5. Pesona
Angin bertiup sepoi. Menerbangkan rambut kuncir kuda milik Naruto. Mengenakan baju singlet, berwarna biru muda yang menjuntai sampai bawah lutut. Dengan outer hitam yang terlihat seperti jas kerja. Ia merapatkan outernya ketika angin dingin berembus. Tas kecil yang ia tentang kini ia peluk dalam-dalam. Ia sudah menunggu tiga puluh menit. Namun yang menjemputnya tak kunjung datang.
Akhirnya, mobil merah yang sedari tadi ia tunggu datang dan berhenti tepat di depannya.
"Maaf, aku harus mengantarkan Sakura ke salon sebelum menjemputmu," katanya setelah membuka jendela mobil.
Sasuke hendak keluar dari mobil untuk membukakan pintu bagi Naruto. Namun si wanita rupanya telah membuka sendiri pintu samping, lalu segera masuk tanpa ba-bi-bu.
"Ah, aku lupa, kau bukan wanita."
Lalu mobil pun berjalan Kembali.
Saat perjalanan menuju tempat yang dituju. Sasuke melihat ke arah Naruto yang duduk di sampingnya.
Penampilannya sunguh jauh dari kata elegan. Pakaiannya seperti pakaian kerja, bahkan sangat jauh dari mode fashion saat ini. Rambutnya juga hanya terkepang seperti biasa. Kacamata tebalnya pun juga masih menangkring di daun telinga seperti biasa.
Sasuke tak banyak bicara, langsung memutar setir mobil, mengarah ke arah sebaliknya.
"Mau ke mana kita?"
"Kau akan tahu nanti."
Tak banyak bicara, Naruto pun tidak peduli. Ia hanya menyandarkan diri di kursi samping supir dan menikmati pemandangan selama perjalanan. Ide untuk pergi ke pesta sungguh bukan hal yang menyenangkan baginya. Ia benci keramaian. Apa lagi pesta. Ia bahkan selalu mencari-cari alasan saat teman-temannya mengajaknya ke pesta. Namun naasnya, dia harus ikut pesta yang diadakan kerajaan bisnis milik keluarga Uchiha saat ini, kalau tidak, dia akan mempermalukan nama keluarganya karena tidak datang di acara penting ini sebagai seorang calon menantu Uchiha.
Sibuk dengan gerutu pikirannya. Sasuke telah membukakan puntu untuknya. Mereka telah sampai.
Mereka telah sampai di sebuah mall mewah di pusat kota.
"Turunlah. Kita buru-buru."
Naruto menurut dan segera turun. Sasuke yang melihat tingkah Naruro yang masih terlihat ogah-ogahan, menyeret tangannya untuk segera bergerak masuk bersamanya.
"Apa yang kau lakukan? Kita mau ke mana?"
Sasuke tidak menjawab. Hanya memberikan kunci pada petugas penjaga pintu agar mobil dapat diparkirkan.
Naruto yang baru pertama kali masuk mall mewah, hanya tercengang denga napa yang ada di dalamnya. Ini sungguh tak pernah ia lihat sebelumnya. Mall ini sepi. Hanya benerapa pengunjung yang terlihat berkeliling. Namun terlihat dari pakaian mereka, bahwa mereka bukan orang biasa.
Naruto dibawa masuk menuju sebuah salon di tengah mall. Dengan sedikit dorongan lebih, Sasuke memaksa Naruto untuk duduk di salah satu bangku.
"Jhon, dandani dia semaksimal yang kau bisa."
"Baiklah."
"Hanya dalam waktu 30 menit."
"APA! Itu tidak mungkin, Honey. Its imposibble."
"29 menit."
"You are fuc*ing ..... hansome man!!! Semuanya, kemari. Persiapkan alat-alat yang diperlukan!"
"Aku tidak memintamu melakukan ini." protes Naruto.
Naruto hampir berdiri dari tempat duduknya, namun dicegah oleh Sasuke dengan menekan pundaknya ke bawah untuk tetap duduk di kursinya.
Sasuke menurunkan kepalanya, lalu berbisik tepat di telinga Naruto. Pemadangan wajah mereka yang kini hanya berjarak beberapa centi terekam jelas. Saling menatap lewat cermin besar di hadapan mereka.
"Bukan untukmu, tapi untuk keluargaku. Aku tidak ingin calon istriku mendapat ucapan tak baik dari tamu-tamu di pesta."
Naruto menyerah. Ia tidak pun tidak berharap banyak pada penampilannya saat ini. Walau dia telah berusaha keras untuk memakai baju terbaik yang ia miliki, mencoba menerapkan beberapa blush on, lipstik, bahkan bulu mata palsu, tetap saja tidak maksimal. Kacamata besarnya menutupi bulu mata, blush on yang terlalu netral dengan pipi merona miliknya. Lipstik yang juga memiliki warna nude hampir menyamai warna bibirnya. Karena hanya itu alat-alat make up yang ia miliki. Semaksimal apa pun menurutnya, tidak akan terlihat oleh laki-laki yang ada di belakanya ini.
Karena dia hanya melihat yang sempurna, dan buta pada yang sederhana.
"Hallo, Honey. Perkenalkan. My name is Jhonathan. Please call me Jhon. And you?"
"Naruto Uzumaki. You can call me Uzumaki."
"Ah. Calon Ny. Uchiha. Apa kau sudah siap menerima keajaiban dariku?"
Naruto hanya memberikan anggukan sebagai jawaban.
Proses make up dimulai. Laki-laki centil yang merupakan make up artist professional yang tadi berbincang dengan Sasuke, mulai maju dan membuka kaca mata tebal milik Naruto, yang pasti langsung membuat Naruto mendadak rabun.
"Lha .... Apa lagi yang perlu aku perbaiki. Kau sudah memiliki struktur wajah yang bagus. Jenis dan warna kulitmu bagus, hanya perlu beberapa shading. Kau bahkan sudah memakai bulu mata palsu. Kenapa kau menutupinya dengan kacamatamu yang membosankan, hum?" tanya Jhon.
Naruto sedikit malu untuk mengakui.
"Ak-aku tidak bisa memakai lensa kontak. Aku sudah mencobanya, namun selalu gagal dan menyakiti mataku."
"Kapan kau mulai belajar memakainya?"
"Tadi pagi," jawabnya polos.
"Tentu saja gagal. Kau butuh latihan keras dan berkali-kali untuk dapat memasangnya sendiri. Tapi tenang, aku akan membantumu."
Proses make up sudah berjalan 25 menit. Sasuke yang memutuskan untuk menunggu di ruang tunggu, berencana untuk masuk lagi dan memaksa Jhon untuk segera menyelesaiakan prosesnya.
Namun sebelum itu, Naruto ternyata telah dibawa Jhon keluar dari dalam salon dengan penampilannya yang baru. Dan membuat Sasuke tidak rela mengedipkan matanya.
"Kau beruntung Sasuke. Calon istrimu memiliki struktur wajah yang pada dasarnya sudah cantik natural. Aku hanya butuh waktu 20 menit untuk mengubahnya sesuai keinginanmu."
Jeda beberapa Saat sebelum Sasuke dapat merespon perkataan Jhon. Dia benar-benar terkesima dengan hasil karya Jhon pada wajah calon istrinya.
"Tinggal ... em ... itu," Sasuke tergagap, bingung sekaligus linglung karena menatap terlalu lama pada gadis di depannya.
"Baju?" tebak Jhon.
"Iya."
"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan membantunya memilih baju yang tepat untuk pesta. Kau di sini saja, tenagkan dirimu. Setelah ini akan ada kejutan ke dua dariku." Jhon mengakhiri kata-katanya lewat tawa kecil yang menyindir keterpesonaan Sasuke.
Jhon membawa Naruto pergi. Sasuke terduduk lesu di tempat duduknya. Ia tidak menyangka akan berjumpa dengan gadis cantik dan seimut itu di tempat ini. Juga gadis imut itu adalah Naruto, wanita yang selalu ia anggap cupu selama ini. Apa Betty Lafea benar-benar ada di dunia nyata?
.................cup.chocochip..........
Tempat pesta telah ramai oleh orang-orang berpakaian modis. Lalu lalangnya terlihat bahwa mereka bukanlah orang-orang biasa. Beberapa mereka sering terlihat di layar kaca, beberapanya terlihat di majalah-majalah bisnis, pejabat, dan orang-orang berpengaruh di Jepang. Semua mengobrol seru. Memamerkan keberhasilanya, menunjukan kesuksesannya, dan mengagung-agungkan jabatannya.
Pesta hampir dimulai, dan tuan rumah masih menyambut kedatangan tamu yang sudah hampir datang seluruhnya. Kecuali anaknya sendiri, bersama calon menantu.
Ayah Sasuke bahkan sedari tadi mengawasi gelagat Sakura yang telah datang 30 menit sebelumnya, mengecek siapa tahu Sasuke lebih memilih mengajak mantan pacarnya, dari pada calon istrinya. Namun yang ia cemaskan tidak terjadi. Sakura masih tetap bersama para pria tampan yang mengerubutinya demi mencari perhatian si gadis cantik.
Sakura mengenakan gaun merah maroon. Gaun tanpa tali, yang menunjukan ukuran dada yang sempurna, juga gaun yang memiliki belahan sampai ke pangkal paha, menunjukan kaki jenjang, dan kulit mulusnya yang sempurna.
Menerurut pengelihatan Ayah Sasuke, gadis itu sepertinya menyukai semua perhatian yang diberikan para pemuda tertuju hanya padanya. Seolah-olah ingin menyatakan bahwa ia adalah yang paling cantik dari semua orang yang ada dalam pesta.
Lalu tiba-tiba semua mata kamera beralih. Menghadap sebuah mobil sport merah yang baru saja datang. Pintu mobil terbuka, di sambut sura jepretan kamera yang tidak pernah surut. Pintu terbuka, menunjukan sosok Sasuke dengan jas cream-nya yang rapi, keluar mobil dengan gayanya yang elegan. Lalu segera bergerak, membukakan pintu lain dari mobilnya. Menawarkan tangannya, pada sosok yang masih menata hatinya untuk keluar dari dalam mobil.
"Percaya padaku. Kau adalah yang terindah di pesta ini."
Naruto memantapkan hatinya, lalu menerima uluran tangan Sasuke untuk menunjukan dirinya, pada semua orang yang kini menanti kedatangan mereka.
Bersambung .....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top