1. Pesan

Angin berhembus pelan di siang hari yang panas, semilir anginnya sangat menyejukkan yang mana membuat beberapa orang pasti ingin menutup mata sejenak dan tertidur di pangkuan sang angin.

Hal itu lah yang di lakukan seorang pemuda dengan surai yang naik ke atas yang saat ini sedang bersender pada pohon depan tempat tinggalnya.

Dadanya naik turun secara teratur serta nampak nyaman dengan posisinya yang sekarang.

"Bokot~ anterin bentar yok" Pemuda lain dengan surai merah jambu mendekat seraya membawa sebuah kandang kucing.

Pemuda itu nampak sweatdrop untuk sejenak karena melihat salah satu teman serumahnya yang baru ia tinggal sejenak telah tertidur di bawah pohon.

"Njir belum juga 10 menit di tinggal ke dalem dah tidur bae" Gerutunya kesal, dia lantas kembali masuk ke dalam rumah berniat mengajak yang lain untuk mengantarnya ke klinik hewan.

"Bud, anterin ke klinik yuk" Ajaknya pada seorang pemuda yang sedang memainkan ponselnya.

Iris cokelatnya melirik sejenak, "Ngapain? Minta sumbangan pupuk atau apa?"

Dan setelah mengatakan hal itu, pemuda itu mendapatkan tepukan kasar di lengannya.

"Sembarangan! Ya kagak lah nih mau periksain kucing gue" Ujar Hanamaki atau kerap di sapa Kiki itu seraya menyodorkan kandang kucing yang sedari tadi ia bawa.

Nishinoya Yuu menoleh dan menatap kucing yang ada di dalam kandang tersebut, "Oke lah ayok sekalian gue bawa Yaku"

Hanamaki berkedip heran, "Ngapain bawa Yaku?"

"Mau di suntik rabies, heran gue dia sukanya galak ke gue ke yang lain kagak" Dengus Nishinoya seraya menahan tawanya. Hal itu sontak saja membuat tawa dari Hanamaki tak dapat di tahan.

"Yaku kenapa?" Pas sekali, sosok yang di bicarakan muncul dari dapur bersama dengan seorang pemuda bersurai puding yang memainkan gamenya.

"Nggak papa kok, eh Yak"

Yaku menoleh, "Hum?"

"Ikut kita yok ke klinik hewan" Tawar Nishinoya dengan seringai jahil bersama dengan Hanamaki.

"Nggak deh, panas. Yaku mo di sini aja" Jawabnya lempeng seraya duduk di sofa yang ada.

Kedua pemuda tadi tertawa kembali dan kemudian pamit untuk pergi ke klinik yang tak jauh dari rumah mereka.

"Tadaima"

"Okaeri"

Sosok Sakusa Kiyoomi datang dan langsung duduk di sebelah sang kembaran. Iris gelapnya melihat sekitar yang terasa begitu sepi.

"Yang lain kemana?" Tanyanya penasaran.

"Humm.. Natsu, Tobio, Rin lagi ke supermarket terus Bubud sama Kiki baru aja keluar, Bokot tiduran di bawah pohon depan, Lev di kamar yang lain Yaku nggak tahu" Jawabnya santai.

Dan setelah itu hanya ada kediaman dari mereka bertiga, Kenma masih sibuk dengan game miliknya sementara Yaku sibuk dengan acara TV yang ia tonton dan Sakusa sendiri hanya diam di tempatnya.

"Oh ya"

Iris cokelat Yaku melirik sosok Sakusa penasaran, onigiri yang hendak ia makan ia tahan terlebih dahulu di pangkuannya.

"Kenapa?"

Sakusa mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi pesan dan segera memberikannya pada Yaku.

"Ada seseorang yang tiba-tiba mengajak kita semua liburan" Ungkap pemuda bersurai keriting tersebut.

Yaku membaca isi pesan tersebut, raut wajahnya tak berubah sama sekali. Berbeda saat ia mendapati pesan berantai dari nomor tak di kenal di ponsel kembarannya minggu lalu.

Halo saya Mandla
Saya ingin mengajak kalian semua untuk ikut berlibur dengan agensi kami, masalah biaya dan semuanya akan di tanggung pihak kami jadi liburan ini semuanya gratis.

Banyak artis terkenal yang sudah menggunakan agen kami dan kalian adalah orang yang terpilih untuk ikut kami.

Ditambah kalian akan menjadi terkenal setelah ikut liburan ini.

Staff kami akan menjemput kalian besok pukul 9 pagi untuk pergi ke villa kami.

Hanya itu.

Yaku mengembalikan ponsel kembarannya dan memasang wajah berpikir, "Sebenarnya ini agak aneh"

Kenma melirik dan ikut mendekat, "Menurutku juga begitu, kemarin juga ada yang mengirimi ku pesan mengajak kita semua liburan"

Yaku menoleh dengan pandangan terkejut, "He? Benarkah?"

Kenma mengangguk lalu menyerahkan ponselnya kepada Yaku dan benar saja. Pesan tersebut ada dan semua kalimatnya sama persis dengan apa yang ada di ponsel Sakusa.

"Kamu sendiri bagaimana?" Iris gelap Sakusa memandang kembarannya yang masih nampak berpikir, Yaku menggeleng.

"Tak ada satu pesan pun" Jawabnya lalu kembali memakan onigiri nya, "Ya.. Kita lihat saja apakah yang lain juga mendapatkan pesan seperti itu"

"Darimana kamu tahu?" Dahi Sakusa mengernyit heran, dia menatap kembarannya yang masih terlihat santai mengunyah onigiri di sebelahnya.

"Hum- firasat? Eh nggak juga sih kemarin Miwa, Tobio dan Rin juga dapat pesan seperti itu. Makanya Yaku pikir yang lain juga akan dapat" Jelasnya.

Sakusa mengohkan lalu kembali diam, di pikirannya masih berputar apakah tak apa mereka menerima tawaran tersebut?

"Perasaanku tak enak"

Iris tajam itu menatap sekitar awas, helaan nafas terdengar lirih. Dia mencoba kembali netral seperti biasa daripada terlihat gugup.

****

Malam itu saat semua telah selesai makan malam, rutinitas mereka adalah berbicara satu sama lain. Entah untuk menghilangkan bosan atau menunggu rasa kantuk menyerang.

"Ne ne kira-kira liburan kita nanti akan bagaimana ya?" Gadis bersurai orange itu bertanya dengan penasaran, beberapa anggota yang lain menoleh ke arahnya.

"Mungkin seperti liburan yang biasanya? Ramai dan juga ricuh" Komen Semi yang kebetulan ada di sebelah Natsu.

"Hee iya juga ya hmm.. Menurut mama sendiri gimana?" Pandangan matanya beralih ke Yaku yang sedang tiduran di atas karpet.

Pemuda dengan surai cream puff itu menoleh, "Menyenangkan tentu saja, lagipula kita juga butuh refreshing"

"Jadi makin nggak sabar buat cepet-cepet liburan" Seru Miwa bersemangat seraya memeluk bantal sofa.

"Emang kalian udah siap-siap?" Tanya Semi dengan alis terangkat satu. Sebagian menggeleng sementara sebagian yang lain mengangguk.

Semi menghela nafas, dirinya kemudian berdiri menatap beberapa anggota yang belum siap-siap untuk besok.

"Yang belum beres-beres masuk kamar terus siap-siap, aku nggak mau ya besok ngurus kalian yang keteteran sendiri gegara belum siap-siap" Titahnya dengan di sertai aura hitam yang membuat beberapa orang menelan salivanya.

Tanpa banyak bicara Yaku, Suna, Nishinoya, Ushijima dan Kenma bergegas pergi ke kamar mereka. Tak ingin mendengar omelan Semi yang pasti akan memojokkan mereka.

****

"Ne.. Rin"

"Hm?"

Pemuda bermata sipit menoleh ke arah kekasihnya yang termenung di kasurnya. Wajahnya mengerut seolah sedang memikirkan sesuatu yang rumit.

Sekelebat bayangan terpantul di Iris cokelat beningnya, sesaat setelahnya ia berkedip dengan pandangan terkejut.

"Bagaimana kalau tidak pergi?" Yaku berujar dengan nada kurang yakin, tubuh yang semula duduk kini terbaring di atas kasur dengan pandangan sayu.

Suna mendekat, duduk di sebelah kekasihnya dan mengelus perlahan surai yang terasa lembut di tangannya.

"Memangnya kau mau membuat mereka sedih?" Ucapan dari si mata sipit itu membuat dirinya berpikir ulang. Akan sangat menjengkelkan jika semisal ia tak ikut dan malah membuat semua juga tak ikut.

"Tidak sih.. " Irisnya kembali bergerak menatap sekitar, Suna mendengus kecil lalu menepuk pelan pipi pemuda tersebut.

"Cepat tidur dan jangan memikirkan hal lain" Titah Suna lalu segera berdiri kembali menuju kasurnya sendiri yang ada di sisi lain kamar.

Lampu di matikan, hanya ada kegelapan di kamar tersebut. Suara jangkrik di malam hari menjadi peneman keduanya untuk tertidur.





Minggu,
13 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top