Alora
Hari itu, aku melihatnya dari kejauhan. Perempuan dengan wajah yang asing itu terus melihatku dengan senyum yang lembut.
"Siapa itu?"
Aku berusaha mengingat barangkali dia adalah orang yang kukenal. Sangat tidak sopan bukan apabila aku melupakan nama orang itu. Semakin aku menggali memoriku, semakin aku menemukan kebuntuan. Aku benar-benar tidak mengenal orang itu. Satu hal yang aku tahu tentang dirinya, 'dia cantik.'
Perempuan bergaun putih itu membuatku terheran. Alasan apa yang membuatnya tidak mengenakan alas kaki. "Bukankah kakinya akan lecet apabila dia berjalan di aspal itu?"
Lalu aku berpikir dia hanyalah orang ramah yang lewat di jalan. Aku membalas senyumnya dan pergi melaluinya untuk melanjutkan perjalananku menuju Indomaret.
Bayang-bayang rupa indah perempuan itu terus terputar dalam pikiranku. Seakan otakku adalah loop video meme tiktok yang 'brain rot.' Wajah abang kasir Indomaret di depanku pun berubah menjadi senyum perempuan itu. Aku terus menggaruk-garuk rambutku yang berantakan itu. Hal ini benar-benar membuatku terganggu. Aku ingin tahu namanya.
"Namaku Alora"
"UWAGHH"
Aku berteriak terkejut karena ada suara yang sangat lembut berbisik di telingaku. Orang-orang sekitar memandangku dengan heran. Aku menarik lengan perempuan itu dan lari keluar dari Indomaret dengan perasaan yang sangat malu.
"KAMU SIAPA SIH?!"
"Alora. aku Alora. Kan aku udah bilang."
"Aku ada buat salah sama kamu?" kataku, memalingkan wajah.
Aku baru sadar di depanku ini adalah perempuan yang sangat cantik.
"Enggak," katanya.
"Terus?"
"aku cuman mau ngingetin kamu supaya jangan lupa minum"
Senyumnya melebar. Aku tidak mengerti mengapa dia sangat senang untuk mengingatkanku minum. Maksudku, hanya orang aneh yang mengingatkan orang asing untuk minum.
"Iyaa, kamu harus jaga kesehatan, Nelson," katanya.
Aku terkejut dia mengetahui namaku. Aku kembali bertanya-tanya kepada diriku apakah aku mengenalnya atau tidak. Mungkin aku sedang masuk video prank di youtube dan ada kamera tersembunyi yang sedang merekamku dari kejauhan. Aku pergi meninggalkan Alora. Aku tidak ingin berhubungan dengan orang-orang aneh. Itu hanya akan membawa masalah.
Akhirnya aku tiba di rumahku. Perjalanan pulang dari Indomaret hari ini terasa lebih lama dari pada biasanya. Aku merogoh kantong celanaku untuk mencari kunci pintu rumahku. Hilang. Pasti kunci rumahku jatuh di jalan menuju Indomaret tadi. Aku panik dan segera memutar balikan tubuhku untuk lari menuju indomaret.
"Nelson! Ini kunci rumahmu jatuh tadi! Kamu ga fokus, makanya jangan lupa minum! Minum sekarang"
Kemunculan Alora yang tiba-tiba sudah tidak membuatku kaget. Aku mengambil kunci itu dari tangan mungilnya. Aku menatap matanya yang biru dan cerah. Alora benar-benar cantik.
"Makasih ya Alora," kataku.
"Sama-sama! Jangan lupa minum ya!" katanya, sambil melompat-lompat ceria.
"Iya"
Aku masuk ke dalam rumahku bersama Alora. Kami duduk bersebelahan di sebuah sofa yang terasa lebih nyaman dari biasanya, mungkin karena ada Alora. Dia terus menatapku dengan wajah manisnya. Aku sangat gugup dan takut.
"Jangan takut, Alora ada di sini kok! Kamu pasti bisa!"
Aku menggenggam sebuah gelas berisikan air di tangan kiriku.
"Alora cinta sama Nelson!"
"Aku juga.. Cinta sama kamu ra..."
Obat itu kutelan disusul dengan air yang segar.
Alora hilang. Lebih tepatnya, dia memang tidak pernah ada.
Tamat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top