13.

Adam pov.

Hari ini adalah hari ulangtahun Dean. Lapangan basket yang dibicarakan kemarin sudah selesai dibangun. Papah sengaja minta tukang untuk segera menyelesaikannya. Untuk ikan koi kesayangan papah. Papah sengaja membuatkan kolam baru dihalaman depan agar Dean tidak sempat memikirkan untuk pembunuhan nantinya. Kolam lama kini diganti sungai buatan oleh papah dan diisi oleh ikan air tawar yang biasa hidup disungai. Itupun dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Para tukang bekerja dengan giat karena hari ini sudah jatuh temponya dan semua ini dilakukan papah untuk Dean.

"Papah membelikan mobil baru untuk Adam jadi Adam bisa pergi berkendara sendiri."papah memberikanku kunci mobil. Hmmm, mobil yang aku ingin kini menjadi kado spesialku ditahun ini. Minicooper berwarna merah. Aku sungguh senang.

"Terimakasih papah."aku kini pergi untuk memeluknya.

Gemercik air terdengar karena papah juga membuatkan kincir air disana. Suasana halaman belakang jadi lebih asri dan meriah biasanya hanya terlihat tanah lapang dengan kolam ikan koi dan kolam renang saja. Selebihnya hanya hamparan rumput dengan pepohonan yang berada di ujung.

"Apa Dean akan senang?"ucap papah memasukkan tangannya disaku celananya. Dia menatap kearah lapangan basket yang tengah finishing. Tukang memberikan warna dilantai lapangan.

"Paling dia akan mengomel karena ingin membuat marah papah."aku menanggapi papah tentang perasaan Dean. Karna kutahu Dean masih ingin bermusuhan dengan keluarga barunya. Jadi apapun kebaikan yang kita kasih selalu salah dimatanya. Dan dia akan terus berusaha membuat keluarga barunya marah dan mungkin titik baliknya dia ingin dipukul agar mempunyai alasan untuk kembali kepada ayahnya.

Oh, itu tidak pernah Dean bisa dapatkan dikeluarga barunya karena kutahu papah itu orangnya sangat penyabar bahkan aku. Bukan bermaksud sombong kalau ada rangking untuk jiwa penyabar kupastikan akulah yang mendapat urutan yang pertama.

......

Mom sudah sibuk sejak pagi didapur. Dia sedang membuat kue ulangtahun dan aku tidak mau mengganggunya disana. Maid serta sopir papah juga sibuk untuk menghias rumah. Hari ini tepat dipertengahan malam Dean genap berusia 15thn.

"Aku akan menjemput Dean,"aku juga sangat bersemangat karena. Tanggal ulangtahun kita sama bahkan dibulan yang sama. Jadi akupun menyambut hari ini dengan penuh kebahagiaan.

Aku meminta sopir untuk segera mengantarkanku pergi kerumahsakit. Didalam perjalanan aku mngangkat telpon Tristan.

"Selamat ulangtahun Adam, kadonya akan kukirim maaf tidak bisa datang seperti tahun tahun sebelumnya,"  tristan mengirimiku pesan. Padahal masih besok aku genap 17thn.

"Iya tidak apa apa, apa kamu juga membelikan hadiah untuk dean?" tanyaku karena tidak hanya aku yang berulang tahun besok.

"Oh tentang Dean. Bisakah aku memberikannya sendiri." Pinta Tristan mungkin dia ingin mulai perkenalan dengan kesan ramah.

"Baiklah bila itu yang kamu inginkan. Besok aku akan membawamu untuk menemuinya." balasku lagi.

"Kali ini jangan ingkar, aku tak suka." Tristan mengingatkanku bahwa kemarin dia sangat kecewa.

"Iya, aku janji. Sudah ya aku sudah sampai Dean pasti sudah menungguku."aku mengakhiri percakapan disana.

"Hati-hati."

Aku sudah sampai juga kenapa dia harus menutup telpon itu dengan kata hati-hati, aku tersenyum dan kini menyimpan ponselku kesaku celanaku. Sopir menunggu diparkiran dan aku kini berjalan sendiri menyusuri koridor rumahsakit. Sampai disana nyatanya Dean malah belum bersiap dan terlihat dia menangis disana.

"Kenapa Dean?"Tanyaku dan langsung menghampirinya. Aku bertanya kenapa dia harus menangis. Perasaan khawatirku bertambah karena dia tidak mau menjawabnya.

"Apa sakit, apa tanganmu merasa sakit lagi?"Tanyaku lebih. Dia terisak sepertinya dia sudah lama menangis.

"Apa dia melupakanku,"Dean merancau didalam isak tangisnya. karena aku tak ingin dia terus menangis kini aku memeluknya dan menepuk pundaknya pelan.

Satu

Dua

Satu

Dua

"Tidak apa apa, Dean itu berharga untuk kakak."aku masih menepuk punggungnya dengan pelan dia mulai menghentikan tangisannya disana.

"Kenapa ayah tidak mengangkat telponku apa dia tidak ingin bertemu denganku. Kenapa ayahku...ada apa dengan dirinya, aku ingin dia bersamaku saat aku meniup lilin ulangtahunku."dia masih merancau dan ternyata si om sulit dihubungi. Tapi aku tidak merasa aneh karena kemarin saat ibu mencarinya karena Dean terus menanyakan si om, tapi si om tidak menggubrisnya. Entah apa yang dipikirkan si om. Karna itu Dean selalu menyalahkan mom kalau si om tidak datang karena mom yang melarang padahal si om memang tidak bisa dihubungi dan tidak berniat datang sejak saat itu. Tingkah si om membuat semakin sulit untuk keadaan keluarga kami.

"Mungkin dia sibuk atau dia sedang membuat kejutan untukmu."aku kini melepas pelukanku dan merapikan rambut Dean yang berantakan. Dean mendongak kerarahku dan tiba-tiba tersenyum disana. Pertanda apa ini?

"Ayahku memang yang terbaik. Kalau begitu antarkan aku kesana jadi ayah tidak kecewa kalau datang kesini ternyata aku sudah diperbolehkan pulang."ucapnya dengan penuh riang jadi aku menangggapinya dengan senyuman. Baiklah hari ini aku juga harus bersabar lagi karena aku harus mengantarkan Dean kerumah lamanya.

Karena Dean sudah mulai bersemangat kini aku mengemasi barang-barangnya. Dean kini tengah berganti baju didepanku secara tiba-tiba.

"Hey. Apa kamu tidak malu ada seorang pria berdiri didepan mu dan kamu telanjang seolah tanpa dosa disana!'Tunjukku karena Dean asal-asalan berganti baju. Padahal kemarin saat membantunya ditoilet telinganya sampai berwarna merah karena malu.

"Karena kamu kakakku, Ayolah kalau aku berganti ditoilet bajuku akan basah."keluh Dean dan masih sibuk mengganti bajunya mengabaikan pria yang baru dewasa ini menatapnya.

Blussssh
Pipiku merona bukan karena aku jatuh cinta kepadanya. Aku sangat senang dengan apa yang dia baru ucapkan kali ini. Dia mengakuiku sebagai kakak. Hey, walau begitu tidak boleh telanjang disembarang tempat.

"Tapi lain kali jaga sikapmu dan jangan bertelangjang disembarang tempat terlebih kalau ada pria disampingmu."aku bersikap sebagai seorang kakak sejati yang melindungi adiknya. Dean memiliki kulit putih seperti yang kupunya. Dipungungnya banyak bercak hitam sepertinya itu tanda lahir yang dia punya. Karena aku tidak bisa terus menikmati pemandangan itu lantas aku menyibukkan diri dengan merapikan selimut Dean.

"Aku selesai, bisa pergi sekarang. Jangan bilang ibu kalau aku pergi bertemu ayah. Ibu pasti akan membuat ayah tidak mau menemuiku."ancam Dean kepadaku. Ayolah mom tidak sejahat itu. Dia mempebolehkanmu bertemu dengan si om tetapi mon tidak mau saat kamu bertemu dengan si om. Si om dalam keadaan yang buruk.

"Iya kita pergi sekarang. Aku tidak akan memberitahu mom"aku mengiyakan tentang apa yang diminta Dean.

"Ternyata kakak sangat pintar untuk diajak bekerja sama. Aku mulai menyukaimu."Dean sangat senang disana dan aku tidak mau merusak kebahagiaannya. Bahkan sekarang Dean sedang melingakarkan tangannya dilenganku untuk berjalan bersama-sama.

Semoga Dean terus ceria seperti ini. Wajah muram penuh kemarahan itu serasa hilang dan aura jahat pun seolah menjauhi dirinya.

......

Aku meminta sopir untuk mengantarkan kami. Tetapi sebelumnya kami pergi untuk membeli sepotong kue. Dean berniat merayakan ulangtahunnya bersama ayahnya.

"Kamu pilihkan."Dean memintaku untuk memilihkan sepotong kue untuknya. Padahal dia bisa sendiri memilihnya.

"Kenapa kamu tidak memilihnya sendiri?"pintaku balik.

"Kakak saja yang memilihnya pilih kue yang kakak suka karena aku dan ayah tidak menyukai kue. Jadi kakak nanti bisa memakannya."cengir Dean. Dasar bocah itu, kenapa aku yang harus jadi korban untuk memakan kue ulangtahun yang dia tidak suka. Tetapi beruntungnya aku sekarang karena tahu apa yang dia suka dan tidak dia suka. Ternyata Dean tidak suka sesuatu yang manis. Hal yang pernah kucurigai saat Dean memilih susu kotak tetapi semua berasa original walaupun dengan merk yang berbeda tanpa rasa yang biasa orang lain ingin.

"Iya-iya aku yang memilihnya,"dan kini aku melihat-lihat potongan kue yang dipajang ditoko kue.

"Bayar sekalian. Aku tidak punya uang."Dia mengeluh lagi. Ayolah uangku juga uangmu jadi tidak perlu sungkan.

Sumpah memang Dean itu membuat perasaanku campur aduk. Karena sekarang merasa jengkel tapi tidak bisa marah.

Aku membungkus kue dan tidak lupa dengan lilinya. Dan kita bersiap untuk pergi kerumah lama Dean.

........

Bengkel tutup karena itu kami langsung menuju rumah lama.

"Apa kamu tidak memegang kata sandinya?'tanyaku kepada Dean karena dia hanya diam didepan rumah.

"Ayah tidak memberiku sandi rumah. Kata dia ada orang asing yang suka masuk kedalam rumah."katanya polos tapi dalam analisaku mungkin dia tidak ingin dipergoki.

"Telpon dia saja. Kalau menunggu diluar kamu akan mati membeku."kataku karena Dean mulai menggigil.

Karena si om tidak mengangkat telpon. Dean pun tidak mau diajak pergi menunggu didalam mobil jadi aku berinisiatif untuk membobol rumah itu dengan sedikit kemampuanku.

"Aku coba, 051220."Aku memikirkanya karena hampir semuanya salah dan tidak menutup kemungkinan si om hanya membalik tanggal lahir Dean. Tapi kenapa si om sampai lupa dengan ulangtahun Dean.

Klik
Kode sandinya bisa.

"Ini tanggal lahirmu cuman sepertinya dibalik."Aku memberitahunya dan kini dia tersenyum kepadaku.

"Karena ayah sangat mencintaiku."dia masih dengan fantasinya jadi aku tidak mau merusaknya. Saat masuk rumah disana sangat berantakan dan aku melihat beberapa hal yang membuatku risih. Semua kotoran itu berserakan.

"Kenapa dia sangat jorok."gumamku saat melihat beberapa tisue berserakan bahkan banyak bungkus kondom yang sudah terpakai.

"Dean bisa kamu ambilkan air untukku, aku haus,"pintaku kepada Dean dan kini Dean mengangguk dan langsung pergi kedapur untuk mengambilkanku air minum. Dan kini akupun langsung membereskan kekacauan yang dibuat si om diruang tamu. Sungguh dia sangat menyebalkan.

......

Aku sudah selesai menyingkirkan perlengkapan kotor itu dan kini aku langsung mencuci tangan. Dean berjalan kearahku dan memberikanku segelas air putih.

"Terimakasih Dean."Ucapku karena Dean nyatanya penurut.

Tapi kini kami mendengar seseorang menekan kode sandi. Pasti itu si om dan Dean langsung berlari kearah pintu.

Glek

Aku tersedak dengan air minumku dan kini hal paling buruk yang ditakutkan menimpa dihari bahagianya Dean. Aku sangat khawatir dengan apa yang dirasakannya kini. Dean hanya kaku dan si om memilih diam disana mendapati putranya mempergoki dirinya sedang membawa pria.

What?! Si om membawa seorang pria pergi bersamanya bahkan pria kecil yang dibawanya masih sigap bercumbu padahal situasinya sudah sangat tidak baik.

"Apa itu menyenangkan?"suara Dean bergetar dan aku tahu betapa dia sangat hancur disana. Dan kini aku berlari kearahnya menutup matanya dan aku membawanya untuk pergi dari tempat buruk ini.

.....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top