3. Memulai Semuanya
'Bersamamu aku selalu yakin bahwa semua hal akan baik-baik daja.'
Al-Khawarizmi & Humairah
***
Dengan konsep sesederhana mungkin sesuai permintaan Aira, hari ini Al dan Aira menikah. Hanya melangsungkan akad di rumah keluarga angkat Aira, baik keluarga Aira maupun Al sama sekali tak mempermasalahkan itu, mereka semua menghargai keputusan Aira, terutama Al. Dia memiliki banyak relasi juga uang yang sangat cukup untuk mengadakan pesta besar, namun justru permintaan Aira membuatnya semakin yakin dengan gadis itu.
Sejak dirinya berganti pakaian sampai kini masuk mobil untuk pergi ke rumah mempelai wanita, Al terus menerima sorotan kamera. Baik Al maupun Aira memiliki tim dokumentasi masing-masing, pasalnya mereka belum menikah dan menurut keluarga mereka harus tetap terpisah hingga kata sah terucap.
Aira sendiri di dalam kamar berusaha menenangkan dirinya sendiri, akhirnya sesuatu yang sudah ia inginkan sejak umur tujuh belas tahun terlaksa sekarang. Aira memang bercita-cita menikah muda sejak kedua orang tua angkatnya mengungkap bahwa dia adalah anak angkat, Aira sadar bahwa dia tak bisa hidup dengan ayah angkat dan saudara angkatnya lebih lama dalam satu atap sebab bagaimanapun tak ada hubungan darah di antara mereka.
Mata Lamira tampak berkaca-kaca, meski hanya anak angkat tapi dia sudah sangat menyayangi Aira, Aira adalah anak perempuan satu-satunya yang ia miliki.
"Berbahagialah nak," pesan Lamira.
Aira mengangguk, iya dia akan berbahagia hingga kedua orang tuanya merasa bahwa mereka telah melepas Aira ke tangan yang tepat.
Lamira mencium punggung tangan Aira. "Mama love you so much."
Aira mengangguk, dia tahu itu tanpa mamanya mengungkapkan semuanya, Aira tahu kalau kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Dia dibesarkan dengan baik, diperlakukan layaknya tuan putri, Aira sangat bersyukur berada di tengah keluarganya yang sekarang, namun tetap saja rasanya berat jika harus selamanya tinggal bersama, Aira cukup sadar diri, dia ingin berhenti menjadi beban.
Lamira tersenyum, senyum itu sangat dipaksakan.
"Anak Mama udah gede," ujarnya.
Aira mengangguk.
Selanjutnya seseorang mengabari bahwa pengantin laki-laki sudah tiba, Lamira mengelus bahu Aira kemudian menggiringnya berjalan keluar dari kamar. Seketika itu pula Aira menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana, gadis itu hanya mengenakan riasan sederhana dengan gaun pengantin berwarna putih gading.
Aira terus menunduk, bahkan untuk memastikan bahwa yang ada di sana benar-benar Al pun ia sungkan. Al menipiskan bibirnya, dia belum mencintai wanita itu, namun Al cukup dibuat kagum dengannya yang memilih untuk tetap malu-malu sampai akhir.
Lalu setelah itu setelah semuanya siap, Al menjabat tangan wali kemudian berikrar yang selanjutnya membuatnya terikat dengan Aira. Aira digiring maju untuk duduk di sebelah Al, jantungnya langsung memompa tak biasa, Al menatapnya intens membuat suasana di sekitar Aira semakin mencekam.
Al mengulurkan tangannya meminta tangan Aira agar bisa ia pasangi cincin. Aira menyodorkan tangannya namun penuh dengan keraguan, Al terkekeh karena tangan itu bergetar. Dia tak lantas menyentuh Aira.
"Boleh?" tanya Al. Sekarang dunia seolah berpusat pada mereka berdua, ada yang bersorak karena gemas, ada pula yang memperhatikan sembari menangis terharu.
Aira menarik napas kemudian membuangnya, Al adalah suaminya, dia tak boleh begini. Dengan menguatkan hati, Aira menyodorkan tangannya, Al langsung memasangkan cincin ke jari manis Aira. Aira pun melakukan hal yang sama memasang cincin ke jari manis Al. Selanjutnya Aira mencium punggung tangan kanan milik Al dan Al mencium keningnya. Semuanya bersorak Alhamdulillah, semua orang bersyukur dengan yang terjadi hari ini. Al juga sangat bersyukur, menemukan gadis seperti Aira di zaman sekarang bak menemukan jarum di tumpukan jerami, Al beruntung karena itu.
Aira masih menunduk bahkan saat Al sudah sah menjadi suaminya, dia masih saja tak menyangka bahwa pria tampan di sebelahnya ini beberapa menit lalu mengucap janji untuk menjadi imamnya.
***
Acara pernikahan sederhana itu dilanjut dengan makan-makan bersama, masih terasa jelas jarak antara Al dan Aira. Bahkan sepanjang acara mereka duduk dengan jarak di antara kedunya, sentuhan kulit di antara mereka hanya saat Aira mencium punggung tangan Al dan Al mencium kening gadis itu.
Al melirik Aira.
"Siap tinggal bareng aku?" tanya Al.
"InsyaAllah siap Mas," jawab Aira.
"Habis ini kita langsung ke rumah aku, aku udah ada rumah Alhamdulillah buat kita," jelas Al dan itu cukup membuat Aira kaget, dia kira mungkin dia akan tinggal di rumah mertua sementara.
"Mas sudah punya rumah?" tanya Aira.
"Alhamdulillah sudah, sudah lengkap juga isinya, kita hanya tinggal pindah, kemarin aku udah suruh orang buat bersihin," jelas Al.
Memang rencana Allah itu selalu tak tertebak, Aira selalu meminta diberikan yang terbaik dan ternyata yang Allah beri adalah sosok yang sangat jauh di luar ekspektasi Aira. Al sangat sempurna untuknya, wajahnya tampan dengan proporsi tubuh yang menawan, Al juga mapan dengan pekerjaannya yang sekarang, poin pentingnya adalah laki-laki itu saleh, suaranya merdu sekali saat melantunkan surah ar-rahman tadi sebagai hadiah pernikahan untuk Aira. Tutur katanya lembut dan kentara sekali dia sangat menyayangi dan memuliakan ibunya.
"Tapi juga kalau Umi minta kita tinggal di rumah Umi kita bakal pindah, nggak apa-apa? Umi sama Abi nggak ada temen, kamu tau kan aku menikah belakangan?"
Aira mengangguk.
"Aira mau kok Mas, di Mas tinggal, Aira ikut aja, kan sekarang Aira istrinya Mas."
Al tersenyum lantas membelai belakang kepala Aira. Aira itu seperti jawaban dari doa-doa Al, dan dia merasa sangat beruntung menjadi bagian dari hidup gadis itu.
***
Al benar-benar memboyong Aira ke rumahnya, Aira kira rumahnya hanya sebuah rumah minimalis yang maksimal memiliki dua kamar. Namun ternyata dia salah, rumah itu lumayan besar dengan dua lantai, bahkan barang-barang di dalamnya sudah sangat lengkap.
"Mas..." Aira menoleh ke arah Al.
Al tersenyum. "Kenapa?" tanyanya.
"Ini terlalu besar buat aku," ujar Aira. "Kamu...apa nggak menyesal menikah dengan perempuan kayak aku? Aku nggak punya apa-apa Mas."
Al memegang kedua bahu Aira. "Malah mungkin jika itu bukan kamu aku akan menyesal, Ra kamu adalah definisi menemukan sosok yang tepat di waktu yang tepat. Karena memang sosok seperti kamu yang aku cari selama ini," jelas Al.
"Kita bangun keluarga kecil kita di sini," ujar Al.
Aira menatap mata Al. Al menariknya ke dalam pelukan dan ya Aira memang membutuhkan pelukan selama ini, dia butuh tempat nyaman seperti ini.
Al menggandeng tangan Aira menuju kamar mereka yang ada di lantai dua, sekarang Aira sudah lebih relaks karena mungkin hanya ada mereka berdua. Al meletakkan koper Aira di sudut ruangan, sementara ia sendiri sudah lumayan sering menginap di rumah itu.
"Maaf ya kalau barang-barangnya jadi nggak sesuai sama yang kamu mau," ucap Al sedikit merasa bersalah.
Aira menggeleng. "Nggak Mas! Aku nggak apa-apa, malah sekarang bersyukur banget karena langsung bisa tinggal di rumah sendiri," jelas Aira, ya dia bukan takut tinggal dengan mertua karena bagaimanapun Yumna pasti sangat baik padanya, hanya saja Aira sangat bersyukur sebab dia bisa langsung menerapkan konsep rumah tangga yang ia inginkan setelah ini.
Kemudian keduanya hening, mereka berdua duduk di atas kasur, tadi sebelum ke rumah ini mereka menyempatkan diri untuk mandi dan bersih-bersih, jadi sekarang tak tahu harus apa.
"Meski kita sangat asing sebelumnya, tapi pernikahan ini serius kan?" tanya Al.
Aira mengangguk.
"Jadi?" tanya Al.
"Ya serius Mas, masa bercanda kan udah akad." Aira berkata dengan polosnya.
Al mengangguk lantas terkekeh. "Berarti setelah ini kita menempati kamar yang sama berkomitmen untuk memiliki keturunan kemudian merawat anak-anak kita hingga dewasa?"
Aira mengangguk percaya diri, kalau imamnya sosok seperti Al maka seharusnya tak perlu diragukan lagi.
"Kamu nggak malu lagi?" tanya Al.
"Ya...Malu."
***
Duh duh duh
😂😂😂
Nggak sanggup kalau ada orang ketiga nih🤣
Kenapa sih ini terlalu manis, dasar aku!
Mau banget yang kayak Mas Al😭😭
Udah deh segitu aja, jangan lupa vote & comment!
Love you guys!
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top