Jiroutachi

{Tante Cantik}
Touken Ranbu
(c) DMM
Happy Reading!

.
.
.
.

Tersesat adalah salah satu dari sekian banyak hal yang tidak ingin orang-orang alami--terutama untuk anak kecil yang kelewat polos. Bagaimanapun dunia yang mereka lihat akan terasa jauh lebih mengancam jika tak tahu kemana mereka akan kembali.

Itu berlaku kepada bocah kecil yang tengah mengusap matanya yang berair. Terpisah dari sang paman adalah mimpi buruk bagi (Name). Tak henti-hentinya air mata mengalir dari pelupuk matanya. Dunia mendadak menjadi begitu asing bagi bocah manis tersebut.

Berjalan di jalan yang sama, Jiroutachi, yang secara mengejutkan tidak dalam keadaan mabuk, melihat (Name) yang tengah meringkuk di depan yorozuya. Mengikuti instingnya, pria dengan helaian rambut hitam itu mendekati anak kecil tersebut.

Rasa takut sempat menggerogoti perasaan Jiroutachi. Takut-takut bahwa anak kecil itu adalah mahluk jadi-jadian. Hei, bisa jadi saja kan? Youkai juga ada yang anak siang, loh!

Tangan ramping Jiroutachi meraih pucuk kepala mungilnya, mengusapnya pelan. "H-hei, ada apa? Anak kecil yang manis sepertimu jangan menangis, ya? Nanti manismu hilang," ujarnya dengan harapan tangisan anak itu mereda.

Merasakan puncak kepalanya dielus, (Name) mengangkat wajahnya. Kedua netra (E/C) miliknya berbinar penuh kekaguman melihat sosok di depannya. 'Cantiknya,' batin sang bocah.

Astaga ... (Name) yang malang, ia benar-benar salah mengira Jiroutachi adalah ohok wanita ohok yang cantik.

"Ta-tante, apa tante melihat pamanku?" Suara itu berucap tanpa keraguan dalam menerka jenis kelamin Jiroutachi. Dan yang ditanya hanya ... syok.

'Tu-tunggu, Ta-tante?!'

Demi apapun pria itu benar-benar terdiam. Ingin dirinya memprotes kepada bocah polos itu, namun apa daya ia tak tega. "E-eh, pamanmu yang mana? Ta-tante tidak tau, loh." Mau tidak mau Jiroutachi menyebut dirinya sebagai Tante--walaupun itu cukup menyakiti harga dirinya.

Kedua bola matanya meneliti ke seluruh arah di dekatnya, dengan harapan dapat menemukan pria yang ia maksud. Sementara itu, Jiroutachi menemani sang bocah dengan sabar--walaupun ia sudah begitu gatal ingin meneguk sake bersama teman-temannya.

"Ah! Itu dia!" Telunjuk mungil (Name) menunjuk seseorang. Pemuda yang berada di sampingnya menyipitkan matanya--mencoba melihat dengan jelas siapa yang dimaksud itu.

'Oh tunggu dulu, dari rambut dan pakaian itu, bukannya itu ....'

Menghapus semua keraguan di dirinya, Jiroutachi meneriakkan nama sang sosok itu. "Ishikirimaru-kun~!" Sementara itu sang lelaki yang namanya diteriakkan menoleh--mendapati temannya bersama dengan keponakan tercintanya. "Ah! (Name)-san! Kemana saja? Astaga, kau membuat paman sakit jantung," omel Ishikirimaru dengan nada lembut. Yang diomel hanya cengar-cengir gaje--seakan merasa tak berdosa telah membuat sang paman khawatir.

"Jiroutachi-san, terima kasih telah menemani keponakanku, aku berhutang budi padamu," ucap pria berambut coklat itu seraya membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat. Jiroutachi mengibaskan tangan dengan panik--tak enak pada temannya itu. "Ma, ma, jangan dipikirkan!"

Ishikirimaru mengangkat sang keponakan--membawanya ke gendongannya yang nyaman. "Nah, (Name)-san, apa yang kita ucapkan jika sudah ditolong seseorang?"

"Terima kasih, Tante Cantik!"

.
.
.
.
.

"Ara, Jiroutachi, kau kenapa?"

"Anikii~ hatiku, perasaanku, dan harga diriku!"

"E-eeh?"

.
.
.
.
.

"Ngomong-ngomong, (Name)-san, apa tadi kau memanggil Jiroutachi-san dengan sebutan tante?"

"Iya! Dia benar-benar cantik! Kenapa?"

Ishikirimaru hanya tertawa pelan, sungguh polos keponakannya yang satu ini. "Bukan apa-apa," ucapnya sambil mengelus-elus kepala (Name).

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top