Chapter 12
Karena tubuh mereka benar-benar sudah basah kuyup, Rin memutuskan untuk mengajak (y/n) ke rumahnya yang berada di Samezuka. Sebenarnya, keluarga Rin memiliki dua rumah, satu berada di Samezuka dan satu lagi berada di Iwatobi. Saat Rin sedang bosan dengan suasana asrama, ia selalu menginap di rumahnya yang berada di Samezuka. Jadi rumahnya yang berada di Samezuka tersebut hanya ditinggali oleh dirinya sendiri. Tetapi, terkadang Gou juga menginap disana.
Akhirnya mereka sampai di rumah Rin yang berada di Samezuka.
"Akhirnya sampai juga! Aku benar-benar sudah kedinginan" ucap Rin yang kedinginan karena air hujan membasahi tubuhnya.
"M...maafkan aku. Karena salahku, kita berdua jadi basah kuyup begini"
"Tidak usah kau pikirkan, (y/n)-" ucap Rin yang tiba-tiba terdiam setelah menoleh kearah (y/n). Matanya terbelalak begitu ia melihat tubuh (y/n).
"A...ada apa, Rin-kun?" tanya (y/n) yang heran karena Rin tiba-tiba terdiam kaku.
Wajah Rin langsung memerah. Ia langsung memalingkan wajahnya kearah lain. Ia berusaha keras agar tidak memandangi (y/n).
(Y/n) pun memandangi tubuhnya. Karena seragamnya yang basah berwarna putih, pakaiannya pun menjadi transaparan, sehingga Rin bisa melihat pakaian dalam (y/n).
Wajah (y/n) seketika menjadi sangat memerah.
Walaupun sudah berusaha, mata Rin yang nakal sesekali memandangi tubuh (y/n).
"B-baka! Jangan melihat kearahku. Dasar Rin hentai!" teriak (y/n) sambil melempar tasnya kearah wajah Rin.
"S...sakit!" rintih Rin yang kesakitan.
***
Beberapa saat kemudian, (y/n) sedang berada di dalam kamar mandi. Ia sedang berendam di dalam bak mandi yang berisi air hangat.
"Ah...enak sekali" ucap (y/n).
"Oi, (y/n)-chan! Masih lama tidak? Aku kedinginan disini" seru Rin dari luar kamar mandi. Ia belum mengganti pakaiannya karena bergantian menggunakan kamar mandi dengan (y/n).
(Y/n) seketika menjadi panik. Ia langsung menutupi tubuhnya dengan tangannya.
"J...jangan masuk dulu, Rin Baka!" sewot (y/n). Padahal pintu kamar mandi terkunci dari dalam. Sehingga Rin tidak mungkin bisa membukanya dari luar.
"Dasar kau ini. Bagaimana bisa aku masuk kedalam? Ini pakaian ganti untukmu. Aku letakan di atas mesin cuci" seru Rin dari luar kamar mandi.
"W...wakatta. A...arigatou. Kukira kau mau masuk"
Rin menyandarkan punggungnya di depan pintu kamar mandi.
"Nee, (y/n)-chan"
"Um? Nani?" jawab (y/n) dari dalam kamar mandi.
"Sebenarnya apa yang para gadis itu lakukan padamu? Sampai-sampai kau meminta putus denganku. Apa mereka mengancammu?"
(Y/n) terdiam sejenak. Ia sedang memikirkan jawaban yang tepat untuk Rin.
"Biasa saja, kok. Mungkin, aku saja yang terlalu cengeng dan lemah. Maaf membuatmu khawatir, Rin-kun"
"Kau tidak mau menceritakkannya, ya? Aku hanya tidak mau hubungan kita rusak gara-gara mereka"
"Sebenarnya..., aku juga takut itu akan terjadi, Rin-kun" ucap (y/n) sambil merangkul kedua kakinya.
"Sepertinya aku harus memberi pelajaran pada mereka" ucap Rin geram.
"Jangan! Kumohon, jangan sakiti mereka. Aku tidak mau kau terlibat masalah hanya karena diriku, Rin-kun. Aku yakin, suatu saat mereka pasti akan menyadari kesalahan mereka" ucap (y/n) berusaha optimis.
"Kau ini terlalu polos, (y/n)-chan. Pokonya, bagaimana pun juga aku akan terus melindungimu"
"Rasanya tidak adil kalau hanya kau yang melindungiku. Aku juga akan berusaha melindungimu, Rin-kun" ucap (y/n) sambil tersenyun.
"Melindungi hatiku saja sudah lebih dari cukup, (y/n)-chan"
(Y/n) pun tersenyum manis setelah mendengar kata-kata Rin tersebut.
"Rin-kun, arigatou. Karena sudah mau memilihku"
"Seharusnya aku yang berterima kasih. Kau mau menerima aku apa adanya, (y/n)-chan" ucap Rin sambil tersenyum.
"Sudah. Kau juga harus mandi, bukan? Kalau tidak, nanti kau bisa masuk angin. Ayo, menyingkir dulu dari pintu. Aku ingin mengambil pakaiannku. Awas ya kalau kau mengintip!" seru (y/n) sambil berdiri dari bak mandi lalu segera menutupi tubuhnya dengan handuk.
"Baik-baik. Aku akan pergi sekarang" ucap Rin sambil berjalan menjauhi kamar mandi.
***
Sekarang, giliran Rin yang berada di dalam kamar mandi.
(Y/n) mengenakan pakaian milik Gou. Untungnya, ukuran tubuh mereka tidak terlalu berbeda jauh sehingga tubuh (y/n) masih cukup untuk mengenakan pakaian Gou.
Sambil menunggu Rin selesai mandi, (y/n) mengeringkan rambutnya dengan hair dryer di kamar Rin.
"Dimana Rin-kun meletakkan sisirnya, ya?" tanya (y/n) sambil mencari-cari sisir untuk merapikan rambutnya yang berantakkan akibat hair dryer.
Tak lama, Rin pun keluar dari kamar mandi.
(Y/n) berjalan mendekati Rin.
"Rin-kun, aku mau pinjam sisir-" ia tiba-tiba berhenti berbicara karena terkejut melihat Rin yang hanya mengenakan handuk pendek di pinggangnya.
(Y/n) bisa melihat dengan jelas lekuk tubuh Rin yang sempurna. Tubuh dan rambutnya sedikit basah. Ototnya yang kekar menambah ketampanannya. (Y/n) tidak pernah melihat tubuh Rin seterbuka itu dari dekat. Jantung (y/n) berdegup sangat kencang. Ia jadi kikuk sendiri setelah melihat Rin dengan penampilan seperti itu. (Y/n) kira Rin sudah mengenakan bajunya di dalam kamar mandi. Jadi, tadi ia berani mendekati Rin.
"Ada apa? Kau mau meminjam sisir?" tanya Rin sambil menarik rambutnya yang basah ke belakang dengan sebelah tangannya.
*Note : Anggep aja Rin gak pake kacamata renang ya, uppuppuppu~
Posisi Rin saat ini semakin membuat (y/n) menjadi canggung.
"Ah...etto...ano..." ucap (y/n) gugup dengan pipinya yang memerah. Pandangannya tidak bisa berpaling dari tubuh Rin.
"Ada di dalam lemari itu. Buka saja lacinya" ucap Rin sambil menunjuk kearah lemari miliknya.
"K...kalau begitu. A...aku pinjam dulu, ya" balas (y/n) sambil berjalan menuju lemari dan menarik lacinya untuk mengambil sisir milik Rin.
"Ada tidak?"
"A...ada. I..ini" ucap (y/n) sambil menunjukkan sisir yang sedang ia pegang.
Tiba-tiba, Rin berjalan mendekati (y/n). Lalu ia langsung mendorong tubuh (y/n) kearah kasur. Sehingga (y/n) terjatuh terlentang ke atas kasur. Posisi (y/n) tersebut membuat Rin sedikit terangsang.
Dengan cepat, Rin langsung menggenggam erat pergelangan tangan (y/n), agar (y/n) tidak bisa pergi kemana-mana. (Y/n) benar-benar sangat terkejut.
"Nee, (y/n)-chan"
"N...nani, R...Rin-kun?"
"Aku ingin pembuktian darimu"
"P...pembuktian apa?"
"Apa kau benar-benar mencintaiku?"
"T...tentu saja"
"Kalau begitu buktikan"
"He? D...dengan apa?"
Tiba-tiba, Rin mendekatkan wajahnya kearah wajah (y/n). Otomatis, tubuhnya yang kekar menempel dengan tubuh (y/n).
Wajah (y/n) seketika menjadi sangat panas. Jantungnya berdegup sangat kencang.
"Ah...A...ano...R...Rin-kun...K...Kau...ter...terlalu...d...dekat" ucap (y/n) pelan sambil berusaha menghindari wajah Rin. Namun, tetap saja. Wajah mereka benar-benar dekat satu sama lain, hingga (y/n) bisa merasakan dengan jelas nafas yang keluar dari hidung Rin di wajahnya.
Rin bisa merasakan detak jantung (y/n) dengan sangat jelas berdetak tepat di dadanya.
Tiba-tiba, Rin membisikkan sesuatu ke telinga (y/n).
"Kalau kau benar-benar mencintaiku, bersenang-senanglah denganku malam ini"
(Y/n) mencoba mencerna perkataan Rin tersebut. Jantungnya benar-benar akan meledak. Matanya seketika membulat. Ia pun menelan air lirunya. Wajahnya benar-benar berkeringat. Ia tidak menyangka Rin mengajaknya melakukan hal itu.
A...apa? Rin-kun mengajakku melakukan.... itu? M..malam ini? A...apa yang harus kulakukan?, gumam (y/n).
Ia berusaha melepaskan genggaman tangan Rin. Namun ia gagal. Karena kekuatan Rin jauh lebih kuat daripada kekuatannya.
"E...ehh? B...ber...bersenang-senang? A...apa m...maksudmu?" tanya (y/n) berusaha meyakinkan.
Rin pun melepaskan genggamannya dari tangan (y/n) dan langsung tertawa terbahak-bahak. Ia pun langsung kembali berdiri. (Y/n) pun duduk diatas kasur.
"Aku hanya bercanda. Mana mungkin aku mau merusak malaikatku seperti itu. Sudah, kau keluar dulu sana. Aku ingin mengenakan pakaianku dulu" ucapnya sambil berkacak pinggang.
"Eh?"
(Y/n) terkejut mendengar pernyataan Rin tersebut. Ia bener-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Rin.
H..hanya...bercanda?, gumam (y/n).
"U...um" ucap (y/n) sambil mengangguk. Lalu ia segera bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar Rin. Ia segera menutup pintu kamar dari luar. Perasaannya benar-benar campur aduk.
Ya Tuhan! Mimpi apa aku semalam? Kenapa Rin-kun tiba-tiba melakukan itu padaku?, gumam (y/n) yang masih shock dengan kejadian tadi. Walaupun Rin sudah bilang bahwa ia hanya bercanda, (y/n) tidak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi.
***
(Y/n) sedang menunggu Rin keluar dari kamarnya di ruang keluarga. Ia sedang duduk di atas sofa sambil menonton televisi.
Tak lama kemudian, Rin pun keluar dari kamarnya. Ia mengenakan kaus tanpa lengan berwarna hitam dan celana panjangnya. Lalu ia langsung menghampiri (y/n) sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.
Rin pun menoleh kearah (y/n).
Wajah (y/n) terlihat sedikit kesal. Sepertinya ia marah karena Rin membuatnya spot jantung tadi.
"Oi! Ada apa? Apa kau marah?" ucap Rin sambil membungkukkan tubuhnya agar wajahnya dapat melihat wajah (y/n) dari dekat.
(Y/n) hanya terdiam. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Walaupun sedang marah, wajah (y/n) masih terlihat sangat menggemaskan di mata Rin. Sehingga, Rin mencubit sebelah pipi (y/n).
"Ayolah, (y/n)-chan! Aku kan hanya bercanda"
(Y/n) tetap tidak membuka mulutnya.
Karena tidak kuat menahan imutnya wajah (y/n). Rin langsung mencium sebelah pipi (y/n).
Bukannya merasa senang, (y/n) malah merasa semakin kesal.
"Berhentilah menggodaku kalau aku sedang kesal!" seru (y/n).
Lalu, Rin langsung duduk di sebelah (y/n).
"Hee? Baik...baik maafkan aku. Habisnya kau imut sekali" ucap Rin sambil mendekati wajah (y/n).
(Y/n) menoleh kearah lain agar Rin tidak bisa mendekati wajahnya.
Rin pun menghela nafasnya.
"Sebegitu kah kau marah padaku?"
Tak lama kemudian, sebuah suara yang keluar dari perut (y/n). Ternyata (y/n) sedang kelaparan. Ia jadi merasa malu sendiri.
"Kau lapar rupanya?" ucap Rin sambil sedikit tertawa.
(Y/n) hanya terdiam.
"Aku juga merasa sedikit lapar. Kalau begitu ayo kita makan" ucap Rin sambil menarik tangan (y/n) kearah dapur.
"E..ehh?"
(Y/n) benar-benar terkejut karena Rin tiba-tiba menarik tangannya.
"Wah, gawat. Hanya ada nasi dan beberapa bumbu. Aku lupa belum berbelanja"
Tiba-tiba, (y/n) mendapatkan ide.
"Tidak apa-apa. Kita bisa membuat nasi goreng"
"Ah! Ide yang bagus. Ayo kita lakukan!"
Rin pun langsung menyiapkan alat-alat dapur untuk memasak.
"Biar aku saja yang memotong-motong bawangnya" tawar (y/n) sambil mengambil pisau dan talenan.
"Baiklah. Tanomu yo, (y/n)-chan" ucap Rin sambil menyerahkan beberapa rempah-rempah kepada (y/n).
Setelah (y/n) selesai, mereka pun langsung mencampurkan semua bahannya.
Rin terlihat sedikit kesulitan menggunakan spatula untuk mengaduk-aduk nasi dan bumbu nasi goreng tersebut.
"Biar aku saja yang mengaduknya, Rin-kun" ucap (y/n) sambil mengulurkan tangannya.
Rin melirik kearah (y/n) lalu tersenyum.
"Wakatta, arigatou, (y/n)-chan"
(Y/n) langsung mengambil alih. Tangannya sudah lihai dalam memasak. Hal itu membuat Rin sangat kagum. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari (y/n).
(Y/n) yang merasa diperhatikan itu langsung menoleh balik kearah Rin.
"Ada apa, Rin-kun?"
"Ah! Tidak, kok. Aku hanya sedang membayangkan kalau kita sudah menikah nanti, kita akan melakukan ini setiap hari" ucap Rin sambil tersenyum.
(Y/n) pun tertawa kecil mendengar perkataan dari Rin tersebut.
"Kau ini ada-ada saja"
Lalu, (y/n) kembali fokus memasak.
***
Akhirnya, nasi goreng ala mereka berdua pun jadi. (Y/n) langsung membagi nasi goreng tersebut menjadi dua, lalu meletakannya ke atas piring.
"Hmm... wangi sekali" puji Rin. Ia sedang duduk di meja makan sambil menunggu makanan siap.
(Y/n) meletakan kedua piring tersebut diatas meja makan.
"Silahkan. Semoga kau menyukainya, Rin-kun" ucap (y/n) sambil tersenyum.
"Asalkan buatanmu, aku pasti menyukainya. Jya, Itadakimasu" ucap Rin sambil menepuk tangannya. Lalu ia langsung menyantap nasi goreng tersebut.
"Hmmm... Benar kan, enak sekali rasanya!" seru Rin. Lalu ia langsung melanjutkan makannya dengan sangat lahap.
"Benarkah? Yokatta"
(Y/n) benar-benar senang melihat kekasihnya sangat menyukai masakannya. Tak lama, (y/n) pun ikut menyantap nasi goreng miliknya sambil sesekali memperhatikan Rin yang sedang makan.
"Padahal aku yang lapar. Tapi kenapa malah kau yang kalap begitu?" ucap (y/n) sambil sedikit tertawa.
Rin hanya sedikit tertawa dan melanjutkan menyantap nasi gorengnya.
"Awas. Jangan cepat-cepat begitu. Nanti kau tersedak, loh" ucap (y/n) yang khawatir Rin akan tersedak.
"Wakatta" ucap Rin dengan mulut yang penuh makanan sambil tersenyum. Hal itu membuat (y/n) menggelengkan kepalanya.
Itu pertama kalinya (y/n) melihat sisi menggemaskan dari Rin. Tak lama, ia pun tertawa sendiri.
Tak kusangka Rin memiliki sisi kekanak-kanakan seperti ini. menggemaskan sekali, padahal ia terlihat sangat agresif tadi. Kalau seperti ini mana bisa aku terlalu lama marah kepadanya, gumamnya.
***
Setelah selesai makan malam, (y/n) memandangi pemandangan di luar dari jendela ruang tamu. Hujan masih turun sangat deras. Padahal, langit sudah berubah menjadi gelap. (Y/n) melirik jam yang berada di dinding. Ternyata, sekarang sudah pukul 10 malam.
Tak lama kemudian, Rin langsung menghampiri (y/n).
"Hmm... Kalau begini terus aku tidak bisa pulang kerumah" ucap (y/n) sambil menghela nafasnya.
"Kau sudah menghubungi ibumu, kan?" tanya Rin yang berdiri tepat di belakang (y/n).
"Sudah, kok. Baru saja kuhubungi tadi. Ia bilang, kalau memang terpaksa, menginap saja di rumah teman" ucap (y/n) sambil tetap menatap keluar jendela.
Suasana pun hening sejenak.
"Kalau begitu, menginap saja disini"
"Eh? Tidak apa-apa?" tanya (y/n) sambil menoleh kearah Rin.
"Tentu saja. Hujannya sangat deras. Apalagi sekarang sudah malam. Aku khawatir kau akan kenapa-kenapa, (y/n)-chan"
(Y/n) pun tersenyum. Lalu ia kembali melirik kearah jendela sambil memperhatikan hujan yang turun.
Rin pun berjalan mendekati (y/n). Lalu ia langsung memeluk erat (y/n) dari belakang sambil menenggelamkan kepalanya diatas bahu (y/n). (Y/n) bisa merasakan otot dada Rin yang menempel di punggungnya.
"Eh? Rin-kun?"
"Kumohon, biarkan aku tetap seperti ini dulu"
(Y/n) pun tersenyum manis.
"Tidak apa-apa, kok. Sampai kapanpun kau boleh memelukku seperti ini, Rin-kun"
Rin semakin memeluk erat tubuh (y/n).
"Jangan pernah tinggalkan aku, (y/n)-chan. Aku ingin selalu bersamamu" ucap Rin sedikit berbisik.
"Tidak usah khawatir. Aku akan selalu disini bersamamu" ucap (y/n) sambil menoleh kearah Rin yang masih menenggelamkan kepalanya di bahu (y/n).
"Berjanjilah padaku"
"Um. Aku berjanji"
Rin pun mengangkat kepalanya dan langsung memandangi wajah (y/n) yang berada sangat dekat dengannya.
Rin pun menyentuh sebelah pipi (y/n) dengan sangat lembut. Lalu ia memejamkan matanya sambil mendekatkan bibirnya kearah bibir (y/n).
(Y/n) pun memejamkan matanya dan bibir mereka pun bertemu satu sama lain. Suasana ruangan yang sedikit gelap, ditambah suara hujan di malam hari membuat suasana menjadi semakin romantis. Mereka berciuman lebih lama dari sebelumnya.
Rin pun melepaskan ciumannya. Lalu ia menatap dalam-dalam mata (y/n).
"Aku tidak akan pernah bosan menciummu, (y/n)-chan"
"Aku juga. Aku mencintaimu, Rin-kun"
"Aku lebih mencintaimu, (y/n)-chan"
(Y/n) pun tersenyum. Lalu ia kembali memandangi langit yang penuh dengan hujan.
Setelah beberapa lama, karena sudah larut malam, (y/n) pun menguap karena mengantuk.
"Kau mengantuk?" tanya Rin.
"Um" ucap (y/n) sambil menggosok-gosokkan matanya yang berair.
"Sudah larut malam. Kalau begitu, ayo kita tidur"
Seketika, (y/n) baru ingat. Kalau di rumah Rin hanya tersedia satu kamar tidur.
"T...tapi kan, kamar tidur di rumah ini cuma ada satu"
"Tidak usah kau pikirkan. Aku bisa tidur dimana saja. Kau tidurlah di kamarku"
"Eh? Tidak apa-apa?"
"Tentu saja. Yang penting kau bisa tidur dengan nyaman malam ini. Ayo, aku antarkan kau ke kamarku" ajak Rin sambil mengantar (y/n) ke kamarnya.
(Y/n) hanya mengangguk. Lalu ia mengikuti kemana arah kaki Rin melangkah.
***
Rin membuka pintu kamarnya dan menyalakan lampu. Ia menggiring (y/n) ke kasurnya sambil memegangi kedua bahu (y/n).
(Y/n) yang sudah tak kuat lagi menahan rasa kantuknya langsung berbaring diatas kasur.
Rin pun duduk tepat di samping (y/n).
"Benar tidak apa-apa kalau aku menggunakan kamarmu untuk malam ini?"
Rin mengelus-elus kepala (y/n).
"Tentu saja. Tidak perlu sungkan seperti itu. Kau bebas menggunakan barang-barangku, (y/n)-chan. Kau pasti kelelahan setelah memasak tadi, kan?"
"Tidak, kok. Kalau itu aku sudah terbiasa. Kebetulan ini sudah jam tidurku saja, jadi aku merasa mengantuk"
Mata mereka berdua saling menatap satu sama lain.
(Y/n) pun tersenyum manis kearah Rin. Begitu pula dengan Rin.
"Baiklah, kalau begitu. Oyasumi, malaikatku" ucap Rin tepat didepan wajah (y/n).
"Oyasumi, Rin-kun" balas (y/n).
Tak lama, Rin mendekatkan wajahnya kearah wajah (y/n) lalu mencium kening (y/n). Lalu ia langsung beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar sambil menutup pintu dan mematikkan lampu.
***
Beberapa lama kemudian, Rin mencoba untuk tidur di sofa.
Tetapi, ia benar-benar tidak bisa tertidur karena banyak nyamuk terbang disekelilingnya. Hal itu membuatnya sangat terganggu.
Ia mengibas-ngibaskan tangannya agar nyamuk-nyamuk itu pergi menjauh. Tetapi, mereka tetap tidak mau pergi.
Aduh, nyamuk-nyamuk ini menggangguku saja! Apa aku tidur di kamarku saja, ya? Ada (y/n)-chan sih, tapi tidak apa-apa lah, dia kan pacarku, gumam Rin.
Rin pun beranjak dari sofa dan langsung berjalan menuju kamarnya.
Ia membuka pintu kamar secara perlahan agar (y/n) yang sedang tertidur di dalamnya tidak merasa terganggu.
Ia berjalan perlahan mendekati kasur.
Disana ia melihat wajah (y/n) yang sedang tertidur. Rin benar-benar terpesona melihatnya. Lalu ia membisikkan sesuatu di dekat (y/n).
"(Y/n)-chan, aku ikut tidur disini, ya" ucapnya sambil tersenyum.
Entah mengapa suhu di dalam kamar terasa panas. Karena Rin tidak kuat dengan hawa panas, ia langsung melepas pakaiannya dengan tetap mengenakan celananya. Sehingga ia tidur dengan bertelanjang dada.
Lalu ia langsung naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya tepat di samping (y/n). Ia bisa melihat wajah (y/n) yang sedang tertidur dengan jarak yang sangat dekat.
Tiba-tiba, (y/n) merasa sedikit gelisah. Sepertinya ia sedang bermimpi buruk. Spontan, Rin langsung memeluknya.
Kepala (y/n) menempel di dada Rin yang bidang. Rin juga melingkarkan tangannya di pinggang (y/n). Sehingga tubuh mereka benar-benar menempel satu sama lain.
Setelah Rin memeluknya, barulah (y/n) merasa tenang dan kembali tertidur nyenyak.
"Kau ini manis sekali" bisik Rin sambil memandangi wajah (y/n) yang berada tepat di bawah dagunya.
Rin bisa merasakan nafas (y/n) yang berhembus di dadanya.
Tak lama kemudian, Rin pun ikut terlelap.
***
Mentari pagi pun menyingsing, menyorot kamar Rin dari sela-sela jendela dan gorden kamarnya. Hal itu membuat (y/n) terbangun dari tidurnya.
(Y/n) membuka matanya perlahan. Ia mencoba untuk meregangkan tubuhnya namun entah mengapa sulit sekali untuk dilakukan.
Setelah matanya benar-benar terbuka, betapa terkejutnya ia. Tepat di hadapannya wajah Rin yang sedang tertidur. Tangan Rin masih melingkar di pinggangnya, sehingga (y/n) tidak bisa pergi kemana-mana. Hal itu membuat jantungnya sangat berdebar-debar.
Kenapa Rin-kun tertidur di sini? D..dan, kenapa ia tidak mengenakan baju?, gumam (y/n) yang merasa sedikit panik.
Tak lama, Rin pun terbangun dari tidurnya sambil sedikit mengerang.
Saat ia membuka matanya, ia melihat wajah (y/n) berada tepat dihadapannya.
"Ohayou, (y/n)-chan" ucapnya sambil tersenyum.
"O...ohayou, Rin-..."
Ucapan (y/n) terpotong karena Rin tiba-tiba mencium bibir (y/n). (Y/n) tidak melawan sedikitpun. Ia tetap membiarkan Rin mencium bibirnya. Tak lama kemudian, Rin pun melepaskan ciumannya.
"Akhirnya aku mendapatkan morning kiss pertamaku darimu" ucap Rin sedikit berbisik.
(Y/n) pun tersenyum. Sejujurnya, ia merasa sangat senang saat Rin menciumnya.
Suasana pun hening sejenak.
"E...etto, Rin-kun. Kenapa kau bisa tertidur disini?"
Rin pun terdiam sejenak.
"Apa kau benar-benar lupa kejadian semalam?"
"Eh?"
"Kau mau mengetahuinya?"
"U...um"
Apakah Rin-kun melakukan sesuatu padaku tadi malam?, pikir (y/n).
Rin pun mengangkat sebagian tubuhnya dan mengarahkan kepalanya tepat ke telinga (y/n).
"Tadi malam, kau sudah benar-benar memuaskan aku, (y/n)-chan"
(Y/n) benar-benar terkejut dengan pernyataan Rin tersebut.
"He? A...apa m....maksudmu?"
"Kau benar-benar lupa?"
"A...aku tidak mengingat apapun"
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita melakukannya lagi?"
"E...eh?"
Wajah (y/n) seketika menjadi sangat memerah. Ia tidak menyangka dirinya dan Rin bermain tadi malam.
Tiba-tiba, Rin langsung tertawa terbahak.
"Aduh kau ini. Aku hanya bercanda, sayangku. Kan sudah kubilang. Aku tidak akan pernah merusak malaikatku sendiri"
Rin pun duduk diatas kasur, begitu pula dengan (y/n).
Lalu Rin langsung menjelaskan kenapa ia bisa tertidur bersama (y/n).
"Ya ampun. Kau ini ada-ada saja! Aku sangat terkejut. Kau ini selalu saja membuatku spot jantung"
Rin pun tertawa kecil.
"Maafkan aku, (y/n)-chan. Habisnya aku sangat menyukai wajah pemalumu itu. Benar-benar imut" ucap Rin sambil menunjukan gigi hiunya.
Tak lama (y/n) pun ikut tertawa.
Lalu Rin tiba-tiba menggenggam kedua tangan (y/n).
"Aku akan selalu melindungimu. Sekarang kau percaya kan padaku?"
Lalu, (Y/n) tersenyum simpul.
"Tentu saja. Maaf karena sudah mencurigaimu, Rin-kun. Aku percaya padamu. Arigatou ne"
Rin pun tersenyum. Akhirnya ia bisa meyakinkan (y/n) bahwa ia akan terus melindungi (y/n).
***
Keesokan harinya, saat pulang sekolah, Rin tiba-tiba menggenggam sebelah tangan (y/n) agar (y/n) tidak pergi.
"Ada apa, Rin-kun?"
"Kau benar-benar akan pulang sendiri?"
"Um. Tidak usah khawatir. Kau kan ada kegiatan klub renang"
"Aku takut gadis-gadis sialan itu mengganggumu lagi"
(Y/n) hanya terdiam.
"Bagaimana kalau kau masuk saja ke klub renang?"
"Eh?"
(Y/n) terkejut dengan ajakkan Rin tersebut. Sejak ayahnya meninggal, ia tidak pernah menyentuh air kolam renang lagi.
"E...etto"
"Kau tidak mau, ya?"
(Y/n) hanya terdiam.
Tiba-tiba, Rin memegangi wajah (y/n) dengan kedua tangannya.
"Kumohon. Aku tidak ingin kau terluka lagi. Aku selalu merasa bersalah kalau kau terluka karena mereka. Kalau kau selalu bersamaku, kau akan merasa aman. Kau mau kan?"
(Y/n) tidak mau membuat Rin kecewa. Dan sudah waktunya untuk ia melupakan masa lalunya yang kelam dan memulainya dengan yang baru.
"Wakatta. Kalau itu keinginanmu, Rin-kun. Aku akan masuk klub renang"
Sontak, Rin pun langsung tersenyum.
"Yokatta. Arigatou, (y/n)-chan. Kalau begitu ayo kita kesana" ucap Rin sambil menarik tangan (y/n). Lalu mereka berdua berjalan menuju kolam renang sekolah.
***
Mereka berdua akhrinya sampai. Disana sudah berkumpul banyak anggota klub renang. Lalu seorang laki-laki berkulit agak gelap dan berambut merah menghampiri mereka berdua.
"Oi, Rin! Kau ini lama sekali!"
"Ah, maafkan aku, kapten"
(Y/n) hanya berdiri di belakang Rin. Ia merasa sedikit malu.
Kapten klub renang pun melirik kearah (y/n).
"Hee? Kenapa kau membawa pacarmu kesini?"
"Oh, dia ingin masuk ke klub renang kita, boleh kan, ketua?"
"Begitu rupanya. Tentu saja boleh"
"Ayo, perkenalkan dirimu" ucap Rin sambil menoleh kebelakang.
"H...hajimemashite, namaku Nakajima (y/n). Y...yoroshiku onegaishimasu" ucap (y/n) sambil membungkukkan tubuhnya.
"Ah, Nakajima-san, ya. Aku sering melihatmu bersama Rin tapi aku tidak tahu namamu. Perkenalkan, aku Mikoshiba Sejiuro, kapten klub renang SMA Samezuka. Yoroshiku ne"
(Y/n) hanya mengangguk sambil tersenyum.
Tiba-tiba, Sousuke datang menghampiri mereka.
"A! Sousuke!" seru Rin.
"Kau terlambat, Rin"
"Gomen"
Tiba-tiba, mata Sousuke tertuju pada (y/n).
"(Y/n)-san? Kau mau masuk ke klub renang juga?"
"I..iya, Sousuke-san"
Entah mengapa tiba-tiba Sousuke mengingat kejadian saat (y/n) tertidur di pundaknya saat menaiki bis. Saat itu (y/n) benar-benar sangat manis.
"Sokka. Kalau begitu, selamat datang, (y/n)-san"
(Y/n) pun tersenyum manis.
"Um, arigatou ne, Sousuke-san"
Sontak, jantung Sousuke berdegup sangat kencang. (Y/n) benar-benar terlihat cantik di matanya. Ia langsung mengarahkan pandangannya kearah lain agar tidak merasa malu.
Kenapa aku jadi kikuk begini? Sejak kapan aku seperti ini setiap bertemu dengan (y/n)? Jangan-jangan, aku.... menyukai (y/n)?, gumam Sousuke.
~Bersambung
--------------------------------------------------
Uppuppuppu~
Minna-sannn. Yami desuuuu...
Hwahhh akhirnya beres juga nih chap 12.
Sebelumnya Yami mau ngucapin banyak2 makasihhhh buat dukungan para reader channn. Karena "All Alone With You" bisa dapet 1st rank di tag #animegirls (skrg udah turun sih huhuhu, tp gpp:) ) dan 1st rank di tag #matsuokarin. HONTOUNI ARIGATOU GOZAIMASHITAAA
Emang sih Rin yang mvp sejauh ini. Tapi kan ini flashback ya gais. wkwkwkwk
Tadinya Yami mau nambahin lemon *eheq. Tapi, gimana ya.... ntar aja deh (kalo jadi). Lagian Yami kan masih polos *dipukul reader chan.
Ehehehe... Entahlag kalau soal itu Yami lagi pikir2 dulu bakal ditambahin atau engga. Soalnya nanti Yami bisa tambah gila kan gawat awoakwoakwoak.... Terus Yami malu juga sbnrnya(´д⊂)‥ハゥ
Oke mungkin gitu aja yaa dari Yami. Selalu jaga kesehatan ya gaiss
See you in the next chapter
Babaiiiii....
uppuppuppu~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top