Chapter 18 : Statue

Semua petinggi Negeri Oreno Veruska berkumpul di sebuah ruang besar didasar pohon yang bak istana ini.
Dimulai dari Ratu Damacena, Kan'an Almerine, Adnan Almer, Shinji beserta kelompok Ksatria selatan yang baru muncul yaitu Aldin dan Iriaz. Juga tak tertinggal bagian Ksatria Cabang Utara yang masih tersisa. Evrin menggantikan posisi Sais sementara sebagai Ketua Cabang.

Jendral Eldin memulai sebuah pertemuan.
"Ratuku, izinkan hamba melapor. " kata Eldin dengan membungkuk hormat.

Ratu Damacena sangat anggun dan cantik. Ia melambaikan tangan pertanda mengizinkan Eldin untuk bicara. "Silahkan. "

"Terimakasih Ratuku." setelah perizinan dari Ratu, Jendral Eldin kembali ke sikap tegasnya. Ia memandang semua hadirin rapat dengan tatapan tajam.

"Saya sangat kehilangan Ksatria kita yang sudah terpengaruh dan berada dalam pengaruh Mourvin. Kebanggaan mereka, hidup mereka sudah direnggut. Hanya menunggu waktu, kita akan mendapat pahit yang sama. Tetapi.. " Jendral Eldin melarikan pandangan pada Adnan.

"Kunci kita sudah berada disini. Seseorang yang bisa membunuh Mourvin. " Adnan berdebar. Tidak. Bukan debaran bangga atau ia menyukainya. Justru ini adalah debaran beban yang membuatnya sesak. Ia tak tahu apa yang menantinya dan seberapa kuat lawannya. Perkataan Eldin membuat atensi beralih pada Adnan Almer yang hanya diam saja. Tak tahu harus merespon apa.

"Putraku." Ratu Damacena menyentuh bahu Adnan. "Jangan menjadikan ini bebanmu. Tetapi ini adalah beban kita semua. Kami semua akan mendukungmu. " Ratu Damacena begitu tenang ketika mengatakan itu, membuat Adnan terharu. Ratu berdiri membuat Eldin kembali duduk. "Rakyatku sudah banyak menderita karena ulah adikku. "

Semua terdiam. Mendengarkan dengan khidmat perkataan dari suara Ratu Damacena yang sangat halus dan merdu. "Saya memohon kerjasama dan kesediaan kalian untuk berperang melawannya. Tidak usah menggunakan penjagaan melalui titik. Dua titik kita sudah direbut oleh Mourvin. Hanya kita disini yang masih waras. Yang masih bisa memiliki perasaan dan fikiran."

"Kita akan hadapi kemungkinan terburuk. " kata Pangeran Kan'an.

Setelah itu rapat diisi dengan penjelasan dari Jendral Rundin. Menjelaskan armada perang mereka. Dan besok adalah pelatihan menggunalan elang!
Selesai rapat, Adnan masih bersama dengan Ratu Damacena dan Kan'an Almerine. Bertiga, mereka menyusuri lorong untuk menuju balairung istana. Mungkin Adnan sudah terbiasa karena ia seperti tidak menempuh jarak. Mereka sampai dengan cepat.

"Minumlah! " Kan'an menyodorkan piala berisi cairan bening. Bau cairan itu harum terhidu.

"Apa ini? " tanya Adnan penasaran.

"Itu adalah ramuan dari Viellius. Aku tidak sembarangan memberikannya. " kata Kan'an. Selama ini sikap Kan'an dingin dan tertutup.

Ratu hanya mengamati kedua putranya. Melihat Adnan menandaskan isi piala. Rasanya segar. Sesegar udara di OrenoVeruska.

"Terimakasih Kan'an. " kata Adnan setelah merasa tubuhnya segar. Kan'an mengangguk samar. Ia berjalan mantap seolah bisa melihat apapun didepannya. Menuju keluar balairung untuk beristirahat. Tanpa pamit kepada ibunda Ratu.

"Ikutilah adikmu Almer! Besok adalah hari yang panjang. " ucap Ratu Damacena. Adnan membungkuk memohon diri. Dan berlalu menuju kamarnya sendiri.

***

Pagi-pagi buta. Sebuah sentuhan hangat membangunkan Adnan. Awalnya hanya di pipi lalu turun ke lehernya Adnan. Kemudian turun ke dada.

Terkesiap, Adnan terbangun dengan jantung berdetak cepat dan nafas terengah.

"Kau? Yevna! " Adnan masih ingat dengan gadis ini. Saat berlatih dengan Ketua Shinji.

"Yups Pangeran Tidur. Bangunlah. Hari ini adalah latihan terbangmu." kata Yevna dengan ceria.

"Apa? Kau..  Tadi menggerayangiku! " dengus Adnan tidak terima. Yevna malah terkikik melihat Adnan yang seperti ternodai. Lucu sekali melihat tingkah polosnya.

"Maaf. Habis kau dan Kan'an Almerine sangat tampan. Aku tidak bisa menahan tanganku untuk menyentuh wajah pualam anda Pangeran.. " Yevna berani sekali berkomentar. Padahal dia adalah Pangeran. Tapi dengan mudahnya orang lain menggerayangi wajah dan tubuhnya! Kalaupun ada yang berhak atas tubuhnya, Angela lah yang wajib merabai setiap inci tubuhnya!

"Sebaiknya singkirkan ketidak sopananmu tadi! "

"Baik Pangeran. " Yevna membungkuk. Entah merasa menyesal atau tidak. "Silahkan naik ke tunggangan saya Pangeran. " Dibalik tirai sulur sudah bertengger elang raksasa.

"Bisakah aku membersihkan diri? "

"Anda mau mandi di sungai? Sebab banyak anak sungai yang jernih di sekitar landasan terbang. Anda bisa mandi disana. Lalu kita bisa sarapan bersama yang lain. "

"Baiklah. Aku ikut kau. "

Adnan mandi seperti petunjuk dari Yevna dan mengganti pakaian yang bersih. Setelah itu ia dan Yevna menelusuri hutan dan sampai di camp militer Oreno. Mereka sedang sarapan berbagai makanan Vegetarian seperti yang Adnan santap tempo hari.

Adnan mencari tempat duduk didekat Angela. Mencari kenyamanan. Ia ingin habiskan waktu mereka yang semakin sempit sebelum perang tiba. Sebelum mereka kembali dengan nyawa atau hanya nama.

"Angela"

"Pangeran. "

Mereka memanggil bersamaan. Saling diam untuk menunggu siapa yang akan bicara duluan.

"Pangeran dulu." pinta Angela.

"Hentikan. Aku adalah kakakmu! " Adnan tidak suka dengan panggilan baru Angela padanya. Itu semakin menyadarkan statusnya saja.

"Tapi anda adalah Pengeran Negeri.. "

Adnan ingin sekali mencium Angela untuk menghentikan perkatannya. Ia buang jauh-jauh niat buruk itu. Gantinya ia meremas telapak Angela.
"Berhenti! Panggil saja aku Adnan seperti biasa. "

"Itu akan membuat yang lain salah paham. " Angela menolaknya.

"Tidak. Kau spesial. Maka biarlah yang lain salah paham!! " tegas Adnan. Ia tak ingin, karena statusnya, hubungannya dengan Angela menjadi renggang. Lalu menyesali waktu yang terbuang.

Pipi Angela merona. Ia sangat bahagia mendengar kalimat itu. Seakan itu adalah ucapan cinta secara tidak langsung. Dan itu memang benar. Adnan memang terasa spesial bagi dirinya juga. "Baiklah, Adnan. " kata Angela tanpa ragu. Desiran es itu menggelitik. Menciptalan atmosfer cinta di keduanya. Mereka pun sarapan dengan tangan yang masih bertaut. Enggan melepaskan.






















O ow..  Taaruf dulu Nan! Main remas aja..  😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top