8~Titik temu

Hellaww Sky balik gais. Enjoy!

***

Sekarang jam istirahat, Cara dan Cassie sedang membujuk sahabatnya Candy agar ia mau makan.

"Ayo dy makan nanti lo sakit" bujuk Cara

"Biarin ajalah gw sakit, mati sekalian kalo bisa" jawab Candy

"Ah lebay lu dy baru diputusin Bastian aja sampe begitu" ujar Cassie

"Ah lo mah gabakal ngerti, Cas secinta apa gw sama dia"

"Iya iya sabar yaa Candy sayang yuk mam yuk" bujuk Cara lagi, akhirnya Candy mau makan beberapa sendok dari bubur ayam yang sekarang sudah dingin.

"Car nanti lu ikut The Lunas nongkrong ga?" Tanya Cassie

"Ikut lahh jamber?"

"Paling jam 7 lah di tulipe ye kayaknya biasa"

Cara pun mengangguk

Gerombongan cewek-cewek sudah mulai mengumpul di koridor seperti biasanya, menantikan Sontaz yang akan segera lewat.

Cara berniat untuk berterima kasih pada Al atas bantuannya semalam.

Lalu datanglah mereka, Cara pun langsung bertatap mata dengan Al, namun ia baru ingat ia tidak bisa dekat-dekat dengannya karena perselisihan geng gajelas itu!

Seiring Sontaz berjalan kemejanya, mereka melewati meja The Lunas. Al pun memberikan Cara sepucuk kertas kecil tanpa disadari oleh kedua geng itu.

Cara pun kaget

Ia mencoba membukanya perlahan-lahan agar tidak terlihat oleh The Lunas

'Lorong sebelah uks, sekarang!' adalah tulisan yang tertulis di kertas itu.

Cara pun beralasan ingin ke toilet pada The lunas dan langsung menuju lorong sebelah uks

Ia bingung karena sesampainya disitu, ia tak bisa menemukan Al.

"DORR!!!"

Cara pun kaget dan spontan menonjok Al

"Anjir sakit woy!"

"Eh maaf-, lagian lu ngapain ngagetin gw?!"

Al pun mengusap-usap pipinya yang merah

"Usapin" ucap Al

"Hah? gimana-gimana?" Tanya Cara bingung

"Ya usapin! Tanggung jawab sakit tau"

"Yaelah gitu doang! Lu udah berantem berapa kali sih Al? Kena gw doang aja begitu"

"Nurut aja sii, usapin plis :(" ucapnya lagi

Cara pun luluh dengan ucapan Al, aduuhh Al kenapa lu cute banget sih?! ( PLIS SKY NGEBLUSH NULIS GINIAN DOANG (>-<)

Ia pun mengusap pipi Al dengan lembut

"Tuh udah ya!"

"Hem mending sih, tapi bakal lebih mending lagi kalo di sun"

"Wah itu sih lu modus, gaada ya!"

Al pun tertawa melihat ketegasan Cara

"Iyaa ati ati nyesel aja Car, kesempatan bagus malah ditolak"

Cara pun hanya menggeleng-geleng

"Kenapa lu nyuruh gw kesini?"

"Mulai sekarang ini titik temu kita ya"

"Emang kenapa harus disini?"

Al tersenyum

"Banyak nanya nih nek!"

"Eh sembarangan lo?!"

"Candaaa" ucap Al sambil menaruh tangannya di atas kepala Al

"Eh btw, thanks ya udah bantuin gw semalem, kalo gaada lu udah abis gw" ucap Cara

"Menjagain lu udah tugas gw sekarang" balas Al sambil menatap Cara dalam-dalam

Cara pun tersenyum, lagi-lagi ia tenggelam dalam mata Al.

Al memang begitu, selalu saja mempunyai cara untuk membuat Cara tersenyum, namun ia teringat ucapan bunda dulu saat Cara baru putus dari Joey

"Jangan terburu-buru menganggap dia akan bertahan lama, kamu jangan lupa manusia bisa berubah"

**
Pukul 17.00
"WOY NENEK AYO WOY UDAH TELAT" teriak Cassie dari luar kamar mandi Cara

"Iya sabar Cas dikit lagi selesai nih make up nya"

Cara tuh emang terkenal lelet! Padahal Cara sudah janjian dengan The Lunas untuk bertemu di Tulipe pukul 7 namun sekarang ia masih merias dirinya di kamar mandi, kedua sahabatnya pun jadi ikutan telat karena menunggunya.

Sesampainya di Tulipe, jam sudah menunjukan pukul 20.00.

"Nah kann itu mereka" ujar Naomi

"Cara Cara lo tuh gaberubah deh! Selalu telat!" Timpa Evelyn

"Hehe sorry guys... udah pada pesen apa?" Jawab Cara

Beatrix pun menyodorkan tempat duduk untuk ketiga cewek itu.

Malam itu pun berjalan dengan baik, ketika sudah waktunya untuk pulang, mereka semua pun keluar dari cafe itu, satu persatu mulai berpulangan entah memakai kendaraan sendiri atau dijemput oleh pasangannya. Kini sisa Candy dan mereka memiliki kesulitan untuk memesan ojol karena tidak ada signal.

Tiba-tiba dari ujung matanya Cara melihat Al datang dengan motornya.

"Mau dijemput aja malu-malu amat, tinggal chat aja kali" ujarnya

"Lah kok lu tau gw ada disini?"

Al pun melirikan matanya pada Candy dan ia pun hanya menyengir

"Hehe sama-sama Cara"

Dasar Candy jahil!

Mau ga mau Cara pun naik ke motor Al, ya mau sih sebenarnya haha.

Sepanjang perjalanan terasa sangat menenangkan, Cara selalu merasa aman dan nyaman didekat Al.

Tiba-tiba ada kesunyian di antara mereka diiringi dengan jalanan Jakarta yang kini sudah sepi, meskipun begitu keheningan bersama Al tidak pernah canggung, melainkan tenang.

"tau ga?, semenjak lu masuk ke hidup gw, gw jadi makin susah tidur" Ucap Al secara tiba-tiba

"Lah emang gw ngapain?"

"Gimana ya Car... gimana mau tidur kalo kenyataan udah lebih indah daripada mimpi" balasnya

"Ah basi lo!" Ujar Cara sambil memukul halus pundak Al, lalu tertawa

Lalu keheningan itu kembali lagi

"Jangan hilang ya Al"

Al pun menyodorkan tangannya kebelakang untuk memegang tangan Cara

"Semua orang pasti bakal hilang dari dunia ini Car, tapi satu hal yang pasti gw bakal selalu ada di memorilu, dan begitu juga sebaliknya" balasnya

Cara pun tersenyum lalu memeluk Al
"Thanks ya"

Senyum manis pun berhasil Cara gambar di wajah Al.

Sesampainya dirumah Cara, tiba-tiba telefon Al berdering, di layarnya tertulis nama Anissa. Cara pun sempat melihat nama itu di layar hp Al namun ia tidak bicara apapun.

Al pun menyuruh Cara untuk masuk kerumah dan Cara pun mengangguk, sesudahnya Al pun mengangkat telefon itu.

'Halo Al?'

'Kenapa Sa?'

'Besok gw udah boleh pulang kerumah Al, jemput gw ya'

'Oke siap kanjeng ratu'

Sebenarnya saat ini Al sedang sangat bimbang dengan perasaannya karena sejujurnya ia tidak tahu apakah ia sudah sepenuhnya moveon dari Anissa atau ia hanya takut kehilangan Anissa, apalagi ia sudah pernah kehilangannya sekali. Namun disisi lain ia juga sudah memiliki rasa untuk Cara.

Hanya Cara satu-satunya yang mampu membuat Al merasakan kehangatan yang tak pernah ia dapatkan. Al tak pernah merasakan degupan jantung sekeras ini ketika memikirkan seseorang selain pada Cara. Namun kenapa selalu ada saja yang menghalangi mereka untuk bersama sepenuhnya? Apakah ini semesta yang memberi tanda bahwa mereka tak bisa bersama? Atau hanya cobaan agar mereka lebih kuat? Rasanya hampir seperti dosa berdekatan dengan Cara, apalagi ada permasalahan antara Sontaz dan the Lunas.

'Jika mencintai mu sebesar ini adalah dosa, maka aku adalah pendosa paling bahagia di dunia' batin Al

***
Woy sepi amat sih :( jadi gada semangat gitu deh nulisnya. Eh btw kalo ada typo gitu bilangin yaa soalnya kadang emang gw ga teliti orangnya hehe

Jangan lupa vote sama comment ya gais, membantu banget loh!

Yauda deh bye, see u on part 9 :)
-Sky















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top