Chapter 1 : Suara

Adnan, remaja berusia 16 tahun. Siswa pindahan dari luar negeri ke kota di pulau jawa ini berkisar sebulan lalu, namun tetap tak lepas dari tatapan-tatapan terpesona dari teman-teman lainnya. Keeksitensiannya bahkan mengalahkan Para Cassanova Sekolah Di SMU Veteran.

Tak heran. Parasnya memang sangat tampan. Tulang wajahnya lebih tegas dari remaja seusianya.

Terlebih rambutnya yang kepirangan dan irisnya yang biru safir membuat ia semakin berbeda dari anak-anak dikelasnya yang kebanyakan keturunan Jawa. Keelokan yang hampir tak manusiawi itu membuat sosok Adnan seakan bukan dari dunia mereka. Atau sebuah karya seni yang sempurna dan dihidupkan?

Angela telah kembali dari kantin. adiknya Adnan, yang sekelas dengannya, menghampiri Adnan yang duduk di meja di pojokan kelas.

"Nih kak Caffucino nya.. "

"Makasih, Ngel. " kata Adnan. Angela yang sama cantiknya hanya tersenyum lalu menyeruput minumannya dengan nikmat.

"Ad. Aku tadi diundang ke acara pesta lhoh.. " kata Angela membuat manik biru Adnan menatap manik cokelat Angela atensi. Bola indah Angela tentu ia dapatkan dari ayahnya.

"Pesta? Terus kamu mau? "

Angela mengangguk. "kita kan masih baru disini Ngel. "

"Justru kita masih baru makanya harus sering-sering bersosialisasi. seperti menghadiri pesta, makan dengan teman dikantin, kerja kelompok, dan lain-lain. "

"memangnya aku tidak berusaha melakukan itu semua? " Adnan menjawab ketus dengan bahasan Indonesia yang sudah fasih.

Ibu mereka keturunan jawa asli. Mengajarkan mereka berkomunikasi dengan bahasa Bumi Pertiwi, meski mereka tinggal di Canada.

Tentu saja semua kegiatan sosial ditempat tinggal barunya ia ingin ikuti tapi ketertarikan orang-orang pada dirinya mengganggunya.

Membuatnya ingin pergi dan menyendiri karena itu membuatnya sangat tidak nyaman.

"Hai Adnan.. " seorang cewek berambut ombak yang cukup fashionable menghampiri meja Adnan dan Angela.

"Ya? "

"Minggu depan datang ke acara birthday party aku ya? nih undangannya. Angela udah aku undang ko. " cewek itu tersenyum amat manis. Dimanis-manisin malah.

Adnan menerima undangan itu dengan seulas senyum tipis.
"Pastiin dateng ya. Bye.. "

***

Tidak ada tema dalam acara ulang tahun Nisa Linda Agustina ini. Maka Adnan hanya memakai kemeja lengan panjang yang ia lipat sampai siku.

Sedang Angela memakai dress longgar yang tidak membentuk badannya yang sudah indah.

Namun, walaupun penampilan keduanya sederhana mereka masih tampak menarik bagi siapapun yang melihat.

"Ma, Angela sama kak Adnan mau ke party."

Sang mama yang sedang memasak didapur menghampiri anaknya. Ini baru pukul lima sore.

"Sudah mau berangkat? Mama baru aja mau masak buat dinner kita."

"Iya ma. Soalnya mau cari kado dulu habis itu langsung ke partinya. Nggak usah masak dulu ma. Nanti terbuang kan sayang. kita pergi dulu ma." Angela mengecup pipi mamanya diikuti Adnan.

"Jaga adikmu Ad. " pesan mama.

"Of course ma. See u. "

Mama hanya melambai pada kedua anaknya yang mulai menjauh menaiki motor.

Setelah kedua kakak adik itu mendapat kado, mereka langsung kerumah Nisa. Pukul 7 malam mereka sampai di acara pesta. beberapa anak sudah datang dan menikmati camilan yang disajikan.

Sang Bintang pesta langsung sumringah melihat Adnan yang datang dan masih terlihat tampan walau nggak pakai seragam. Jauh lebih tampan malah.

"Hai Nisa.. Met ultah ya."

"Iyaa.. Makasih Ngel dah repot-repot datang" kata Nisa bahagia yang tentu saja karna datangnya Adnan Sang Arjuno baru di sekolahnya. Siapa yang nggak gemes coba lihat secara langsung mantan artis cilik yang cakepnya melebihi ketampanan rata-rata anak remaja disini?

"Happy B'Day Nisa. " kata Adnan sembari menjabat tangan Nisa. Seandainya dalam situasi yang bagus Nisa pasti akan pura-pura pingsan biar ditangkap sama Adnan saking senengnya. Seperti ngebayang menjabat Lee Min Hoo Oppa idolanya.

"Iya Nan. Makasih ya. Masuk yuk!" sahut Nisa dengan bahagia.

Suasana pesta Nisa semakin ramai dan meriah saat malam bertambah larut. Band yang diundang Nisa mengisi pesta dengan lagu-lagu yang memeriahkan suasana.

"Ngel, kita harus pulang!" Adnan menghampiri adiknya yang masih asyik mengobrol dengan teman-temannya. Sedari tadi ia sibuk dirubung teman-teman Nisa yang sok kepo tentang dirinya. Membuatnya jengah saja.

"Yah.. baru jam 9 lho kak. " Angela memprotes.

"Iya. Tapi ini udah malem. Nanti kita kemaleman pulangnya." Adnan menarik tangan Angela paksa. adiknya hanya bisa pasrah saat kakaknya menjauhi rumah Nisa untuk pulang. Sementara yang lain menatap penuh rasa iri pada Angela yang ditarik pergi oleh Pangeran.

Dih, kalau ditarik cowok cakep mah. Diri ini siap kapan pun.

Begitu mungkin jerit hati para wanita.

***

Rumah berbentuk joglo didaerah Solo Jawa Tengah ini adalah peninggalan nenek mereka yang meninggal dunia dua bulan lalu. Karena perawatannya yang intensif, rumah ini masih terlihat megah walau sudah berusia puluhan tahun.


Adnan dan Angela telah sampai dihalaman rumah yang dinaungi pohon belimbing. Tiba-tiba saja...

Aaakhh..

Adnan memegang kepalanya yang seperti ditusuk ribuan jarum.

"Kak? " Angela panik menghampiri kakaknya.

Adnan Shaw..

Angin berkesiur. Sebuah suara memanggil namanya Adnan.

Adnan berdiri tegak saat rasa sakit dikepalanya mereda. Adiknya masih menatapnya khawatir.

"Kakak kenapa? " tanya Angela. Setahunya kakaknya tidak punya riwayat penyakit serius kecuali kakaknya memendamnya sendiri.

Adnan menggeleng. "Tidak apa-apa" jujur Adnan. Sakit kepalanya baru pertama kali ia rasakan saat ini. Juga suara yang seperti mendesahkan namanya baru perdana ia dengarkan.

Adnan mengelus bahu adiknya bersikap menabahkan. "Ayo masuk aja Ngel! Udaranya dingin."












Bersambung..

Jangan lupa vote dan komennya kawaaan...  🤓🤓🤓
😅😅😅
Vote vote vote vote vote...
Cepet klik kaaaaa...  🤓🤓🙏 Terimakasih.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top