03 | SUPERHERO
"I met a Superhero. I lost her. I want her back."
-Alfarizqi Khoiron Shaquille-
***
Happy reading!🖤
If you don't like my story, you can leave peacefully, and thank you!🖤
***
Azura merasa seperti ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Ia merasa sangat takut pasalnya jalanan kompleks perumahannya sangatlah sepi jika siang hari seperti ini, kemudian Azura mempercepat langkah kakinya sesekali ia menoleh ke belakang ingin memastikan bahwa adakah seseorang yang mengikutinya.
Namun nihil tak ada siapapun dibelakangnya lalu ia meneruskan perjalanan agar cepat sampai rumah. Sementara, jauh dibelakang sana ada Gibran yang dengan hati-hati dan ia sangat yakin bahwa rencananya akan mencelakai Azura akan berjalan lancar hari ini.
Alfa yang merasa seperti mengenali bentuk tubuh orang yang mengikuti Azura pun semakin mempercepat langkahnya supaya ia tak tertinggal jejak orang tersebut. Bagaimana bisa Azura dengan santainya berjalan sendirian ditengah kompleks yang sepi seperti ini? Apakah ia tidak tahu bahwa banyak bahaya yang akan datang? Dan Alfa pun berdecak-ck~ memang ya perempuan itu menyusahkan, tetapi ia tak bisa menyalahkan semua itu karena bagaimanapun juga bunda dan adiknya adalah perempuan.-
Alfa pun menatap lurus, dan sialnya ia kehilangan jejak orang itu dan Azura. Kemanakah mereka? Ah, Alfa merutuki dirinya yang tadi terlalu memperhatikan sekeliling kompleks sehingga membuatnya kehilangan jejak sepert ini.
Gibran yang merasa bahwa situasi sekarang pas untuk ia segera menculik Azura mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah Azura, dan menutup mulut Azura. Azura mencoba untuk melawan namun percuma saja tenaga ia tak sekuat orang tersebut. Azura yang mencoba terus untuk berteriak meminta tolong, namun nihil karena mulutnya ditutup oleh tangan orang itu. Samar-samar Alfa mendengar suara tertahan orang meminta tolong, dan Alfa yakin bahwa itu adalah Azura.
"HEI! TUNGGU! LEPASKAN DIA!" Suara lantang Alfa pun membuat Gibran menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Wah, ada pahlawan kesiangan rupanya?" kata Gibran. Azura yang melihat senang dan lega. Akhirnya, ada seseorang yang menolongnya dan ternyata itu adalah laki-laki yang hampir saja menolongnya tadi di Busway. "Bagaimana ia tahu aku disini? Ah tapi terima kasih Tuhan atas pertolonganmu," gumamnya dalam hati.
"Lepasin cewek itu, kalau lo laki. Sini maju lawan gue," kata Alfa menantang. Gibran merasa tertantang dan akhirnya ia pun melepaskan Azura. Kesempatan tersebut digunakan oleh Azura untuk bersembunyi.
"Ok," kata Gibran.
Perkelahian pun terjadi diantara keduanya, pertama Alfa memberi pukulan ke wajah dan perut laki-laki itu. Lalu, laki-laki itu membalasnya. Azura yang panik akan keadaan Alfa, akhirnya memutuskan untuk menelpon salah satu dari kakaknya namun nihil tak ada satupun yang mengangkatnya.
Alfa yang merasa bahwa lawannya kini hampir kalah tidak mau membuang kesempatan dan tangannya terulur untuk membuka penutup wajah tersebut.
"Gibran?" kata Alfa terkejut saat tahu siapa laki-laki yang sejak turun dari busway memiliki gelagat tidak baik. "Alfa?" kata Gibran. "Lo udah balik dari Amerika? Dan sekarang lo disini?" tanyanya.
"Ada urusan apa lo sama cewek itu?" kata Alfa yang tidak menjawab pertanyaan Gibran namun malah berbalik bertanya.
"Bukan urusan lo!" kata Gibran. "Buat apa lo balik lagi ke Indo? Buat liat jasad Gita? Iya? Kemana aja lo pas Gita butuh lo? Justru lo malah ninggalin dia!!" lanjutnya penuh emosi. Seketika bayangan masalalu yang selama ini ia coba lupakan mendadak terngiang dimemori ingatannya bak film.
Alfa yang mendengar penuturan Gibran terkejut dan tidak percaya. Apa? Gitanya sudah tak ada? Sahabat kecilnya sudah tak ada sekarang? Padahal ia pulang ke Indonesia karena, ia ingin bertemu dengan sahabatnya itu.
"Kenapa lo diam?" tanya Gibran. "Lo tahu kenapa gue pengen bikin celaka cewek itu?" tanyanya lagi pada Alfa, Alfa pun tidak tahu harus menjawab apa yang hanya bisa ia lakukan adalah diam dan mendengarkan Gibran berbicara.
"Dia mirip Gita, mata yang dia pakai itu adalah mata Gita, Fa! Lo nggak tau 'kan? Bahkan cewek polos ini juga nggak tau apa-apa!" kata Gibran seraya mendorong Azura kemudian berlalu meninggalkan Alfa dan Azura.
***
Alfa membantu Azura untuk berdiri, setelah itu ia menanyakan keadaan Azura. "Lo nggak apa-apa? Ada yang sakit atau luka?" tanyanya khawatir.
"Engga, aku nggak apa-apa. Makasih sebelumnya ya? Tapi darimana kamu tahu aku di sini?" tanya Azura bingung pasalnya mereka tak pernah saling mengenal lalu mengapa laki-laki ini baik sekali sampai mau mengikutinya?
"Iya, kebetulan gue lagi nyari rumah tante gue yang ada dikompleks ini, gue Alfa, dan lo Azura?" tanya Alfa. "Iya, yaudah. Kalau gitu kamu ikut kerumahku dulu ya, aku obatin lukamu dirumah," kata Azura. Tanpa pikir panjang Alfa meng-iyakan ajakan Azura, lagipula ia butuh diobati, lukanya sangat sakit. "Yaudah, boleh," jawab Alfa.
Kemudian, mereka berjalan bersama menuju rumah Azura, sebetulnya ada hal yang ingin Azura tanyakan perihal Gibran. Bagaimana bisa Gibran mengenali Alfa dan Alfa mengenali Gibran? Padahal setahu Azura disekolahnya tak ada yang bernama Alfa. Lalu, Gita itu siapa? Dia siapanya Alfa? Eh, tapi tunggu -Mengapa juga Azura ingin tahu tentang laki-laki disampingnya ini? Ah~ sudahlah tak penting juga.-
Setibanya dirumah Azura, ia langsung menekan bel tak lama kemudian keluar Tania yang membukakan pintu.
"Ya Allah, Azura ini teman kamu kenapa?" tanya Tania khawatir dan langsung membantu Azura membawanya masuk.
"Assalamualaikum Bunda. Anu Bun, kotak P3K di mana ya?" tanya Azura dengan cepat setelah ia menaruh sembarang tasnya dan menyalami tangan Tania.
"Deket pintu dapur Ra, bentar lho. Kamu kan Alfa 'kan? Keponakannya Rani? Teman SMA Tante?" kata Tania. "Iya Tante, Tante Tania apakabar?" tanya Alfa yang kemudian langsung menyalami Tania.
"Alhamdulillah, baik. Lho kamu udah balik dari luar negeri?" tanya Tania kemudian terdengar suara deheman Azura yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa kotak P3K.
"Bunda, kenal Alfa?" tanya Azura. "Kenal Sayang, dia keponakannya temen Bunda. Yasudah, Bunda kebelakang dulu mau ambil minum. Kamu obati Nak Alfa, lalu nanti ceritakan, apa yang terjadi pada Bunda ya Sayang?" kata Tania. Kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua.
Azura yang hanya menjawab dengan anggukkan kepala, kemudian duduk disamping Alfa dan mengobati lukanya. Dengan penuh hati-hati Azura menuangkan alkohol 70% pada kasa. Kemudian ia tempelkan secara perlahan-lahan ke luka lebam Alfa dan tak jarang mendengar suara rintihan dari Alfa. Setelah selesai membersihkan lukanya, Azura bangkit dan ingin menaruh kembali kotak P3K namun ditahan oleh Alfa.
"Azura? Lo mau ke mana?" tanya Alfa. "Ini mau naruh kotak P3K dulu, kenapa Alfa?" tanya Azura yang akhirnya memutuskan untuk duduk kembali.
"Lo itu siapa Tante Tania? Setahu gue tante Tania cuman punya dua anak laki-laki, bang Ari sama si Bagas kutu kupret," kata Alfa yang membuat Azura hampir tertawa.
"Hmm a..aku..-" Belum sempat Azura menjawab pertanyaan Alfa, Tania datang menghampirinya dan Alfa.
"Azura, kamu udah selesai obatin lukanya Alfa?" tanya Tania. "Sudah Bun," jawab Azura. "Yasudah, kamu ke atas dulu, ganti seragammu. Nanti kita makan siang bersama." Perintah Tania. Kemudian, Azura beranjak dari duduknya dan menjawab. "Baik Bunda. Alfa, aku ke kamar dulu ya. Makasih sudah bantu aku," kata Azura. Alfa hanya menjawab dengan anggukkan kepala.
Kemudian, Tania duduk di salah satu sofa single. "Oh iya, Nak Alfa bagaimana kabarnya? Kapan kamu kembali dari Amerika?" tanya Tania. "Baru aja Tan, saya lupa dimana alamat rumah tante Rani kalau nggak salah di kompleks ini juga ya?" jawab Alfa.
"Haha, rupanya kamu tidak salah kompleks Alfa, iya rumah Rani hanya beda dua gang dari sini. Nanti tante kasih alamat lengkapnya dan Pak Ujang akan mengantar kamu ya," kata Tania. "Terima kasih sebelumnya Tante, maaf merepotkan," kata Alfa sopan. Baiklah, setidaknya ada yang menawarkan tumpangan untuknya.
"Oh tidak, oh iya sampai lupa," ucap Tania seraya menepuk keningnya. "Ini muka kamu kenapa luka-luka seperti ini? Apa yang terjadi?" tanynya.
"Hem, tadi ada seseorang yang hampir saja melukai Azura tapi untung saja saya datang tepat waktu," kata Alfa. "Ya Allah, tapi Azuranya gak kenapa-kenapa kan?"tanya Tania panik, pasalnya tadi Tania tidak begitu memperhatikan Azura.
Tak lama kemudian Azura turun dari kamarnya dan menghampiri Tania dan Alfa.
"Azura, kamu nggak kenapa-napa Nak? Ada yang luka?" tanya Tania panik seraya menghampiri Azura. "Aku baik-baik aja kok Bun," jawab Azura seadanya. Hatinya menghangat kala ia tahu, bahwa ibu tirinya mengkhawatirkan keadaannya.
"Syukurlah, tapi Nak, siapa yang tega ingin mencelakakan kamu?" tanya Tania.
Azura pun hanya dapat menggelengkan kepala pasalnya ia tak ingin membuat bundanya semakin cemas dan akhirnya mengadu kepada ayahnya. Azura rasa ia dapat menjaga dirinya, lagipula baru hari ini saja Azura pulang sendirian.
"Baiklah, kalau gitu mari kita makan siang," ajak Tania. Alfa dan Azura pun mengikuti Tania menuju ruang makan.
***
Setelah makan siang bersama Alfa berpamitan dan diantar oleh pak Ujang untuk menuju rumah tantenya. Diperjalanan Alfa memikirkan Gibran, apa yang ia katakan kepada Alfa membuat Alfa berfikir betapa jahat sekali dulu Alfa tak menuruti permintaan Gita, kemana saja Alfa disaat Gita membutuhkannya, Andai saja Alfa tahu bahwa Gita sakit pasti saat itu juga Alfa akan datang. Apakah Gita tahu bahwa disisi lain Alfa juga tak ingin meninggalkan bundanya yang sedang melawan maut? Disaat Alfa membutuhkan dukungan dari semua orang, tak ada yang tahu bahwa Alfa begitu rapuh ditinggal opergi oleh ibundanya tercinta.
Ah sudahlah, sekarang waktunya Alfa meminta Rani menyekolahkannya di sekolah yang sama dengan Azura dan Gibran, agar ia mengetahui kabar Gita selanjutnya dan ia dapat menjaga Azura.
Entah mengapa Alfa merasakan bahwa ada dendam yang Gibran pendam kepada Azura? Tapi apa urusan Gibran dengan Azura? Dan siapakah Azura ini? Dia anak Om Zean dan Tante Tania? Kalau iya, mengapa ia baru mengetahuinya?
-Revisi, 29 Agustus 2019-
Terimakasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini
Vote and Comment.
Salam sayang,
Bunga SA 💐
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top