Chapter 22 : Kepunahan Sang Almer

Angela dan Evra berlari menembus hutan pinus. Peperangan di beberapa titik terhenti karena tidak ada lagi pengaruh sihir dari musuh. Kesadaran mereka yang terkena kutukan Morvin telah kembali. Namun beberapa ksatria elite menghilang. Mereka tak menjumpai sosok Almer dan Almerine di padang tundra. Membuat Evrin dan yang lain mencari-cari.

"Disana!" Evrin menunjuk sebuah tanah lapang di tengah hutan pinus yang rapat. Ditengah tanah lapang tersebut tergeletak dua jasad yang mereka kenali salah satunya. "Mereka klan Offlaf."

"Hahh??" Angela membekap mulutnya karena ngeri melihat dua jasad yang tewas mengenaskan tersebut. Jelas. Sangat jelas ia mengenali salah satu jasad itu. Sosok ketua Cabang yang konyol dan menyebalkan itu sudah tak bernyawa dengan tragis di hadapannya. Dan satu lagi yang terpenggal kepalanya.

"Perkiraan kematian dua jam yang lalu." Evrin mengecek cairan kental dari jasad Sais. Dirinya juga cukup terkejut melihat pemandangan keji di depannya. Merasa kehilangan seorang partner yang handal. Dua keturunan Offlaf yang hampir punah.

"Kedua Pangeran masih belum kita temukan." kata Robin. Menyadarkan dari keterpanaan.

"Kita harus mencarinya. Kita bagi menjadi dua tim."

Saat Evrin akan membagi regu dan berpencar, sesosok pria muncul dari keremangan hutan.

"Pangeran Kan'an?" Evrin berkata. Namun pangeran Kan'an tidak memakai penutup matanya. Ia berjalan masih dengan pedang yang terhunus di tangan kanannya. Cairan kental melumuri mata pedangnya, menandakan kehidupan sang pedang di tangan tuannya. Pedang itu baru saja mereguk banyak darah.

Saat Kan'an sudah berada dalam jangkauan pandang semuanya, matanya berkilat kebiruan tanpa arti. Sama persis seperti manik mata Adnan. Walaupun pemandangan Kan'an cukup melegakan, namun Angela masih tidak puas jika belum mengetahui nasib kakaknya.

"Apa yang terjadi?  Dimana Adnan?" Angela mendesak Kan'an. Kan'an terdiam cukup lama. Ia menggeleng pada semuanya. Mengabarkan bahwa tak ada lagi Adnan. Dia tak bersamanya. Atau Adnan sudah tak bersama mereka lagi. Semua paham isyarat kehilangan itu.

"Katakan! Katakan dimana kakakku!!!?" Angela berteriak histeris. Tak mau membayangkan hal terburuk terjadi kepada Adnan. Tidak setelah semua hal sulit yang ia lalui. Tidak jika ia sudah mengetahui perasaannya yang sebenarnya.

Kan'an memandang sendu Angela. Tetap diam. Itupun sudah cukup untuk menegaskan kalau Adnan sudah tidak bersama mereka. Angela mengetahui itu dan ia semakin tergugu. Tubuhnya luruh ke tanah dan tangisannya mengisi kebisuan diantara mereka. Jadi, musuh sudah pergi namun Almer juga tidak kembali. Apakah seperti ini takdirnya? Apakah ia pulang ke negeri asalnya hanya untuk membunuh musuh dengan mengorbankan diri sendiri? 

"Kita harus kembali. Ratu Damacena terluka parah. " Evra memberi peringatan kalau mereka harusnya kembali ke Eriesa. Masih banyak hal yang harus mereka urus. Banyak korban yang harus dihantarkan kepada para Dewa. Mereka gugur di dalam medan perang untuk melawan kekejian Mourvin.

Semua setuju dengan gagasan Evra dan tidak banyak bertanya lagi. Angela tentu saja masih sangat sedih, namun Katrina selalu menabahkan dan memberi kekuatan pada Angela. Setidaknya Angela bukan satu-satunya yang kehilangan keluarga. Banyak pihak yang kehilangan ayah, ibu, kakak, atau adik mereka di dalam peperangan melawan Morvin.

***

Ratu Damacena terbaring lemah. Keturunan terakhir Almer sudah tiada. Dan Ratu Damacena sudah diambang kematiannya karena luka dan kekuatannya sudah terkuras cukup banyak. Semua rakyat Oreno berkumpul dibawah pohon besar. Di depan mereka diatas altar, Ratu Damacena dibarikangkan dengan pakaian kebesarannya.

"Kan'an," suara lemah Ratu Damacena memanggil nama Kan'an. "jadilah penerus dari Almer. Mulai saat ini tidak ada lagi Sang Almer. Melainkan Sang Viellius. Kerajaan Oreno akan dipegang oleh pengendali Viellius."

"Ibunda Ratu tidak boleh berkata demikian. Kami tidak bisa tanpa ibunda. " kata Kan'an sedih.

"Waktuku tidak banyak Kan'an. Kau bukanlah Almer dari awal. Kau adalah Viellius. Darahmu juga Istimewa. Dan akan aku beritahu rahasia yang sangat luar biasa. "

Ratu damacena dan Kan'an bercakap dalam bisikan sehingga tak banyak yang mendengar. Kecuali beberapa ksatria Elite yang menjaga di sekeliling pembaringan Ratu Damacena. Setelah bercerita, Ratu Damacena menutup matanya damai dan menyerahkan jiwa dan raganya kepada alam. Untuk bertemu dengan para dewa.

Kepergian Ratu Damacena membawa duka yang cukup besar. Semua rakyat menangis, bersedih untuk meninggalnya ratu mereka.

Genderang dibunyikan dengan irama lambat dan menambah kesan kelam. Ratu Damacena diantar dan dibaringkan diatas bukit. Di sekelilingnya terdapat bebatuan granit indah yang ditata melingkar. Kan'an menutupi tubuh Ratu Damacena dengan suluran rambat yang dipenuhi bunga mawar mekar sampai tak terlihat.

Jasad penduduk yang lain dikuburkan secara masal di sebelah makam Ratu Damacena.

Selamat tinggal Para Almer. Kalian akan di kenang dalam sejarah Orenoveruska.

***

"Aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu. " Kan'an berkata hati-hati pada Angela.

"Tidak. Aku hanya makhluk fana Kan'an. Umurku bahkan tidak bisa sampai berabad abad seperti kaum Oreno. " ucap Angela sendu.

Kan'an membawa Angela terbang dengan elang dan mendarat di atas gunung di atas awan.

"Aku akan menemanimu sampai saat terakhirmu. " kata Kan'an lagi. Ia akan menjaga makhluk fana bernama Angela ini. "Jadilah ratuku! " pinta Kan'an.

Awan berarak bagai lautan. Di atas sini angin bertiup cukup kencang, walaupun pemandangannya indah. Angela memilih menatap wajah Kan'an yang sangat mirip Kakaknya. Kenapa? Entah kenapa. Apa karena mereka berdua saudara sepupu?

"Darimana darah vielliusmu? " tanya Angela.

"Sama seperti Adnan yang mendapatkan darah Almer dari ratu damacena, Vielliusku berasal dari ibuku. Yohaya. "

"Yohaya? Nama itu terdengar amat jauh. "

"Ya. Dia mengelana di seluruh Alcantara."

"Alcantara? Dimana itu? " tanya Angela. "

"Benua luas ini bernama Alcantara. Yang memiliki banyak kerjaan. "

"Ku kira hanya ada Oreno. "

"Tidak. "

"Aku ingin keluar dari sini Pangeran Kan'an, "

"Tapi kau adalah ratuku. "

"Jika keberadaanku hanya sebatas memberimu keturunan, maka aku ingin membawa keturunanku keluar dari Oreno. Seperti Adnan. "

"Kenapa? "

Angela menyentuh rahang Kan'an. "Kumohon, ini permintaanku yang terakhir. "

Kan'an terpejam. Menikmati sapuan tangan Angela. "Baiklah. "

Kerjaan Oreno Veruska. Raja Viellius Kan'an, Ratu Angela. Dan lahirlah putra dari keturunan Viellius.


TBC..

Cerita akan di lanjut ke Seven Immortals..

Terimakasih yg sudah mengikuti sampai episode ini. Saya menyadari tidak adanya tanggapan mungkin karya ini masih banyak kekurangan. Yang mau memberi apresiasi, saya sangat mensyukurinya. 😘

Kalau begitu, silahkan mampir di pertanyaan saya sebagai author.. Jawaban anda adalah segalanya bagi saya 🙏🙏

Bagian mana kah yang paling anda benci?

Bagian yang di suka?

Tokoh favorit? Kenapa?

Apa alurnya sudah baik? Atau memusingkan?

Apa endingnya kurang? (mian)

Terimakasih...  🎆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top