ALEANDRA - 18
Seorang gadis, ralat perempuan, kini tengah menangis tergugu di atas tempat tidur. Tubuhnya ditutupi oleh selimut. Lelaki yang sejak tadi tidur di sebelah perempuan itu mau tak mau terusik dari tidurnya karena suara tangis sang perempuan.
Lejaki yang baru saja membuka matanya, terkejut. Wanita yang ia cintai menangis dan ia penyebab wanita itu menangis. Lelaki itu merengkuh tubuh sang wanita dalam dekapan hangatnya.
Kata maaf terus terucap dari bibir sang lelaki. la berjanji akan bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Tapi, kamu harus tanggung jawab sama Sarah, Ndra!"
Mereka adalah Alea dan Andra. Kedua remaja itu semalam menghabiskan malam panas dibawah pengaruh obat-obatan.
Andra kembali menjelaskan jika dia tidak melakukan itu dengan Sarah kala mereka ada di vila. Ia kembali menegaskan bahwa ia akan bertanggung jawab atas Alea.
"Tapi, aku masih mau kuliah, Ndra! Kalau aku nikah, aku enggak bisa kuliah dan raih cita-cita aku." Alea masih tergugu dalam pelukan Andra yang hangat dan menenangkan.
Andra menciumi puncak kepala Alea sambil mengusap punggung polos Alea. "Aku enggak akan halangin kamu buat kuliah dan raih cita-cita kamu setelah kita nikah nanti, Sayang!" seru Andra dengan tegas.
Andra mengurai dekapannya. Ia meraih wajah Alea. "Kamu bisa pegang kata-kata aku, Sayang!"
Alea menatap Andra yang terlihat tidak berbohong. Alea mengangguk.
Andra tersenyum lebar. Ia mengusap air mata Alea yang mengalir melewati pipi lalu mengecup kedua mata Alea bergantian. "Sekarang kamu bersih-bersih setelah itu kita pulang!"
Alea mengangguki perintah Andra. Ia turun dari ranjang—masih melilitkan selimut di tubuhnya—dengan perasaan yang tak nyaman di selangkangnya. Alea meringis, perih.
Andra terlihat khawatir saat mendengar suara ringisan Alea."Kamu enggak apa-apa, Sayang?"
Alea menoleh ke arah Andra. Alea mengangguk sekilas lalu pandangannya fokus pada Andra yang tak memakai pakaian. Alea menjerit jalu menutup wajahnya yang terasa panas.
“Andra! Pakai bajumu!” teriak Alea dengan nada perintah.
Andra memperhatikan penampilannya saat ini yang tidak mengenakan apa pun. Lelaki itu tersenyum tipis. “Kenapa teriak seperti itu, Sayang. Semalam kamu sudah lihat, kan? Dan kamu menikmati-nya juga.”
Alea menggeleng lalu berucap, “ Cepat pakai bajumu, Andra!”
Andra terkekeh, namun ia masih menjalankan perkataan Alea yang menyuruhnya memakain baju. Andra hanya memakai boksernya saja, setidaknya itu yang berada di dekat kakinya.
Tanpa aba-aba, Andra membopong Alea membuat wanita itu memekik. “Andra! Turunin!”
Andra seolah tuli. Ia membawa tubuh Alea masuk ke dalam kamar mandi. “Kita mandi bareng, Sayang. Hemat waktu.”
***
Di belakang taman sekolah, sepasang anak Adam dan Hawa terlihat berdebat. Mereka berdua terlihat saling menyalahkan satu sama lain.
"Lo ke mana aja waktu itu, bukan bantuin gue, malah senang-senang enggak jelas!" teriak si lelaki pada si perempuan yang tak lain adalah Sarah.
"Gue cari Andra, tapi enggak ketemu jadi gue cari mangsa lain," jawab Sarah sedikit berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan kalau dia ditangkap Rian, bukan?
Si lelaki menggeram. "Karena keteledoran lo itu, bisa aja malam itu Andra ketemu sama Alea dan mereka—" Lelaki itu tidak melanjutkan ucapannya. Ia menggeram kesal membayangkan jika apa yang ia ucapkan menjadi kenyataan.
Sarah berdecak."Lo enggak berhasil dapetin Alea, juga?" tebak Sarah kesal.
Lelaki itu menggeram kesal. "Pokoknya gue enggak mau tahu, lo harus buat rencana lain lagi! Gue harus dapetin Alea apa pun caranya!" perintah Mutlak si lelaki.
Sarah menatap lelaki di depannya dengan geram."Lo berani perintah gue? Lo lupa siapa bosnya di sini, huh?"
Lelaki itu menyedekap kedua lengannya, "Kenapa gue harus takut? Gue bisa singkirin lo segampang gue injek semut, Sarah."
Rahang Sarah mengeras, tangannya mengepal, geram. Seulas senyuman licik terbit di wajah Sarah. "Lo enggak akan semudah itu singkirin gue karena semua bukti kejahatan lo selama ini ada di gue!" seru Sarah merasa mehang.
Sarah memang secara diam-diam merekam kegiatan licik mereka, katakanlah jika Sarah gila, namun Sarah yakin hal itu akan berguna nantinya.
Lelaki itu menggeram. Ia tak bisa menganggap remeh perempuan di depannya ini. Sarah sangat licik.
"Gue juga enggak yakin, lo bisa pisahin Alea sama Andra tanpa bantuan gue." Sarah tersenyum tipis, mengejek. "Buktinya selama ini, to bergantung sama gue.”
Lelaki itu diam. Memang benar selama ini dia mengandalkan ide-ide dari Sarah.
Sarah berjalan menjauh. Ia berniat meninggalkan lelaki yang masih terdiam itu.
Tanpa dua orang itu sadari, sejak awal pertemuan mereka berdua yang terbilang rahasia. Ada seseorang yang sudah merekam pembicaraan mereka sejak awal.
"Jadi, selama ini lo dalang yang bantuin Sarah," gumam si pengintip. Setelah melihat dua orang itu berpisah, ia memutuskan untuk pergi juga.
***
Andra gelisah di tempat duduknya. Hari kelulusan makin dekat. Waktu yang ia janjikan kepada kedua orang tua Alea semakin dekat pula. Bukti-bukti yang sudah berhasil Andra kumpulkan bersama dengan Rian sudah disiapkan dalam flashdisk. Lalu, apa yang membuat Andra gelisah?
Andra mengirim pesan pada Rian untuk meminta teman-temannya berkumpul di rooftop karena ada yang ingin Andra bicarakan mengenai kejadian di vila milik Sam kala itu.
To: Rian
Rooftop.
Gue mau omongin masalah di vila.
Ajak anak-anak.
Andra beranjak dari bangkunya setelah mengirim pesan pada Rian. Ia berjalan ke arah rooftop sekolah.
Rian yang saat itu juga berada di kelas menatap Andra dengan bingung. Dia menoleh ke arah Deon. “Yon, ikut gue bentar!”
Sam mengerutkan keningnya melihat teman-temannya, “Mau ke mana kalian?” tanya Sam pada dua temannya.
Rian menoleh ke arah Sam. “Ke rooftop, mau ikut?” tawar Rian.
Sam menggeleng. Ia malas. Pasti di sana ada Andra.
Rian tersenyum tipis. Ia sudah menduga kalau Sam tak akan mau ikut. “Ya udah, gue sama Deon pergi dulu, Sam!”
Sam menggumam. Ia memainkan ponselnya.
Di rooftop sudah ada Andra yang sedang menyandarkan punggungnya di dinding sebelah pintu. Ia sedang menunggu Rian membawa temantemannya. Tak berselang lama, pintu rooftop terbuka. Rian, Deon, Khanza dan Alea masuk satu per satu.
Andra mengerutkan keningnya saat melihat Alea dan Khanza membawa kantung keresek berisikan makanan ringan dan minuman. “Kalian mau piknik?” tanya Andra tiba-tiba.
Empat remaja itu menoleh ke arah Andra. Terkejut. Mereka tak menyangka Andra akan muncul di sana.
“Lo kalau nongol jangan ngagetin bisa enggak, Ndra?” protes Khanza.
Andra mengedikkan bahunya tak acuh. Ia berjalan ke arah sofa yang berada di rooftop diikuti yang lain, Mereka mengambil tempat duduk masing-masing. Makanan ringan dan minuman yang dibawa Alea dan Khanza sudah berjejer rapi di meja.
“Jadi lo mau omongin apa?” tanya Rian pada Andra membuka percakapan.
Mengalirlah cerita Andra, awalnya ia menjelaskan kalau dia pernah dijebak Sarah di gudang hingga kejadian saat di vila milik keluarga Sam di mana Andra dan Sarah terlihat tidur bersama, Andra juga menambahkan kalau selama ini dia mendekati Sarah hanya untuk mengorek informasi dan bukti semua kelicikan Sarah.
Deon memicingkan matanya. “Lo enggak lagi cari pembenaran aja, kan, Ndra?”
Andra menggeleng.
Rian ikut menimpali, “Salah satu temen kita ikut andil di rencana Sarah Selama ini.”
Deon, Khanza dan Alea menoleh ke arah Rian. Mereka terkejut dengan Penyturan Rian.
“Siapa?” tanya Deon.
Khanza berdecak. “Jangan bilang dugaan gue selama ini bener? Khanza menatap Rian meminta penjelasan. “Sam, kan orangnya?”
Rian mengangguk.
Khanza menghela napas. “Udah gue duga, dia itu aneh sejak di vila. Ya, sebenernya selama ini gue udah ngerasa sih kalau dia suka sama Alea. Apalagi tatapan dia waktu lihat Alea sama Andra deket, kentara banget kalau dia lagi cemburu dan enggak suka.”
Alea juga merasakan perubahan Sam. “Selama hubungan gue sama Andra renggang, gue rasa Sam emang coba deketin gue terus.”
Deon masih belum mengerti. Ia sngin mempercayai perkataan Ria, tetapi jika tidak ada bukti bukannya malah fitnah. "Lo tahu dari mana, Yan?" tanya Deon.
Rian mengeluarkan ponselnya dan memutarkan rekaman yang ia dapat saat membuntuti Sam secara diam-diam yang berjalan ke halaman belakang sekolah, mengendap-endap, seperti ada yang disembunyikan.
Khanza, Alea dan Deon menatap tak percaya rekaman yang diputarkan Rian. Tetapi di sana memang Sarah dan Sam.
Deon mau tak mau percaya. Ia menggeram kesal. Ia menatap Anda Ada rasa penyesalan di tatapannya. "Sori, Ndra! Gue kira selama ini yang khianatin Sam dan Alea karena main belakang sama Sarah. Enggak tahunya, malah Sam biangnya."
Andra tersenyum tipis. Ia tak mempermasalahkan hal itu.
Alea tersenyum lega karena masalah akan selesai sebentar lagi. "Akhirnya masalah ini akan selesai. Guc lega rasanya, Setelah ini kita tinggal cari universitas buat kuliah."
Mereka semua setuju dengan perkataan Alea. “Tapi, gue minta kalian jangan hakimin Sam, ya? Dia itu teman kita juga, ya meskipun cara dia salah,” tambah Alea.
Yang dikatakan Alea memang benar, kita harusnya tidak menghakimi Sam. la hanya tersesat oleh cinta. Perasaan Sam untuk Alea tidak salah, yang salah adalah cara yang digunakan Sam. Lelaki itu terbutakan oleh cintanya pada Alea sehingga ia menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan Alea. Termasuk bekerja sama dengan Sarah.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mendengar percakapan mereka sejak awal. Tangannya terkepal kuat karena merasa selama ini ia telah dibodohi."Lihat aja, apa yang akan gue lakuin ke kalian semua!"
***
Hola! Masih sabar menunggu next chapter?
Makasih buat yang udah stay! Dan, buat kalian yang pengen cepet next episode. Sorry to say. Aku harus nyalin teks di novel dulu ya, karena naskah bersihnya setelah di edit cuma sampai episode 16. Kenapa? Bagi kalian yang udah pernah baca cerita pertama aku ini, berantakan banget dan belum diedit. Jadi, setelah terbit cetak mengalami perombakan besar-besaran. Jadi, aku harap kalian sabar buat menanti next episode 😇🙏.
Yuk! Ajak temen kamu buat baca cerita ini dan cerita aku yang lainnya 😘. Cerita ini ada 25 chapter dan extra part masing-masing pasangan. Jadi, siap-siap dibuat baper sama cerita ini ya! 😉
See you next chapter 😘. Kalau banyak yang koment dan vote bisa dipertimbangin lah ya 😜.
Pekanbaru, 06 Maret 2022 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top