3. Sapa

Gadis itu diam di bangkunya sambil memperhatikan teman-teman yang lain mengobrol satu sama lain. Tangan kananya sibuk mengoreskan kertas putih dengan pena hitam yang menari-nari menghasilkan hasil abstrak.

Ingin sekali dia masuk ke dalam obrolan mereka, tapi apa yang mau dia katakan karena apa yang di bahas oleh mereka adalah apa yang tidak pernah dia alami.

Pacar.

Satu kata, yang tengah di bahas tiada habisnya. Mereka memuji pacar mereka, menceritakan apa yang telah terjadi dengan pacar mereka.

Gadis itu tersenyum sendu sambil melihat hasil coretan abstraknya. "Apakah aku bisa mendapatkan seorang pacar?" benak sang gadis.

Gadis itu mendongak menatap luar jendela di sebelah kirinya. Aku ingin menyapa mereka apakah mereka akan menyapaku kembali? Batin sang gadis.

Setiap harinya sang gadis berusaha menyapa teman-teman kelasnya dan mereka merespon. Sang gadis merasa senang akan hal itu, namun...

Dia selalu menjadi pendengar, kalau pun dia pergi dari sana tidak ada yang akan menanyakan kemana dia akan pergi.

Dia menatap kedua sepatunya, apakah dengan punya pacar aku bisa mendapatkan seorang teman untuk berbagi cerita? Bisa ngobrol dengan mereka?.

"Hei, apakah kau bisa mengerjakan soal yang ini?" seorang siswi mendatangi mejanya.

Dia pun mengerjakannya dengan baik dan memberikan kembali pada siswi tersebut. "Terima kasih, kamu pintar yah." gadis itu mendengarnya terlihat senang.

"Tidak juga kok, biasa saja."

"Nanti kalau ada soal yang tidak ku mengerti aku bisakan minta sama kamu?"

"Iya boleh."

Sejak saat itu sang gadis mendapatkan seseorang yang bisa di ajak ngobrol walaupun di saat-saat perlu saja. Semakin lama semakin banyak teman kelasnya yang ingin melihat hasil jawaban yang di kerjakan oleh gadis.

Apakah ini benar, dengan memberikan contekan pada teman bisa menghilangkan rasa kesepianmu? Kenapa kamu masih tidak sadar bahwa mereka hanya membutuhkanmu di saat perlu saja?

Namun gadis itu tetap saja melakukan itu hanya demi mendapatkan seorang yang bisa di ajak ngobrol.

Ketika sang gadis sedang dalam kesulitan mereka, "Maaf yah, aku gak paham juga soal itu."

"Aku gak tau, jangan ganggu."

"Gak ada."

"Gak punya."

"Gak ada."

"Aku gak mau pinjamkan, nanti hilang."

Walaupun begitu sang gadis masih bisa tersenyum dan berkata, "Begitu yah." walaupun dia juga lihat bahwa mereka berbohong padanya.

Apa sekarang kau masih tidak sadar juga?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top