempermasalahkannya.
Membiarkan Megumi memakai bajunya, Yuta pun lantas memasukan dua botol obat ke dalam kantong plastik lalu memberikannya pada Megumi.
"Mulai besok pastikan kau meminum Inhibitor mu---tidak. Kau harus mulai meminumnya sekarang," ujar Yuta yang berubah pikiran di tengah-tengah dia mengingat sesuatu.
Yuta langsung membukakan botol tersebut lalu menuangkan tiga butir pil berwarna putih-hijau ke atas telapak tangan Megumi.
"Umm. Obat ini juga berguna sebagai obat kontrasepsi....hanya untuk jaga-jaga," terangnya nampak bersalah.
Megumi lantas menggengam obat itu, namun tak langsung meminumnya. Dia mendongak melihat Yuta sebentar sebelum ia bertanya, "Okkotsu-san sudah repot-repot menggunakan kondom. Apalagi yang membuatmu memasang wajah seperti itu?"
Megumi, dia bertanya sambil tersenyum jenaka. Dia sungguhan tak mengerti mengapa Yuta/Alpha Dominan yang telah mengurusnya dengan sangat baik, merasa bersalah padanya.
Yuta sempat tertegun akan senyuman tersebut. Padahal tadi dia sudah siap mendapatkan amukan Megumi, dan perang dingin dengannya setelahnya.
Dia sama sekali tak menyangka Megumi rupanya akan menanggapi Heat pertamanya seringan ini.
Mungkin dikarenakan kehidupan Fushiguro bersaudara tidak pernah mudah.
Mental kedua kakak adik Omega itu jadi bagaikan lempengan baja. Yuta sudah lama mengenal keduanya. Namun sepertinya kesan terhadap pribadi mereka yang kuat namun antik tidak akan mudah hilang dari dalam benaknya.
"...minum saja. Terkadang kau tidak bisa hanya mengandalkan alat kontrasepsi umum," jawab Yuta malu-malu setelah dia terdiam beberapa saat. "Kau harus rajin meminumnya. Heat mu kali ini belum termasuk Heat sepenuhnya. Biasanya Heat Omega akan berlangsung selama 2-3 hari. Jadi sebaiknya setiap hari kau rajin meminumnya, setidaknya sekali dalam sehari. Kau dengar?" ocehnya kemudian selayaknya dokter.
Ukh, kalau Yuta sudah mengocehinya dengan nada tersebut. Megumi selalu memasang wajah masam. "Iya aku tahu!" serunya tanpa menghilangkan kekeras kepalaannya. Lalu dia menelan tiga butir di tangannya sebelum merampas kantong plastik yang di bawa Yuta. "Sudah kemarikan!" pintanya lalu memasukannya ke dalam kantong jaket.
"Pastikan juga kau tidak meremehkan Feromon Alpha yang berusaha mendekatimu," imbuh Yuta untuk terahir kalinya. Sebaiknya dia tidak terlalu mengekang Megumi. Dia paham betapa kekanakannya kadang Megumi.
Sementara Megumi, dia hanya mendengus kesal menanggapinya. Sebelum akhirnya dia ingat sesuatu, setelah melihat pintu di pojok ruangan.
"Tas yang kutitipkan padamu. Masih ada?" tanyanya lalu berjalan kesana.
"Aku masih menyimpannya," jawab Yuta.
"Barangnya? Kau tidak membuang isinya kan?" tanya Megumi lalu memasuki gudang di belakang pintu tersebut.
"Mana mungkin aku bisa membuang barang semacam itu di sembarangan tempat kan," jawaban Yuta lantas memastikan darimana asal berat tas hitam besar yang di temukan Megumi di gudang.
"Lalu? Buat apa kau membutuhkannya sekarang? Kukira kau sudah mencuci bersih tanganmu?" tanya Yuta setelah melihat Megumi membawa keluar tas besar tersebut, menentengnya di sebelah bahu.
"Yah. Pekerjaan baru. Job desk baru," jawab Megumi singkat yang nampak acuh tak acuh. Apalagi Yuta juga sepertinya tidak berniat untuk bertanya lebih lanjut, dia cuma diam dan membiarkan Megumi membuka pintu keluar.
"....terima kasih Okkotsu-san," ucap Megumi sekaligus pamit sebelum dia meninggalkan tempat praktek.
OXO
Begitu meninggalkan klinik, Megumi memakai topi capnya, sengaja mengenakannya untuk menutupi setengah wajahnya. Lalu berjalan membaur ke dalam keramaian kota. Sosoknya yang tinggi dan tampan sempat menarik perhatian beberapa wanita muda, diantara mereka sampai ada yang berani menggodanya dan meminta untuk bertukar nomor kontak.
Sangat menggangu. Untung sebagian feromon Yuta masih menempel padanya. Kalau tidak para Alpha yang sepertinya menaruh perhatian padanya akan ikut-ikutan mendatanginya.
".....maaf aku sedang menunggu orang," entah berapa kali dia sudah mengatakan hal yang sama pada orang yang berbeda.
Megumi harus menolak satu persatu orang-orang yang mendatanginya.
Entah mengapa hari ini orang-orang semacam itu lebih giat mendekatinya, padahal dia harus segera menggarap tugas yang di dapatkannya dari klan Gojo.
Satu hari---dia akan berusaha menyelesaikan semuanya dalam satu hari sebelum Tsumiki mencemaskannya. Dari kemarin dia belum pulang bahkan tak menghubungi kakaknya itu. Setelah ini Tsumiki pasti mengomelinya habis-habisan.
Membunuh tiga orang amatiran bukanlah perkara rumit, yang mengusiknya sekarang adalah permintaan Satoru untuk mencari siapa gerangan yang berani-beraninya mencari gara-gara dengan klan Gojo. Setidaknya Megumi butuh waktu untuk menginvestigasi masalah tersebut.
Andai tidak ada yang menggangunya. Apa gerangan yang harus dilakukannya pula agar tak menarik perhatian? Padahal hari ini dia sengaja mengenakan topi, kaos biasa, jeans biasa, dan sepasang sepatu sket biasa, bahkan jaket sport usang yang harusnya tidak membuat orang terkesan dan menanyainya dengan pertanyaan, "Apakah kau model?"
Beda cerita kalau dia jalan-jalan dengan jas hitam seperti disaat dia masih bodyguard perusahaan, biasanya orang akan mendekatinya dengan alasan minta bantuan.
Namun kalau dia mengesampingkan kekesalannya, setidaknya berkat orang-orang tersebut keberadaannya menjadi tak mencurigakan bagi targetnya.
Kepopulerannya tersebut tak sengaja membuatnya dengan alami berbaur dengan sekelilingnya, menutupi niat Megumi yang mengamati targetnya dengan seksama.
Target pertamanya adalah salah satu pegawai di bar Satoru, yang bekerja di lantai satu. Targetnya bertanggung jawab sebagai manajer Casino, sumber utama penghasilan di dalam bar.
Lantai satu selalu terbuka untuk umum. Dalam waktu 24 jam penuh orang keluar masuk dengan bebas. Orang itu setiap harinya memiliki akses untuk berinteraksi dengan orang luar dan sama sekali tidak mencurigakan kalau dia mengenal satu atau dua orang dari kelompok Yakuza lain. Namun apakah orang itu sungguh pernah melakukannya?
Megumi masih belum begitu memahami alasan Satoru ingin membereskan bawahannya yang dia bilang berkhianat padanya, walaupun tanpa memiliki bukti yang kuat.
Atau mungkin Satoru sudah memiliki buktinya dan benar-benar yakin akan keputusannya? Dan cuma Megumi saja yang tak diberitahu alasannya?
Ah. Megumi sebenarnya tidak ingin di buat berpikir keras mengenai masalah ini. Lebih baik dia mematikan kinerja otaknya sebelum kepalanya berdenyut sakit.
TO BE CONTINUE
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top