Prolog

Denting suara sepatu mengema dilorong rumah sakit. Seorang wanita dengan rambut ikalnya melewati lorong untuk sampai di poli miliknya. Rambut cokelat bergelombang dan mata hazel yang menatap lurus kedepan. Beberapa pegawai menyapa dirinya.

"Selamat pagi mbak Alena."

"Pagi," sapa Alena hangat dengan senyumnya. Alena selalu terlihat hangat dengan siapapun yang bertemu dengannya. Ya seperti itulah orang-orang melihatnya.

Jika dulu dia memiliki kesan yang cukup cuek untuk seorang wanita. Alena sekarang perlahan sudah mulai merubah dirinya. Meski itu sulit dia bahkan melakukan terapi untuk dirinya sendiri.

Alena sampai di ruangannya. Menghela nafas lelah. Ini minggu yang padat dan dia sudah mulai stress dengan segala hal yang ada disekitarnya. Kesulitan dia untuk bercerita kepada siapapun membuat Alena selalu menanggung perasaannya sendiri.

Alena mengambil ponselnya. Ponsel yang tidak pernah ada yang menghubunginya. Ya sudah selama itu Alena tidak berniat memiliki kekasih.
Dia membuka sebuah profil dan setidaknya dia masih ingat bagaimana untuk tersenyum kali ini bukan.

Setidaknya melihat pria itu Alena masih cukup bisa untuk bersemangat di dalam hari-harinya yang melelahkan. Anggap saja satu pasiennya itu membuatnya bahagia.

Alena seorang trapis psikologis. Dia sengaja mengambil kuliah ini meski harus terseok-seok menyelesaikannya. Hanya ada satu hal yang menjadi tujuannya. Menolong orang yang sama membutuhkan seperti dirinya. Dia tahu bagaimana perasaan tidak bisa mengatakan apapun kepada siapapun. Membuat Alena berniat membantu orang-orang dengan masalah psikologi mereka.

Alena terlahir dari sebuah trauma dan karena trauma dia menjadi penyembuh untuk yang lain. Namun,siapa yang mengira bahwa trauma yang dia miliki jauh lebih dalam daripada yang bisa dibayangkan. Bisakah dirinya melepaskan setiap perasaan yang telah mengerogoti dirinya. Alena harus berusaha untuk itu. Bagaimana dia akan terus bertahan membelokir hatinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top