Chapter 12 : Need Angela
Trang trang.. Trang..
Suara logam yang beradu menjadi dominasi suara. Sais menaikkan level bertarungnya karena lawannya bisa mengimbanginya dengan mudah. Hanya hitungan hari. Adnan mampu menandingi kecepatan Sais dengan sempurna.
Keduanya terengah. Sama-sama mengambil jarak namun tetap siaga. Mereka kini berada diatas tebing setelah memanjatnya. Dibawah sana pemandangan hutan belantara yang tak berujung. Semua tertutupi oleh kanopi pepohonan dan kabut.
"Perkembanganmu lumayan. " puji Sais. Ia risih pada tubuhnya karena keringat.
"Hhh... Hhh" Adnan masih mengatur nafas. Mengendorkan pertahanan karena Sais tak melawannya. Malah duduk didekat bibir tebing. Adnan menyarungkan belatinya dan mengikuti Sang Ketua duduk menatap kanopi hutan yang diselimuti kabut tipis.
"Ketua... Mengenai tamu yang kau tolak dahulu.. Evrin menyinggung kau yang akan kena kutuk itu maksudnya apa? "
"Evrin bicara begitu? " sejenak Sais tampak terkejut namun berubah normal kembali.
"Iya. "
"Itu karena... Aku berasal dari kaum penyihir Offlaf. Klan kami sudah punah. Mungkin hanya satu dua di dunia.
"Maksudnya kena kutuk itu mungkin saja orang yang mungkin benar masih satu klan denganku itu akan membalas tindakanku disuatu waktu dan tempat."
"Lalu? Kenapa kau menolak menolongnya?? "
"Klan kami tidak bisa ditebak Ad. Takutnya dia mata-mata musuh yang ingin mengetahui sarang cabang Utara. Soalnya Morvin sedang membuat pasukan besar-beaaran. Kalau tempat kami diketahui dan diserang itu bisa gawat." jelas Sais.
Adnan termangu memikirkan cara bagaimana melumpuhkan seorang morvin yang begitu kuat. "Apa rencananya? "
"Perang! Akan pecah pada waktunya. " Sais bergumam. Setelah itu ia berdiri. "Matahari sudah mau tenggelam. " di ufuk barat matahari berubah jingga lalu perlahan tenggelam menyisakan mega merah yang membuat pemandangan sangat indah.
Disaat seperti ini hanya satu orang yang terlintas di benak Adnan.
Angela.
Ia ingin sekali menghabiskan momen-momen berharga dan indah seperti ini dengan orang yang dia sayang.
"Dunia ini pasti dari dimensi lain dari duniaku sebelumnya? "
"Ow ya? " Sais bertanya ragu. Tak peduli.
Dimanapun toh mereka hidup. Apapun yang terjadi toh mereka tetap punya musuh.
Mereka awalnya musuh kecil hingga rasa benci mereka menjadi buas karena tak pernah puas. Dipicu juga oleh kemarahan, kebencian, ketamakan, keegoisan dan segala sifat buruk manusia.
"Ad. Sebentar lagi kita akan ke Eriesa. Pusat dari Oreno Veruska" ucap Sais. Ia menimbang bahwa Adnan sudah berkembang dengan baik. Menundanya disini tidak akan memiliki arti. Lebih baik ia cepat mempertemukannya dengan Ratu untuk mendapat titah selanjutnya.
"Saya siap kapan pun pergi Ketua. "
"Kita pulang dulu! "
Kedua pemuda itu kembali menuju lubang persembunyian Cabang Utara.
***
Di rumah, Angela sigap mempersiapkan makan malam. Entah apa yang dimasak namun tercium aroma menggiurkan yang menggugah rasa lapar. Semua pekerjaan rumah apalagi memasak memang Angela jagonya.
"Hmm. " Adnan mengendus. Membungkuk pada Angela yang mengatur makanan di meja. Saat Angela menoleh kedua wajah itu bersinggungan.
Dua pasang lembut itu bergesekan sekilas.
"Ouch.. " Angela membekap bibirnya dengan dua tangan. Wajahnya memerah semerah tomat ranum.
"Maaf Angel. " kata Adnan merasa bersalah. Ia tak bermaksud modus mau nerasakan bibir plumnya Angela. Meski ia tak merasa rugi juga. Malah mau lagi.
"Hemm.. " Sais berdeham. Menatap aneh dua kakak adik yang kikuk itu. Dirinya yang habis mandi langsung duduk di meja makan. "Kalian habis ngapain? Ciuman? "
Demi mendengar pertanyaan Sais Angela memilih kabur daripada menjawab. Kini hanya Adnan dan Sais yang tersisa.
"Yang lain belum pulang ya? " Adnan mencoba mengalihkan topik.
"Jagalah sikapmu Adnan. Tugas dan tanggung jawabmu masih banyak " Sais menasehati.
Tak lama ketiga anggota yang lain datang dan bergabung untuk makan. Angela duduk di dekat Katrin. Berusaha menyembunyikan semburat merah wajahnya walau tak sepenuhnya berhasil.
Kesekian kalinya Angela mencecap bibirnya. Rasa yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Perasaan senang dan malu yang kadang membuatnya tremor atau salah tingkah.
Adnan di depannya tampak lebih berkilau dan indah.
"Kalian latihan dimana?? " tanya Adnan memecah hening.
"Kami? Kami melumpuhkan satu kadal raksasa di kawah gunung. " jawab Katrine bangga.
Adnan takjub. "Woah.. "
Adnan melihat kepada Angela. Selama ini karena Angela dikontrak menjadi budak selama seminggu, Angel tidak ikut latihan bersama mereka. Entah apa saja yang dilakukan Angela. Adnan tidak tahu.
Manik birunya beralih pada dua pasang ranum Angela yang baru saja ia cicipi sekilas. Sepersekian detik. Jantungnya memompa darah lebih cepat. Seakan mengabarkan kobaran rasa yang siap membakar segalanya.
Tak apa. Suatu saat aku pasti akan memiliki Angela sebagai wanita. Disini kami bukan saudara. Melainkan sepasang remaja yang mungkin sama-sama dimabuk cinta?
Terimakasih..
Menurut kalian Angela cocok dengan Sais atau Adnan yaaa? Hmmm... (~_^)
Jangan lupa komen dan vote nya. ^.^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top