Shishiou
{The Truth}
Touken Ranbu
(c) DMM
Happy Reading!
.
.
.
.
Shishiou menghela napas berat, kejadian pagi hari tadi membuat seluruh semangat miliknya menguap. Dirinya menebak-nebak apakah yang terjadi dengan sang sahabat. Apakah gadis itu sudah resmi dengan kakak kelasnya? Apakah pemuda ubanan itu telah mengungkapkan perasaan miliknya. Memikirkannya hanya membuat ia sakit hati.
Lelaki pirang itu meletakkan dagunya di meja dengan malas. Netra kelabu miliknya menatap lesu jam dinding kelas sebentar. 'Sebentar lagi bel, kenapa dia belum kembali,' pikir Shishiou. Shishiou memalingkan wajahnya ke arah lain, menatap pintu kelas yang tertutup. Ia berkedip lama--seakan menunggu sebuah keajaiban yang akan melewati pintu tersebut.
Midare dan Shinano yang tengah berbincang ria di dekat pintu tersentak kaget karna pintu yang dibuka secara tiba-tiba--menampilkan sesosok gadis bermahkota (H/C) yang tengah dalam mood buruk.
Mood gadis itu dapat ditebak dengan jelas karena aura hitam yang menguar dari tubuhnya, yang mungkin bisa mengalahkan sesosok pemuda dari kelas 3.
Shishiou sedikit terperangah melihat betapa horor aura yang dikeluarkan oleh sahabatnya. Apa ini artinya berita buruk? Atau mungkin berita baik bagi dirinya. Shishiou tetap bungkam selama pelajaran berlangsung--yang tentu saja sangat aneh mengingat dia adalah salah satu dari biang keributan di kelasnya.
Ada yang pernah mengatakan badan di sini pikirannya di antah berantah. Cocok sekali untuk mendeskripsikan Shishiou. Matanya mungkin menatap guru yang tengah mengajar, tapi pikirannya sibuk mengingat kejadian pagi hari ini.
.
.
.
.
"Shishiou!"
"Tsurumaru-senpai? Ada apa?"
"Aku mohon tolong aku!"
Shishiou terkesiap, demi apa kakak kelasnya yang satu ini memohon kepada dirinya. Terutama lagi memohon untuk meminta bantuan. Jin apa yang merasuki Tsurumaru? Tiang mana yang ditabrak pemuda itu?
"E-eh? Jarang sekali kau meminta bantuan, senpai,"
Dilihatnya pipi pucat Tsurumaru yang mulai merona. Pemuda itu menggaruki pipinya dengan malu. Kekehan pelan keluar dari bibirnya. Shishiou menatap horor Tsurumaru, sepertinya ia harus segera mencari Nikkari Aoe atau Ishikirimaru untuk mengrukyah pemuda di hadapannya.
"Ini soal (Surname),"
"(Name)? Dia kenapa?"
"A-aku ingin menyatakan perasaanku padanya, ku mohon Shishiou! Tolong aku!"
"Eh ...."
.
.
.
.
Bel istirahat telah berbunyi, murid-murid yang sudah gerah di kelas segera melarikan diri ke kantin. (Name) merentangkan kedua tangannya yang kaku seraya melirik Shishiou yang masih terpaku di bangkunya. Tentu saja gadis itu keheranan, biasanya Shishiou dan Sada-chan lah yang pertama kali kabur dari kelas karna kelaparan atau bosan.
"Shishiou?" Ditepuknya dengan pelan bahu Shishiou. Tak direspon, hanya keheningan yang melingkupi mereka. Gadis itu hendak berbicara ketika bibir Shishiou tiba-tiba mengecup pipinya. "Aku menyukaimu, (Name)! Jadilah kekasihku!" Pekik pemuda pirang itu.
Kelas yang tadinya ricuh mendadak hening--walau terdengar suara seseorang yang tengah tersedak dengan tidak elitnya. Iris (E/C) (Name) melebar panik, kejutan apa lagi ini. Rona merah muda meledak di parasnya--sekitar wajahnya juga mulai memanas.
"E-EEH?!"
(Name) hanya diam, gadis itu hanya menundukkan kepalanya--tak ingin memperlihatkan wajahnya yang tampak seperti tomat itu. Shishiou hanya tersenyum miris--sudah ia duga, ia ditolak. Saat lelaki berponi panjang itu hendak meninggalkan kelas agar rasa malunya sedikit berkurang, sesuatu menempel di dahinya.
Oh, tentu saja ia tahu apa itu. Bibir pujaan sang hati yang hangat tengah mengecup pelan dahinya. Bayangkan betapa bahagianya Shishiou. Siswa beriris abu-abu itu terperangah dengan kejadian barusan. Ingin dirinya mencubit tubuhnya sendiri agar segera bangun dari mimpi yang indah ini. Ini nyata, sangat nyata--tentu saja Shishiou tidak bisa membendung rasa bahagianya saat sang gadis berucap pelan.
"Tentu saja aku mau, dasar bodoh,"
.
.
.
.
.
"Oho, akhirnya Shishitou menyatakan cinta tak berujungnya, yah. Cinta anak muda itu memang menarik, hahaha,"
"Heh, kubilang juga apa, rencanaku pasti berhasil. Ngomong-ngomong, kau mengatakannya seakan kau sudah kakek-kakek."
"Hahaha, rencanamu memang berhasil. Berhasil menyatukan mereka dan berhasil menghancurkan perasaanmu sendiri, Tsurumaru,"
"Biarlah, selama gadis itu bahagia, aku juga ikut bahagia,"
"Tsurumaru ... sejak kapan kau jadi bucin?"
-----
Sequel of Tsurumaru Kuninaga- What does the crane said?
Hayoloh, siapa yang tadi ngira Shishiou nyium bibirnya/slap
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top