Dia
Apakah bumi merupakan satu satunya tempat yang dihuni oleh manusia?
Saat datang ke Maya, para petualang akan menyadari bahwa mereka tidak 'sendirian' di semesta ini. Bertemu dengan manusia yang berasal dari tempat selain bumi adalah hal yang biasa terjadi. Tetapi bila kalian bertemu dengan 'dia', bisa dibilang itu adalah hal yang tidak biasa. Entah itu terjadi sebagai keberuntungan, atau kemalangan.
A
Algasta Hier, seorang manusia berwujud pemuda ramah yang berpatroli mengelilingi Maya. Kadang ia muncul bersama suara khas lembaran daun Flabel yang tergantung di pinggangnya.
Ada kalanya ia datang tanpa disadari.
Ia senang menyamar atau mengubah penampilannya saat berpatroli. Namun, ia akan mempertahankan jubah dan rambut cokelatnya. Saat ada pertarungan, ia akan melepas jubahnya. Saat itulah mungkin kalian bisa sempat melihat cahaya biru melingkar di lengan kirinya, tanda bahwa ia adalah penghuni asli Maya.
Begitulah, meskipun manusia, ia tidak berasal dari bumi. Ia terlahir di Maya, beberapa ratus tahun setelah dimensi itu terbentuk. Bisa dikatakan, ia tumbuh beriringan dengan Maya yang kini sudah menjadi tempat yang besar. Luar biasa besar. Bagi Algasta, Maya adalah ibunya, dan ibu dari saudara-saudaranya.
Di hari-hari biasa, Algasta menjelajahi rumahnya. Ya, di salah satu sisi Maya, tempat yang haram dipijak oleh para petualang. Semua orang menyebutnya "Sisi Terlarang". Bila diperkirakan, ukurannya mungkin sama seperti dataran terluas di bumi. Algasta tinggal di sana sendirian.
Berbeda dengan para saudaranya, Algasta tidak bisa memiliki kemampuan Holo Physique yang merupakan dasar untuk berpindah tempat di Maya. Oleh karena itu, terdapat banyak titik pilar portal di Sisi Terlarang.
Pemuda itu menyukai pedang, lebih dari senjata lain yang ia koleksi. Bahkan ia memberinya nama, dan kadang berbincang dengan benda itu.
"Swordy, aku lelah."
"Kau hebat, Swordy!"
"Swordy, bagaimana kalau kita ke danau?"
Tentu saja ia tidak akan mendapat jawaban dari benda mati itu. Algasta hanya membuat jawaban sendiri, dan bersikap seolah mendengar Swordy mengucapkannya. Algasta tidak gila, ia hanya sedikit kesepian. Karena alasan itu juga, ia merasa senang ketika pilar-pilar di sekitarnya mulai bergetar dan bercahaya. Itu artinya ia bisa datang ke sisi lain Maya, meski sekedar untuk berpatroli.
Akhir-akhir ini cahaya merah sering muncul di pilar, padahal seharusnya biru. Sulit menentukan apakah Algasta harus senang, atau waspada melihatnya.
362 kata
wga_academy
Nichole_A
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top