Part 4

Alena sedang asyik melakukan kegiatan olahraga.hal yang selalu bisa membuat dirinya merasa lebih nyaman dan hidup ketika berolahraga.ini adalah kali pertama Alena mengikuti kelas GYM.

"Mbak Alena,"sapa sebuah suara berat disamping Alena. Alena menoleh ke asal suara.

"Hey Dokter Arman,anda disini?" Alena tampak senyum sumringah. Jika boleh Alena katakan. Dokter Arman adalah tipe ideal untuk seorang pria. Meski tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran seorang pria. Tapi dia menarik secara penampilannya yang rapi dan selalu mengesankan.

"Sepertinya baru kali ini melihat mbak Alena disini?" Alena tersenyum.

"Benar ini kali pertama mengambil kelas olahraga ini dok,biasa saya hanya melakukan yoga atau zumba."

"Bagus itu,jadi semakin sehat."Alena hanya tersenyum.Dia sebenarnya masih ingin berlama disini.Tapi,berdekatan dengan pria ini cukup berbahaya.Alena tahu tatapan pria terkadang bisa jadi mengerikan dan membuat merinding.

"Iya begitulah,dokter belum selesai?" Alena menyimpan kembali alt Gymnya dan mengambil handuk.

"Belum,masih ada beberapa jam lagi.Sudah mau selesai?"

"Iya,kebetulan ada janji sama teman selesai ini."

"Oh ya baiklah,sampai jumpa kembali."

"Saya permisi ya dok,sampai jumpa."

Alena berjalan menjauh dari Arman dengan senyum canggung.Dia benar-benar tidak ingin terpesona dengan pria itu.Lebih tepatnya mungkin dia takut Arman mendekatinya.

Alena membereskan barang-barangnya.Mengambil ponsel dan melihat notif pesan disana.Senyum Alena seketika berubah.Meski dia sedang menghindari Arsen saat ini.Tapi,setiap kali mendengar kabar pria itu hati Alena cukup panas dan membuatnya malas.

Alena mengabaikan pemberitahuan mengenai kabar pria itu.Dia mengambil tasnya dan memakai jaket dan berjalan keluar dari tempat GYM. Menuju repsionis.Alena mengeluarkan kartu member miliknya.

Alena terperangah karena melihat pria yang dia kenali ada disana.Arsen sedang menuju ke arah ruangan Gym.Alena berpura-pura tidak melihatnya saja. Dan sialnya Arsen juga bersikap sama dinginnya meski mata pria itu tidak lepas menatapnya.

"Arsen,lo udh sampai?" Suara pria lain mendekati Arsen yang kini berdiri tidak jauh dari Alena.Sembari menunggu mbak penjaga GYM mengembalikan kartunya Alena mendengarkan perbincangan mereka.

"Iya,udah selesai?gue ada meeting selesai ini."

"Sudah,ayo.eh gimana sama wanita kemarin?"

"Wanita mana?" Alena memasang telinganya cukup tajam mendengar pembicaraan itu.

"Wanita yang katanya naksir lo."

"Biasa aja."

"Ngak ada kelanjutan?" Arsen sepertinya menolak menjawab hal itu.

"Ayo kita pergj,gue udah ditungguin bokap gue." Merekapun berlalu dan mata Arsen melihat sekilas ke arah Alena. Alena hanya memasang wajah masam.Kenapa juga dia harus penasaran tentang siapa yang lagi mendekati pria itu.

Alena tahu Arsen sengaja melakukan itu. Biar dia penasaran atau pria itu sengaja membuatnya cemburu lagi untuk melihat reaksinya.Tapi,Alena tidak akan terpancing kali ini.

Dia sedang tidak ingin main-main sekarang.Untuk kali ini cukup serius.Alena sedang menata hatinya lagi dan juga dirinya.Memikirkan pria itu saat ini rasanya cukup sulit.Tapi,meski Alena menolak memikirkannya dia terus saja kepikiran.

Alena memasuki mobilnya setelah selesai dari tempat GYM.Ponselnya berdering.Pesan dari Jihan datang lagi.Kali ini wanita ini akan mengajaknya makan siang bersama Areta.

Tapi Alena memilih untuk besok,karena hari ini dia ingin bersitirahat.Hari-hari melelahkan datang silih berganti dalam hidup Alena.Pekerjaan dan urusan cinta menjadi bagian tidak bisa dipisahkan dari hidupnya.

Tapi,Arsen adalah yang paling utama menyita hatinya.Sialnya,sudah sekian lama menghindari pria itu Alena harus berhadapan lagi dengan Arsen.
Alena ingin fokus kepada tubuhnya jadi dia mengabaikan pria itu.

Alena memasuki mobilnya yang terparkir dia ingin pulang tapi hatinya seperti tertahan.Entah apa yang dia pikirkan saat ini.Dia ingin melihat Arsen itu adalah pikiran tergila yang dia rasakan saat ini.

Alena menepis pikiran itu.Dia tidak ingin lagi terganggu oleh pria itu lagi.Sudah cukup hari-hari melelahkan yang dia hadapi.Daripada memikirkan Arsen Alena ingin mencoba sesuatu yang baru dalam hidupanya.

Bisa saja ini akan membawa pada petualangan baru,tapi dia baru saja mulai ngym sepertinya untuk hal lain dia harus menundanya.

"Arsen mau bertemu loe." Kening Alena mengeryit dalam.Membaca pesan itu.Sebuah pesan tidak dikenal masuk keponselnya.Alena membalas pesan itu.

"Ini siapa?" Alena membalas pesan itu dengan rasa penasaran.Belum ada balasa dari pesan itu.Alena jadi dibuat bingung dengan pesan itu.

Jika Arsen ingin bertemu dengannya kenapa harus ada nomor lain yang menghubunginya dan bukan Arsen sendiri.Alena tidak mengerti jadi dia mengabaikan pesan itu.

"Gue teman Arsen dia ingin bertemu sama loe.Loe mau?" Pesan itu datang lagi.Alena mengeryitkan dahinya.

"Kalau dia mau bertemu sama gue.Dia sendiri yang hubungi gue.Jangan orang lain.gue ngak terima orang lain hubungi gue." 

Alena membalas pesan itu dan melemparkan ponselnya ke samping. Dia merasa kesal.Kenapa juga Arsen harus meminta bantuan orang lain kalau dia berniat menemuinya dia harus menghubunginya sendirikan harusnya.Menyebalkan itulah yang Alena pikirkan.

Membuang rasa malasnya Alena menyalakan mobilnya dan pergi dari parkiran dari sisi lain Arsen dan Leo menatap mobil Alena yang pergi menjauh.

"Gue udah bilangkan dia ngak akan mau.Loe harus hubungi dia sendiri."

"Sudahlah,ayo pulang."

"Pulang,kita baru saja sampai Arsen."

"Loe tahukan gue kemari untuk apa.Loe aja sendiri ngym sana."

Arsen berlalu dengan kesal.Usahanya tidak membuahkan hasil.Alena masih menolak untuk bertemu dengannya.Dia harus mencari jalan lain untuk mereka bisa bertemu lagi.Dia tidak bisa wanita itu terus menghindari dirinya.

Dia harus mencari cara bagaimana bisa menghubungi Alena lagi.Bagaimanapun caranya dia harus menghubungi seseorang yang mungkin Alena kenal.Atau mungkin minta bantuan kelain intinya dia harus menemui wanita itu.

Arsen tidak perduli lagi,kali ini dia sudah menemukan keberadaan Alena jadi tidak akan membiarkan kesempatan mereka untuk bertemu lagi sia-sia.Jadi bagaimanapun caranya dia harus mencari cara agar dia bisa menghubungi Alena lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top