4.

Aku akan berhati-hati disini. Seorang singa akan memikirkan strategi untuk memangsa kudanil yang sangat besar dimana dia suka sekali di air bahkan pesaingnya adalah buaya yang juga tidak tertandingi sebagai hewan peamangsa.

Pintar wajib.

Cerdik sungguh disarankan.

Beruntung itu yang kuharapkan.

.....

"Dean.....de....."Teriak ibuku yang menggedor pintu kamar. Ini kali pertamaku mendengar teriakan ibu karena saat kita tinggal dirumah lama aku tidak pernah melihat ibuku saat pagi.

"Anak bujang tidak boleh bangun siang. Jadi cepat turun papah dan Adam sudah menunggu untuk sarapan."Teriak ibu sekali lagi sebelum suara langkah itu menjauh dari kamarku. Sejak kapan mereka menikah sehingga aku perlu memanggilnya papah.

Mimpi apa semalam. Apakah ada orang yang sengaja memukul ibuku sehingga otak nya langsung kembali kestelan awal. Ramah bahkan sangat terlihat seperti orangtua lainnya. Aku malas dan masih tergoda dengan bantalku.

Aku mengabaikan ibuku dan ingin merangkai mimpi lagi. Tadi belum sempat ending. Hmmmm, bagaimana kalau si pemeran utamanya langsung mencium pemeran wanitanya. Ah....

Srekkkkkkk
Suara korden ditarik kasar dan kini sinar matahari langsung memaksaku untuk menarik selimut dan menutupi wajahku karena silau.

"Bangun...bandel banget sich!"Adam menarik selimutku dan sengaja menendangku agar aku lekas bangun.

"Yakkk, ini hari minggu jadi biarkan aku tidur!!'Balasku keras. Aku tak mau bangun dan aku masih ingin bertindak disini. Jadi anak songong yang menjengkelkan.

"Tapi aku mengunci pintuku bagaimana kamu masuk?'Tanyaku heran dan kini masih menerjap dibalik selimutku.

"Disana ada pintu yang langsung masuk kedalam kamarku."Cengirnya dan itu langsung membuatku membuang nafas kasar. Sumpah, ini rumah tidak hanya besar dan megah tapi horor juga.

"Lakukan sesuka hatimu kalau papah tidak ada dirumah. Tapi kali ini kamu harus segera turun papah dan mom nungguin kamu. Kita harus sarapan, jadi ayolah....."Adam memaksa dan kini menarik kakiku untuk turun dari kasur, tidak sampai disitu Adam juga menarikku sampai dikamar mandi. Diapun sengaja mengguyurku dengan air dan kini dia meninggalkanku dalam keadaan basah.

"Aku akan membalasmu!!"Umpatku kesal karena tidak mungkin aku kembali tidur dengan keadaan basah seperti ini. Akhirnya akupun membuka kaosku dan kuputuskan untuk bergegas mandi dan turun.

......

Aku memakai kolor pendek dengan kaos polos yang memang desainnya bolong bolong. Disana terlihat tidak ada estetikanya sama sekali. Tapi aku tidak peduli, niatku hanya ingin memberikan kerusuhan didalam keluarga ini. Aku harus serius melakukanya dan niatku harus benar-benar terlaksanakan. Aku sudah mempertaruhkan hidupku disini.

"Dean pakai baju yang bagus ya lain kali. Tidak sopan seperti itu?"Ibu melirikku dan kini seolah dia tahu tentang segalanya. Karena aku tak pernah melihat ibu dirumah, memperhatikanku dan yang dia lakukan selama ini hanyalah bekerja. Kenapa sekarang terlihat dia sangat mengurusku dan memperhatikanku. Apa ini yang disebut ibu tiri yang baik?. Dan lihat sekarang, sumpah ini seperti sedang ada syuting iklan tentang keluarga harmonis dimana toples jajan legenda itu lengkap. Ibu tersenyum disana sembari bercengkerama dengan si om. Bahkan ibu sengaja memberikan lauk kepiring Adam dan piringku.

"Bolehkan aku muntah. Perutku terasa penuh dan moment ini sangat membuatku mual."Umpatku dalam hati. Aku kesal melihatnya. Dan kini yang kulakukan hanya mengaduk nasi dan lauk diatas piringku.

"Dean bagaimana kabarmu, suka tinggal disini?"Tanya si om ramah. Disana jauh dari kesan tampan. Karena ayahkulah yang paling tampan disini. Posturnya juga tidak proposional hanya terlihat seperti daging empuk siap digiling. Bolehkan aku sedikit tertawa.

"Hahahhah...."Aku tertawa masih dalam imajinasiku dan aku melupakan tentang diriku sendiri yang harusnya instropeksi dulu sebelum mengolok orang lain. Akupun juga terlihat seperti ikan buntal ingin meledak.

"Suka....ada kolam renangnya tapi aku tidak bisa berenang, ada halaman luas sayang tidak ada ring basketnya. Ada kolam ikan tapi apa boleh aku memancing ikan koi disana."Aku sungguh tidak sopan tapi aku puas melakukannya.

"Dasar udik...."Adam mencibirku. Tapi itu tidak membuatku sakit hati. Memang aku harus ingat darimana aku pernah berada dulu.

"Kalau kamu tak suka bisa kamu kembalikan aku ketempat ayahku."Batinku.

"Adam, tidak boleh begitu hmmm...jadi kamu bisa ajari adikmu untuk berenang. Dan Dean, kamu bisa memancing disana. Soal, lapangan basket nanti papah cariin tukang untuk membuatnya."Si om memperingati puteranya kalau ucapannya itu tidak sopan. Padahal aku pun melakukannya juga. Tetapi kenapa aku yang tidak dimarahi? Dan sekarang apalagi. Semua yang kumau dituruti tanpa bantahan. Wah.....ini sungguh mencurigakan.

"Dean.....besok kamu akan pindah sekolah. Jadi sopir tidak perlu bolak balik untuk mengantar kesekolah."Ibu mengatakan hal lain yang sungguh membuat kebencianku bertambah. Kalau sekolahku juga dipindahkan aku tidak akan bisa bertemu ayah sesering mungkin. Karena letak sekolah lamaku bersebelahan dengan bengkel ayah. Dan sekarang aku harus bersekolah disekolah elit bersama Adam. Sudah dipastikan aku akan terlihat seperti OKB nanti. (Orang kaya baru). Canggung pasti kalau harus disana.

Aku langsung meletakkan sendokku tanda tidak setuju. Selain awalnya aku merasa ingin muntah kini nafsu makanku benar-benar hilang.

"Aku tidak mau!!'Aku berdiri disana dan menatap ibuku dengan tatapan marah. Suasana rumah langsung senyap dan si om malah tersenyum kearahku. Padahal aku ingin membuatnya marah dan tidak segan untuk memarahiku tapi nyatanya aku kalah disini. Si om lebih tangguh dari dugaanku.

"Baiklah, kalau Dean tidak mau pindah sekolah papah akan tambah mobil baru jadi Dean tetap bisa pergi kesana, kesekolah lama ya...."Si om ramah dan sangat sabar disana tapi aku tidak akan tertipu dengan mudah.

"Baiklah, mungkin karena ini ibu sangat senang disini."Aku meninggalkan meja makan dan pergi keluar rumah. Ingin menghirup udara pagi karena dadaku sangat sesak.

.......

Adam pov.

Bolehlah aku menukar adik yang menurut saja. Kenapa dia sangat pembangkang bahkan pemberontak. Papah sampai harus menurutinya, apa susahnya untuk menurut saja. Karena dia tidak akan mati karena pindah sekolah.

Bahkan kulihat mom menjadi diam dan senyumannya hilang sepagi ini.

"Sudahlah sayang, dia hanya ingin menunjukkan rasa tidak sukanya. Nanti juga dia akan bersikap biasa setelah mengerti tindakannya memang tidak benar."Papah menahan mom yang hendak mengejar Dean yang pergi keluar rumah. Tak perlu menegur Dean karena Dean sendiri mungkin masih bingung dengan apa yang terjadi dalam hidupnya. Itu kesan yang ditunjukkan papah hari ini.

"Tapi dia keterlaluan. Kalau saja...."Mom ingin menceritakan semuanya pada Dean tapi lagi-lagi papah menahannya.

"Dean hanya percaya dengan apa yang dilihatnya. Tidak perlu menyalahkannya tentang semua tindakannya kali ini. Karena dia melihat kita berdua sekarang dan membawanya kesini. Karena itu dia memberontak."Papah masih dengan sikap bijaksananya.

"Lama lama dia akan ngelunjak. Dan mungkin aku tidak akan bisa mengatasinya."Mom memijit kepalanya prustasi dan aku hanya melihat pemandangan ini juga merasa ingin meledak. Bagaimana bisa keadaan rumah yang awalnya hangat kini tiba-tiba kacau karena Dean hadir. Padahal semalam aku melihat tatapan mata malaikat terpancar dari mata Dean.

"Kamu harus bersabar. Hmmm, bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan sebentar."Ajak papah agar mom sedikit bisa menetralisir kekecewaannya.

"Iya...."Mom mengangguk dan keduanya kini pergi meningalkan meja makan. Sekarang tertinggal aku sendiri sembari melihat anak kecil yang melempari kolam koi disana. Ah, sudahlah dia tidak tahu satu ekor ikan itu kalau dijual bisa membayar uang sekolahnya selama setahun.

.......

Aku selesai dengan sarapanku. Karena aku tidak mau asam lambungku kambuh hanya karena stress memikirkan adik kecil yang wajib aku jaga itu.

Membosankan, melelahkan bahkan.....

"Bolehkah aku menceburkannya kekolam renang dan aku hanya akan bilang kalau dia terpeleset dan kebetulan dia tidak bisa berenang?."Hahahah aku tertawa dalam lamunanku sendiri dan kini aku berjalan kearah Dean.

"Dimana ibu?"Tanya nya tiba tiba setelah puas menceburkan pot berisi tanah kedalam kolam ikan koi milik papah. Dia memang langsung membuat kepalaku nyut-nyutan.

"Pergi melarikan diri karena punya anak yang kurang ajar seperti kamu."Aku menyeret Dean jauh-jauh dari kolam papah. Kalau terus dibiarkan disitu tidak hanya akan stres itu ikan koi. Bahkan bila mati. Berapa kerugian yang akan didapat papah hanya karena perbuatan konyol anak bungsunya ini. Oh ya, Dean sudah dimasukkan dalam kartu keluarga sebelum pindah. Sangking sayangnya papah kepada mom papah juga sayang kepada Dean.

Maid yang juga ikutan stres kini buru-buru menguras kolam setelah aku berhasil menyeret Dean menjauh. Karena tidak mungkin menegur Dean setelah tahu dia siapa. Tapi memang Dean itu sungguh-sungguh menyebalkan orangnya.

"Kenapa kamu menyeretku. Ini sakit...."Dean mengeluh dan memang disana terlihat bekas tanganku yang mencengkram tangannya. Biar tahu rasa saja. Itu tidak seberapa dengan apa yang dilakukan kurang dari 2x24 jam disini.

"Maafkan aku."Aku tidak bermaksud tetapi karena aku juga sangat kesal jadi tak terasa kalau tanganku menariknya dengan sangat kuat.

"Maaf maaf...ini kdrt."Dia berteriak sembari menunjukkan lukanya. Namun entah kenapa aku merasa dia tidak sedang marah sekarang. Tetapi malah terlihat menggemaskan dan akhirnya membuatku tertawa dengan renyah. Tapi karena aku terlalu percaya diri untuk tertawa disana kini Dean pun makin membenciku.

"Jangan pernah berbicara padaku lagi!!'Dia memakiku dan kini pergi meninggalkanku untuk masuk kedalam rumah. Mungkin dia akan menenggelamkan dirinya lagi diatas kasurnya. Jadi aku memilih tidak mengusiknya dan kini membantu maid membersihkan kolam disana.

"Apa ada yang mati?"Tanyaku karena ku tahu betapa papah sangat menyangi ikan-ikan itu terlepas dari berapa hargannya.

"Syukurlah tidak ada. Den Adam kenapa adek aden sangat brutal tidak seperti nyonya. Sudah seperti pinang dibelah tapi yang satunya ......"Aku tahu maid akan mengucapkan kata kata kotor disana. Dean itu mirip sekali dengan mom, postur bahkan wajahnya sangat menyerupai mom. Kalau tidak benar-benar melihat dengan jelas sudah dipastikan akan menganggap Dean itu seperti perempuan.

"Dia masih sangat muda jadi dia sulit untuk menerima nya."Balasku menghentikan kata kata jahat yang akan keluar dari mulut maid yang bekerja untuk kami.

"Tapi aden juga masih sangat muda tapi terlihat dewasa dan bijaksana disini."Maid memujiku dan kini aku tak bisa menyembunyikan rasa tersanjung dalam hatiku.

Percaya diri itu harus dilakukan.

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top