Special Chapter

[Sanjou Mania!]
Touken Ranbu
(c) DMM
Happy Reading!
Half of the idea: lithaa_chan

.
.
.
.

Berjalan-jalan di benteng saat tak ada kegiatan atau sekedar bosan adalah hobi (Surname) (Name), selaku Aruji yang memimpin benteng tersebut. Dilihatnya para kesatria yang asik berbincang ria. Tak ada hal yang membuatnya lebih bahagia selain melihat para Toudan yang menghuni benteng tersebut semakin akrab. Yah ... walaupun kadang tingkah mereka itu tidak beres. Coret itu, tingkah mereka sangat tidak beres tiap harinya.

Gadis itu mengintip sedikit dari shoji kamar pedang tempaan Rai, ah ... mereka bertiga tengah terlelap bersama. Melihatnya saja membuat (Name) tersenyum tipis, hatinya hangat karna pemandangan tersebut. Ia kembali melanjutkan jalan-jalan keliling Honmaru, kini pandangannya tertuju pada beberapa lelaki yang tampak membujuk sesosok kakek-kakek yang sibuk ngambek di dekat tiang beranda.

Kasen, Horikawa, Shokudaikiri dan Uguisumaru terus memberi afeksi pada Mikazuki Munechika yang sedang merajuk tanpa alasan yang jelas. "Mikazuki-san kenapa?" Tanya (Name) sambil mendekati mereka. "Kami juga tidak tahu, Aruji. Daritadi dia terus-menerus tidak mau bicara," jawab sang penyuka teh hijau. "Mikazuki-san, ada apa?" Sang pria bulan sabit itu memalingkan wajahnya sambil mengerucutkan bibirnya.

'Aish, sudah tua tapi tingkahnya mirip anak kecil,' batin (Name) sambil menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu ... selamat berjuang," ujarnya sebelum melangkah pergi. Jalan-jalan di siang itu kembali berlanjut, kini sang gadis melihat beberapa pedang tempaan Sanjou dan kedua harta Klan Genji tengah asik bercakap-cakap. Tertarik dengan apa yang mereka ributkan, sang Aruji mempercepat langkahnya.

Imanotsurugi, yang pertama kali menyadari sang gadis mendekati mereka menyapanya dengan gembira. "Aruji-sama! Sini! Sini!" (Name) tersenyum tipis melihat betapa semangatnya tantou tersebut. "Kalian sedang apa? Kelihatannya menarik," ucapnya. "Kami sedang melihat hasil foto!" Sahut Iwatooshi. "Apa aku boleh melihatnya juga?" Tanya (Name). Naginata itu memberikan foto yang mereka lihat sambil tertawa dengan tawa khasnya yang menggelegar.

(Name) terdiam, ia benar-benar tak tahu harus bereaksi seperti apa melihat foto itu. Di foto itu, Mikazuki, Hizamaru, Kogitsunemaru, dan Ishikirimaru tengah mengangkat Iwatooshi, seakan mengibaratkan Naginata itu adalah seekor ikan. Sementara Tantou satu-satunya tempaan Sanjou memegang sebuah pancing sambil tersenyum bahagia. Gadis itu ber-sweatdrop ria melihat ekspresi Mikazuki dan Kogitsunemaru yang tengah menahan berat Iwatooshi yang tak main-main itu--terutama lagi Mikazuki yang harus menahan encok di pinggangnya yang kambuh lagi.

Gadis itu kembali menggelengkan kepalanya. Netranya menatap sekitar sejenak, lalu jatuh pada salah seorang pemuda yang tengah berbincang ria tak jauh dari mereka. "Mutsunokami! Bisakah kau membawa video camera-mu kemari?" Yang dipanggil hanya menurut--walaupun sedikit bingung dengan perintah sang gadis yang cukup mendadak.

.
.
.
.

"Nah! Selamat siang semuanya! Kita kembali dengan acara kesukaan kita, Sanjou Mania!" Ucap (Name) yang kini tengah berpura-pura menjadi seorang MC. Mutsunokami yang tengah menjadi cameramen mendadak itu mengembangkan senyum lebarnya, tidak ia sangka bahwa sang tuan memiliki ide seperti ini.

"Sekarang kita bersama salah satu pemancing yang baru saja menangkap sebuah ikan super besar tadi siang, bagaimana kejadiannya?" Sang gadis menyodorkan mikrofon ke Imanotsurugi.

"Jadi begini, Aruji, tadi kami Para Sanjou, Higekiri-san dan Hizamaru-san sedang berlayar di lautan lepas tadi! Lalu munculnya sebuah ikan yang sangaaat besar!" Ujar sang bocah sambil merentangkan tangannya kala mengucapkan kata besar. (Name) menggangukkan kepalanya, seakan paham apa yang Imanotsurugi katakan.

"Wah! Apa ikannya memberontak?"

"Ikannya memberontak dengan hebat Aruji! Tapi Ishikirimaru-sama sudah menjinakkannya dengan proses penyucian!" Ishikirimaru hanya terkekeh mengingat bahwa dirinya hanya memukul pelan kepala Iwatooshi dengan Gohei.

"Wuah.... Lalu, apa yang akan kalian lakukan dengan ikannya? Mau dipanggang? Digoreng? Dibakar?"

Kogitsunemaru melirik Iwatooshi sejenak, lalu kembali ke tuannya sambil berkata, "Dilepaskan kembali, Nushi-sama. Soalnya ... ikannya tidak beres sama sekali," (Name) pura-pura kecewa kala mendengar ucapan dari pria berhelai putih itu. "Yah, kita tidak jadi makan besar."

Iwatooshi kembali tertawa sambil mengusap-usap kepala tuannya. "Tenang saja, Aruji! Kita akan makan besar setelah ini! Untuk memperingati kepergian Mikazuki-dono!" Panik mendadak menyelimuti perasaan sang gadis. Dengan kalut ia melihat kembali lokasi dimana kakek itu merajuk sebelumnya--ah, masih ada.

"Tenang Aruji-san, Mikazuki-san tadi merajuk karna kami menertawakannya ... lagi," ucap Ishikirimaru. (Name) menatap Mikazuki yang berada di ujung sana dengan tatapan 'serius' batinnya hanya dapat berucap, 'sudah tua tapi masih baper,'

Gadis itu menatap sekitarnya dengan senyum lebar yang masih setia menempel di wajahnya. Walaupun tingkah pedang yang ia miliki kadang sangat tak beres sampai ia ingin mengrukyah mereka, mereka tetap Toudan yang ia sayangi dengan sepenuh hati.

"Terima kasih telah menyaksikan Sanjou Mania!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top