7~Anissa
Al mengebut sekencang yang ia bisa, ia benar-benar tak percaya kabar yang baru ia dengan. Rasanya seperti hatinya telah dicabik-cabik, luka lamanya pun muncul lagi.
Al pun sampai ke rumah sakit dan langsung berlari ke ruangan yang sudah diperintahkan.
Disitu ia melihatnya, Anissa Salome. Cinta pertamanya.
***
Mari kita ulur waktu sedikit ke waktu dimana mereka pertama kali mendaratkan mata pada satu sama lain.
Al bertemu dengan Anissa dari sejak ia masih duduk di jelas 4 SD, saat itu Anissa baru masuk ke SD Fluvuial. Anissa adalah cewek yang sangat manis, mereka pun sudah bersahabat dari situ.
Al ingat ia pernah mengajak Anissa untuk menikah pada saat itu,
"Anissa kita nikah yuk, kata papa kalo dua orang saling sayang, mereka harus menikah" ucap Al
"Eh itu tidak mungkin! Kita masih terlalu kecil, nanti kalo udah gede kamu harus menangin hati aku ya"
"Oke"
Tiba-tiba ingatan itu terpintas di otak Al
Seiring waktu berjalan, Al dan Anissa selalu duduk dikelas yang sama sampai dengan kelas 3 SMP. Selama waktu itu, diam-diam Al sudah memendam rasa pada Anissa.
Suatu hari, akhirnya Al menyatakan cintanya pada Anissa, sayangnya Anissa tidak membalas perasaannya
"Maaf Al, aku sayang sama kamu tapi sebagai sahabat, gabisa lebih" tolak Anissa pada saat itu.
Mungkin kalian mikir, Anissa lo kok bego amat sih?? Bisa-bisanya nolak Al, namun cinta itu tak bisa dipaksakan karena Anissa udah suka sama cowok yang bernama Caleb, teman lama Al.
Pada saat mereka duduk di kelas 1 SMA mereka sudah pisah sekolah, namun masih berhubungan baik. Mereka masih melanjutkan persahabatannya meskipun Al harus menahan perasaannya.
Tahun lalu, saat Anissa sedang menuju Australia, dimana ayahnya berasal. Namun tiba-tiba Al mendapatkan telefon bahwa pesawat yang Anissa naiki telah jatuh dan lokasinya tak terdeteksi. Hati Al pun hancur.
Al harus kehilangan sahabat dan cewek yang ia cintai di hari yang sama.
Namun malam ini, tiba-tiba Al mendapatkan kabar bahwa Anissa telah ditemukan dan sedang dalam keadaan kritis.
Separuh jiwa ku enyah, bersama mu saat itu
***
Al berlari menuju ruangan Anissa dengan hati yang tak pasti. Apa yang akan terjadi?
Ia membuka pintu tersebut, disitu ia melihatnya.
Anissa Salome, cinta pertamanya yang sekarang terbaring tak berdaya.
Orangtua Anissa pun langsung memeluk Al, merek sudah mengenalnya sejak kecil.
"Nak Al, Anissa ternyata selama setaun berjuang sendiri, dia satu-satunya yang selamat dari kecelakaan itu. Selama setahun ia makan dari persediaan pesawat, namun kini kondisinya sangat lemah karena makanan yang ia makan pastinya basi dan juga ia kurang gizi" jelas ibu Anissa sambil terisak-isak.
Al pun jalan menuju Anissa.
Ia terlihat berbeda, rambutnya sangat panjang sekarang dan mukanya lesu.
Al pun memeluk Anissa
"Gw kira gw bakal kehilangan lo selamanya"
Al pun meneteskan air mata yang sudah ia pendam selama ini
Anissa pun menaruh tangannya di pipi Al untuk mengusap air matanya lalu tersenyum.
"Gw udah pulang Al" katanya dengan suara yang sangat lemah.
Al mengenggam tangan Anissa
"Gw gabakal ngelepasin lo lagi Sa" ujar Al
Dan Al pun mengenggam tangannya semalaman. Semua rasa sakitnya tercabik kembali.
Disaat Anissa menghilang setiap hari ia menunggu kabar, setiap hari ia menunggu kepastian, dan setiap hari hatinya terluka. Suatu hari ia mendapatkan bahwa tidak ada yang selamat dari kecelakaan itu, ia pun hancur dan semua orang disekitarnya hanya memberi tatapan kasian padanya. Padahal yang ia inginkan bukanlah tatapan itu, namun hanya pelukan.
***
Saat itu Cara sedang tidur dikelas, tiba-tiba Cassie berlari-lari di kelas
"Caraa bangun lo udah denger belom?" Ujar Cassie yang baru saja mendengar gossip dari kelas sebelah
"Hah apaan?"
Cassie pun menjelaskan semua tentang Anissa, memang gossip itu sangat cepat menyebar.
Cara pun tak habis pikir, namun yang ia khawatirlan hanya bagaimana keadaan Al sekarang, apakah ia baik-baik saja?
Hari itu Al tidak masuk sekolah untuk menjaga Anissa dirumah sakit, dan sepanjang hari yang ada di otak Cara hanyalah Al.
Sepulang sekolah Cara berniat untuk kerumah Al, ia ingin melihat kondisinya.
Saat ia mengetuk pintu, yang membukakannya adalah tante Melly.
"Tan Alderic ada dirumah?" Tanya cara
"Engga, sayang Al nya lagi dirumah sakit, sahabatnya yang ilang karena kecelakaan pesawat baru pulang"
"Semalem ga pulang tan?"
"Ga, katanya dia mau nemenin Anissa dirumah sakit"
"Oh yaudah deh tan kalo begitu, aku balik duluan ya"
Cara pun balik ke rumahnya
Perasaan apa ini? Masa iya Cara cemburu!
'Ga lo gaboleh gitu Car itu sahabatnya dari kecil, lo harus ngerti' batin Cara
Cara mencoba untuk membohongi dirinya sendiri, deep down Cara tau semua tidak akan sama lagi, ia takut dengan kehadiran Anissa, Al akan semakin menjauh.
Terdengar egois? Ya memang, namun pikirkan juga posisi Cara.
'Kenapa masalah terus berdatangan Tuhan, aku cuma mau bahagia aja'
Cara pun pusing sendiri memikirkan Al.
Tiba-tiba ada chat dari Rika di grup The Lunas
"Guys malem ini ada yang mau ikut gw ga ke la fluvial?" Tanya Rika
La Fluvial adalah club yang sangat terkenal di jakarta, meskipun club biasanya terkenal buruk namun club ini berbeda, sangat elite dan berkelas. The lunas pun sudah beberapa kali kesitu namun untuk Cara ia baru 2 kali kesana dan itupun ia tidak ikut minum.
"Gw ikut" ucap Cara
Semua anggota The lunas pun kaget
"Widih anak bayi udah mulai ngerebel nih!" Ucap Evelyn
"Yakin lo?"ujar Candy
"Iya yakin, gw butuh refreshing guys" jawab Cara
"Oke fix malem ini The lunas full team ya ke La Fluvial , lets party till we drop" balas Naomi
Sebenarnya Cara tidak terlalu suka begituan namun ia sangat butuh pengalihan saat ini, ia tidak ingin terlarut dalam pikirannya sendiri.
***
Cara pun siap-siap untuk pergi ke club, ia pun pamit pada bundanya. Jangan salah!bundanya tau ia akan ke club namun ia percaya pada Cara bahwa ia tidak akan melakukan hal bodoh, lagipula bunda gini-gini juga pernah muda!
Cara pun naik ke mobil penuh dengan The lunas itu.
Sesampainya di La fluvial The Lunas langsung disambut oleh mata-mata cowok disitu. Selain terkenal disekolah, The Lunas juga karap di kenal di Jakarta.
"Kayak biasa ya" ujar Rika pada waitress yang sudah menanti mereka.
Setiap kali The Lunas ke La fluvial mereka selalu membooking satu ruangan yang disebut "deluxe sweet", ruangan itu memang tujuannya agar pengunjung bisa mendapatkan privasi walau memang bayarannya lebih mahal, namun tidak untuk The Lunas karna la fluvial adalah milik Beatrix, anggota The lunas juga.
Mereka pun masuk kedalam ruangan yang sudah mereka pesan itu.
Rika pun melambaikan tangan pada waitress, dan mereka datang mebawakan minuman favorite mereka yaitu " The Macallan"
Malam itu sangat menyenangkan namun yang awalnya Cara tidak berniat minum, akhirnya terbawa suasana.
Cara pun minum jumblah yang banyak sampai-sampai ia mabuk
"Guys gw ke kamar mandi bentar ya" ijar Cara
Sesampainya dikamar mandi ia pun muntah, lalu secara tidak sadar ia menelfon Al.
"Halo?" Ujar Al namun Cara masih tidak menjawab
"Caramel lo dimana? Berisik banget Car!" Timpanya lagi
"Al please jangan tingalin gw, gw kesepian Al" ucap Cara ngelantur
Al pun mengenali dari suara Cara bahwa ia sedang mabuk
"Lo dimana sekarang?"
"Emang kenapa? Lo juga gapeduli soal gw, gw takut banget Al kehilangan lo"
"Gw serius Caramel, lo dimana biar gw jemput"
"La flavial"
Al pun langsung pamit pada Anissa dan pergi menjemput Cara.
***
Saat Cara berjalan menuju ruangannya lagi, ia merasa sangat pusing seperti sekitarnya sedang berputar.
Lalu ada seorang lelaki tinggi yang berjalan menuju Caramel, "lo pusing ya?"
"Hah?" Ucap Caramel, ia tidak bisa mendengar jelas kata-kata lelaki tersebut karena suara lagu yang sangat kencang.
Laki-laki itupun mengulurkan tangannya dan membawa Caramel ke ruangannya. Didalam ruangan itu Caramel melihat sekumpulan laki-laki yang kira-kira ukurnya sama dengannya. Lalu ia menyadarinya, mereka adalah Diaz, musuh bubuyutan Sontaz, mereka sekolah di SMA Delight, ya sekilah bekas Al dan memang Al pun dulu salah satu dari mereka namun mari kita simpan cerita itu untuk lain waktu. Selain tampan, mereka juga terkenal bandel dan fakboinya sama seperti Sontaz.
"Liat nih guys, gw bawa oleh-oleh"
Mereka semua tersanjung melihat ada seorang anggota The Lunas
"Boleh juga nih" ucap salah satunya
Merekapun mulai mendekati Caramel
"Apaan sih woy jangan deket-deket"
Salah satu dari mereka juga mencoba untuk mencium Caramel namun berhasil ia tengkis
Walaupun Caramel sudah mengelak tetap saja ia pasti kalah melawan geng itu.
Tiba-tiba Cara melihat Al dari ujung matanya.
"BANGSAT LO SEMUA! JAUH-JAUH DARI CARA" ucap Al dengan mstanya yang memerah
"Well well well.. Sontaz sama The Lunas? Interesting, btw udah lama kita ga ketemu Al, gw belom sempet berterimakasih karna udah jadi penghianat terbesar sepanjang sejara Diaz" Ucap Samuel, ketua Diaz.
"Minggir lo semua!" Ucap Al
"Atau apa?" Tantang Samuel
Tanpa pikir panjang Al langsung menonjok Samuel, lalu mereka pun berantem namun kali ini. Al sudah seperti orang kesetanan, ia benci melihat Cara diperlakukan seperti itu.
Samuel pun sudah babak belur.
"STOP AL JANGAN KELEWATAN!" Teriak Cara
Namun Al tetap tidak ingin berhenti. Akhirnya Diaz pun ikut maju.
"Lo semua mau sama kayak ketua lo yang cemen ini?"
Mereka belum menjawab apa-apa
"JAWAB ANJING?!"
"Lo liat aja, ini belom selesai!" Ucap salah satu Diaz
Lalu mereka membopong Samuel keluar dari gedung itu.
Al pun melihat Cara yang kiri terduduk di lantai, menangis
Ia menggendong Cara, keluar dari situ.
"Aku takut.."
"Jangan takut Car, itu ngebuat kita berdua jadi lemah"
Cara pun langsung merasa aman, ia tertidur di genggaman Al
Tanpa sadar, Al pun meneteskan air mata, ia sangat sebenarnya sangat takut bila terjadi apa-apa ke Cara.
"Kenapa lo minum-minum?" Tanya Al saat mereka sedang menuju motornya
Cara pun sudah tak sadar diri, saking mabuknya
Al pun mengantar Cara ke rumahnya dan langsung pulang.
***
Banyak mata yang ku lihat setiap harinya, namun kenapa milikmu satu-satunya yang menenggelamkan ku -Alderic.M.D
***
Halo gaiss gimana part 7 nya?? Untung aja ada Al kalo engga, udah habis Cara hush. Jangan lupa vote sama comment yaa, jangan pada siders dong tinggalin jejak gais!, yauda deh see u on part 8 :) -sky
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top