Chapter 5 : Ayn Dour
Adnan mendekati Angela yang masih tidak sadarkan diri.
"Dia mengalami dehidrasi berat. Pasti dia sedih sekali. " ucapan salah seorang penunggang yang membawanya membuat Adnan beralih atensi.
"Dimana kami? Apa yang terjadi pada orang tua kami? "
"Yang pasti mereka berdua sudah mati. Nih.. " penunggang muda itu memberi Adnan sebungkus kain. "Ini adalah pakaian. Kau lebih baik membersihkan diri dan istirahat. Biar gadis ini kami rawat saja. "
"TIDAK!! " tindakan bodoh jika ia meninggalkan adiknya dengan orang-orang asing apalagi di negeri yang tak dikenalnya.
"Heei.. Kami ini bukan musuh. Kami kawanmu. Jadi tenanglah okaay? " pemuda itu berkata dengan nada menenangkan. Tetapi sikap defensif Adnan tidak mengendur.
Seorang lelaki paruh baya yang masih terbilang gagah memasuki bilik yang ditempati Adnan dan Angela.
"Evrin. Lebih baik kau membuat ramuan untuk menghangatkan tamu-tamu kita! "
"Baik Tuan.. " Pemuda bernama Evrin itu meninggalkan ruangan. Dibilik yang sempit itu kini hanya ada Sang Tuan, Adnan dan Angela yang masih pingsan.
"Kau tidak lelah? " pria itu duduk di sebelah Angela. "Panggil saja aku Vladimir. "
Adnan dengan ragu mengikuti Vladimir duduk. "Tuan Vladimir. Apa anda bisa menjelaskan dimana ini? "
Vladimir menatap Adnan sejenak sebelum menjawab "Kenapa aku harus repot-repot menjelaskan? Kau akan tahu sendiri nantinya. Ikutilah saja alurnya. Maka kau akan tahu dimana dan apa.."
Meski Adnan ingin menyanggah perkataan Tuan Vladimir ia lebih memilih diam. Sejujurnya saat ini Adnan sangat lelah. Ia malas mendebat lagi orang tua dihadapannya. Ia lebih memilih memandangi Angela yang masih menutup matanya.
"Lebih baik kau membersihkan diri kalau kau lelah. " Vladimir memberi nasehat.
Adnan pun mengangguk. Dengan membawa bungkusan kain yang berisi pakaian dari Evrin, Adnan beranjak ke belakang rumah. Disana terdapat pancuran yang mengeluarkan mata air yang jernih.
Air yang dingin menjalar dari puncak kepala Adnan dan membasahi tubuhnya. Semua yang terjadi saat lalu terbayang dibenak Adnan. Dari ia kecil sampai ia dewasa dan mengenal arti kata suka.
Keluarga yang membesarkannya..
Angela, adik yang sangat ia sayangi. Dan juga dunia aneh ini.
Seusai mandi fikiran Adnan menjadi lebih segar. Evrin mempersilahkan Adnan tidur di hammock yang terbuat dari kain tebal. Tempat tidurnya sangat nyaman. Hingga cepat membawa Adnan pada lelap.
Sentuhan dingin di wajah Adnan membangunkan Adnan dari tidurnya. Rupanya Angela.
"Kakak mimpi apa? " kata Angela khawatir.
"Apa? Aku tidak mimpi apa-apa sih.. " Adnan kebingungan. "memangnya aku ngapain? "
"Kakak tertawa-tawa seperti orang gila. "
"Hah? "
Benar-benar. Adnan tidak memimpikan apapun. Tapi ia bisa tertawa seperti.. Gila? "Apa kau salah dengar? "
Angela menggeleng untuk menjawab Adnan. "aku bahkan melihat kakak sendiri tertawa. "
Tiba-tiba kepala Adnan berdenyut lagi. Sial! Walaupun sudah beda dunia ia tetap saja mengalami sakit kepala. "maafkan aku Angela. "
"untuk apa? "
"Kau pasti sedih kehilangan mama. Dan bertambah sedih melihatku tertawa.? Tapi sungguh aku tidak ingat. "
"Sudahlah kak. Guru Vladimir dan Evrin menunggu kita. Sebaiknya kita keluar. "
Entahlah. Adnan mengira sikap Angela menjadi kaku. Ia masih belum menemui adiknya yang dulu yang selalu ceria.
Benar.
Guru Vladimir dan si pemuda Evrin yang berambut cepak sudah mengobrol di meja bundar. Sebuah minuman hangat menemani obrolan mereka.
"Bagaimana aliansi yang dipimpin Sais? "
"Mereka akan segera sampai ke sini guru. Kita bisa mengandalkan Sais nantinya. "
"Selain Sais, aku ingin kau juga ikut untuk memperkuat rombongan. "
"Baik. Eh.. Tamu kita datang. Kemarilah. Kemarin kau juga belum makan kan? Kau pasti sangat lapar. "
Evrin berdiri dan pergi ke dapur untuk mempersiapkan makanan. Meninggalkan Adnan bersama guru Vladimir.
"Kau bisa beladiri? "
"Eh? Bisa guru. "
"Dengan tangan kosong atau senjata? "
"Keduanya? "
"Hmm.. " guru Vladimir tampak menimbang. Lalu ia mengeluarkan dua pasang belati dengan ukiran rumit dan memberikannya pada Adnan. "Ayn Dour adalah belati yang dititipkan Raja Herrea langsung padaku. Belati itu selalu kubawa kemana-mana. Sekarang aku serahkan padamu. Ini akan menjadi senjata bertarungmu. "
Bukan pedang atau panah, tapi belati!
Dengan perasaan berkecamuk Adnan menerima belati dari Guru Vladimir.
"Berlatihlah bersama Evrin dan yang lain. "
Evrin dan Angela keluar dari dapur membawa sepiring waffle dan 2 cangkir lagi minuman yang mengepul. Adnan menyimpan belatinya disabuk pakaiannya.
Angela masih tetap saja murung.
Adakah yang bisa menghapus kesedihan Angela saat ini?
Sadar diperhatikan, Angela menatap Adnan lalu tersenyum seketika.
Wajah Adnan memerah dan memanas. Senyuman pagi itu adalah senyuman pertama Angela yang terasa asing dan berbeda, namun tetap terlihat cantik dan menawan.
Dan.. Angela di negeri ini bukanlah adik kandung Adnan!
Belati Ayn Dour. Dalam bahasa Jawa juga dikenal sebagai Keris. Ialah senjata para Raja terdahulu. Biasanya diisi dengan jampi-jampi atau ilmu kanuragan yang memperkuat senjata. Wkwk..
Bersambung.. 😘
Jangan lupa ninggalin jejak ya... Walau cuma vote atau komen tapi itu buat penyemangat banget buat authooor.. Terimakasiiih... 🤓🤓🤓🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top