Chapter 07
Nyaman. Ada sebuah perasaan enak yang membuatnya tubuhnya melayang. Megumi pun mendesah halus. Berpengangan pada tubuh kekar pria Alpha di atasnya. Mereka berbagi ciuman yang ceroboh. Keduanya bergerak melalui insting. Terutama Satoru yang tak memahami alasan mengapa dia menyerang seorang pria yang sedang sakit.
Disaat akal sehatnya kembali. Satoru mundur, memutuskan ciuman basah yang telah berlangsung terlalu lama. Keduanya pun saling memandang. Megumi menatap dengan sepasang iris bagaikan kristal hijau. Air mata terus meleleh membasahi kulit wajahnya yang panas. Memperhatikannya. Satoru dibuat tertegun. Sang Alpha tidak pernah bertemu dengan seorang yang secantik pria di dalam tindihannya tersebut.
Megumi membuka mulutnya. Namun tak ada satupun suara selain desahan yang terlepas dari bibir ranumnya. Tanpa mengucapkan satupun kata. Tiba-tiba dia menarik kerah Satoru, merebut ciuman secara paksa. Megumi duluan yang mencium dengan rakus. Pengangannya yang begitu erat menutup setiap jalan Satoru untuk kabur.
Sang Alpha Dominan itu tak berkutik. Dirinya telah terperangkap oleh pesona seorang pria beraroma semanis matangnya buah. Fushiguro Megumi objek kepenasarannya selama beberapa hari ini. Satoru pun mau tak mau dibuatnya merasa senang.
Seorang Alpha selalu berhasrat untuk mendominasi. Semakin susah didapatkan semakin meningkatkan hasrat tersebut. Fushiguro Megumi bukanlah seseorang yang mudah untuk di bujuk. Dari pertama kali melihatnya Satoru pun langsung mengetahuinya. Megumi adalah tipe yang keras kepala.
Melihat seseorang semacam itu terlihat sangat membutuhkannya. Satoru tak mampu lagi menahan keinginannya. Lantas dia pun mengambil alih ciuman. Satoru menekan Megumi, menindih lelaki berukuran lebih kecil darinya itu di ranjang.
Megumi menikmatinya. Dia menjulurkan lidahnya, membiarkan sang Alpha menghisapnya bahkan menjajah isi mulutnya. Dia suka ketika Alpha itu mendominasi tubuhnya. Apalagi kelakuannya yang pasif tersebut justru semakin merangsang.
Megumi mendorong kepala Satoru ke arahnya, memperdalam ciuman panas tersebut. Di setiap desahannya ia meremas, menjambak pelan surai putih yang langka.
Sementara Satoru mulai sibuk dengan tangannya, menyusup kedalam pakaian Megumi yang setengah terbuka. Kulit Megumi terasa begitu halus dikulitnya, juga terasa panas. Sedikit mengingatkannya kalau pria tersebut sedang dalam keadaan demam.
Satoru mengaguminya. Kedua tangannya meraba setiap inci tubuh Megumi. Ketika jarinya menyentuh sebuah gundukan kecil berwarna pink menggemaskan, dia mencubitnya pelan sambil melihat reaksi Megumi.
"Akh!!"
Megumi melonjak, melemparkan kepalanya kebelakang. Sepertinya tempat yang di sentuh Satoru barusan adalah titik sensitifnya. Spontan Megumi membusungkan dadanya. Kedua putingnya terus menegang, terlihat lebih mencolok di tengah udara yang semakin memanas.
Warna pink yang menggemaskan itu membuatnya nampak begitu lezat. Satoru seolah telah menemukan dua buah stroberi di hadapannya. Menelan ludahnya sendiri. Lantas Satoru membuka mulutnya, menjulurkan lidahnya untuk menghisap dan mengigit kecil salah satu buah stroberi yang diidamkannya.
"Ah...ah ti-tidak!!"
Megumi yang mencapai batasnya mencoba menghentikan Satoru. Sepasang tangannya yang lemah dan bergetar ingin mendorong kedua isi pundak lebar sang Alpha. Walaupun pada akhirnya Satoru malah mengunci kedua lengannya, menahannya di atas kepalanya.
Satoru lalu menunduk. Terus mengigit dan menghisap kulit putih mulusnya, meninggalkan banyak jejak di tubuh Megumi. Tangannya kemudian menyentuh gundukan yang tersimpan di dalam boxer hitam yang semakin mengetat. Bau kain yang basah tercium ketika Satoru mendekatkan wajahnya di bagian tersebut.
Megumi merengek dengan suara tertahan. Tangan pucat Satoru memegang pucuk gundukan basah itu. Sengaja membiarkan setiap sentuhannya terhalang oleh celana dalam yang semakin basah.
Kejahilan tersebut lantas membuat Megumi kian menggila. Dia butuh Satoru menyentuhnya secara langsung. Dia menginginkan tangan besar dan panas sang Alpha meremas kejantanan yang tengah menegang secara utuh itu. Sentuhan samar-samar seperti ini belumlah cukup baginya. Tidak sedikit pun.
Megumi sudah sampai pada batasnya. Tiba-tiba dia menubruk Satoru, mengubah posisi mereka. Megumi berada diatas, menatap sang Alpha dengan lapar. Dia lalu menunduk, mencium lalu menjilat leher Satoru. Kulit pria albino itu seputih porselen tanpa cacat, menimbulkan keinginan untuk menodainya. Gilirannya yang meninggalkan jejak kemerahan, bahkan bekas gigitan yang membuat Satoru meringis karenanya. Megumi nampak lebih rakus dan agresif ketimbang sebelumnya.
Keduanya terengah. Satoru yang kini berbaring di atas ranjang mengapresiasi lelaki bertubuh indah yang telah menggodanya, sinar hijau dari sepasang mata yang menatapnya bernafsu itu telah menyeretnya ke dalam kubah tak berdasar. Padahal tujuannya membawa Megumi kerumahnya bukanlah karena hal semacam ini. Walaupun memang pada kenyataannya bahwa dia menaruh perhatian pada lelaki yang diharapnya adalah Omega tersebut.
Sedikit di sayangkan apabila mereka memulai hubungan secara fisik. Awalnya Satoru ingin mendekatinya dan membangun kepercayaan Megumi terhadapnya terlebih dahulu.
"Sentuh aku?" pinta Megumi seraya menaruh tangan Satoru ke atas dadanya yang terbuka. Dia membawa tangan pucat Satoru untuk menggerayangi kulitnya yang basah berkeringat. Dalam keadaan tersebut. Sepertinya Megumi mengetahui kenyataan bahwa dirinya merupakan lelaki paling seksi yang pernah sang Alpha itu temui.
Megumi menyeringai kecil ketika dia merasakan ada sesuatu yang memusuk bawah pantatnya. Dan dia pun sengaja menggerakan pinggulnya, menggesekan bagian bawahnya dengan pose menggoda. Tentu. Megumi sangat menikmati reaksi Satoru yang memerah padam karena kelakuan kotornya.
Satoru menegak paksa ludahnya sendiri. Ah. Dia tahu betul Megumi sedang dalam kondisi tak waras. Namun insting Alphanya sudah tak sanggup lagi. "Jangan memarahiku ketika kau sadar nanti," bisiknya sebelum mengambil alih posisi mereka.
Satoru kembali di atas. Langsung menarik lepas celana dalam Megumi, satu-satunya busana yang tersisa itu. Satoru lalu mengangkat kaki Megumi sampai sebahu. Dengan tangannya yang lain dia pun menurunkan resleting celananya.
Megumi sepertinya semakin dibuat terangsang ketika dia melihat kejantanan sang Alpha yang telah berhasil di godanya. Pria itu tersenyum puas. "Lakukan sesukamu," katanya.
"Hahaha...." Satoru tak mampu menahan tawanya. Ada lebih dari sebuah kelucuan yang dirasakannya. Megumi yang dalam keadaan waras tidak akan pernah membiarkannya menyentuhnya, barang seujung rambut pun. Satoru pun yakin saat ini Megumi sendiri tidak mengerti apa yang telah keluar dari mulutnya.
Mengesalkan. Tapi akan lebih menyebalkan kalau Satoru tak memanfaatkan kesempatan ini.
Lantas tangannya mulai bergerak. Menyentuh lubang hangat yang dicarinya dengan ujung jari panjangnya. "Akh! Ahh!!" Megumi mengerang dan berjengit akibat sentuhannya. Terlalu sensitif juga terlalu basah. Memasukan dan mengeluarkan jarinya. Satoru memperhatikan bagaimana reaksi Megumi.
Ada rasa kemenangan ketika dia mendengarkan erangan manis yang mengalun dari bibir ranum pria tersebut, bagaikan musik favoritnya di telinganya.
"Aku belum melakukan apapun. Hanya memasukan jariku saja sudah membuatmu sebasah ini hmm?" gumam Satoru berkomentar. Diluar perasaan puas yang dialaminya. Sang Alpha Dominan mempunyai ekpresi wajah yang dingin. "Kalau bukan Omega. Berarti kau pelacur," ujarnya santai seraya meneruskan permainan jarinya. Dengan menyerang titik terdalam yang bisa digapai ujung jarinya.
"Ukh!!"
Tidak perlu waktu lama. Tangan Satoru basah kuyup oleh cairan putih yang kental. Cairan itu terasa lengket dan licin. Satoru menjilatnya sebelum menjejalkan dua jarinya kedalam mulut Megumi. Jemarinya bergerak, memaksa Megumi membuka mulutnya selebar mungkin. Kemudian ujungnya pun mengosok langit-langit rongga mulut yang hangat dan basah itu.
Jemarinya terus masuk. Menusuk tenggorokan Megumi yang mulai kesusahan bernafas. Kesadisan Satoru menganggap pemandangan tersebut sangat seksi dan menantang. Sang Alpha pun jadi ingin memasukan barang lain kedalam mulut kecil yang biasanya selalu mengatakan kata-kata pedas.
Satoru lalu membuka resletingnya. Dari cara Megumi melirik benjolan besar yang tersembunyi di dalam celananya. Pasti pria itu mengerti niatnya.
Megumi patuh. Dia membuka mulutnya selebar mungkin. Pria itu nampak sudah tak sabaran. Megumi pun menatapnya dengan penuh nafsu. Nafasnya terengah. Mengantisipasi milik sang Alpha yang besar dan tebal masuk ke dalam mulutnya, sambil memamerkan lidahnya yang kecil sewarna semangka.
"Ah..."
Satoru mengeluarkan desahan halus. Begitu memasukan miliknya kedalam rongga mulut Megumi. Dia baru menyadari betapa enaknya liang hangat dan basah tersebut. Lebih dari yang diperkirakannya. Ekpresi wajah Megumi juga merupakan faktor pendukung untuknya mencapai klimaks terlalu cepat.
Megumi memasukan penisnya kedalam mulutnya, mengulumnya seolah-olah barang besar itu adalah lolipop. Lidahnya bergerak menggelitik gagang kejantanan yang keras itu. Dia melakukannya dengan sangat mahir. Terutama di bagian ujung kepala penis.
Satoru pun menjadi tak tahan untuk tak menggerakan pinggulnya. Gilirannya yang menjadi tak sabaran. Tanpa disadarinya dia telah menusukan barangnya ke dalam tenggorokan pria tersebut.
Megumi pasrah. Membiarkan sang Alpha itu melakukan apapun seenaknya. Meskipun dalam prosesnya dia menangis dan hampir tersedak karenanya. Tapi dia terus bertahan. Satu tangan Megumi meremas sprei seerat-eratnya sementara tangannya yang lain berpengangan pada kaki Satoru.
Cairan kental yang berbau dan berasa familar pun akhirnya meledak dalam indera pengecapnya. Pada detik tersebut. Megumi pun bisa mengambil nafasnya dalam-dalam. Batuk dan memuntahkkan cairan tersebut ke atas telapak tangannya.
Megumi tidak protes. Apalagi sedari tadi inilah yang diinginkan instingnya sebagai Omega. Cairan sperma milik Alpha adalah sumber dari bau Feromon yang diidamkan oleh tubuhnya. Keserakahannya masih menginginkan lebih. Namun staminanya tidak. Megumi terlalu lemah lantaran demamnya.
Sebelum tubuhnya di gerakan instingnya. Megumi malah kembali memejamkan matanya, tertidur. Meninggalkan Satoru yang masih berada dalam puncak libidonya.
TO BE CONTINUE
fun fact: Author merasa 10000% lebih mesum selama menulis chapter ini lol
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top