PROLOG

Kirano Akane adalah seorang ketua OSIS, dan juga seorang gadis yang diutus untuk menemukan 4 nona yang telah menghilang bertahun-tahun yang lalu.

Mercuria sang dewi air, Leona sang dewi api, Ezella sang dewi salju, dan Elisque, dewi cahaya.

"Nuko, Inu, Kitsume, Raku." tuturnya, memanggil 4 orang yang dengan siap di belakangnya.

"Bulan merah akan segera terbit...bersiaplah, kalung dan anting kalian akan membawa kalian pada partner kalian."

Mereka berempat mengangguk, lalu pergi dengan kilatan petir.

Io, partner Akane alias wakil, memegang pundaknya sambil berkata "kau tak perlu mendorong dirimu terlalu jauh."

"Ini tugasku Io, aku harus berjuang." kata Akane.

"Hmm tapi-" terlanjur, Akane mencium bibir Io, membuat Io berubah menjadi seekor kelinci hitam.

"Ayo, sudah malam." kata Akan sambil menggendong Io ke ranjang tempat tidurnya.

Io mengangguk dan tidur lebih dekat ke majikannya.

Mimpi Naoki P.O.V

Silau! Batin Naoki sambil menutup pencerahan yang menghalangi penglihatannya.

Tiba-tiba dia berada di sebuah tempat yang penuh dengan putih.

'Apa jangan-jangan... Aku mati!?' gadis itu mulai histeris.

Tiba-tiba sebuah tangan dengan kulit sehalus kapas menyentuh bibirnya.

Saat ia lihat keatas, ternyata, ada seorang wanita dengan rambut seputih awan, mata secerah cahaya, bulu mata sehalus bulu sayap.

Rambutnya pun terbentuk seperti sayap.

"Aku...ingin menyentuh duniamu." Naoki memiringkan kepalanya.

"M-maksudmu?" tiba-tiba wanita berparas dewi itu semakin menjauh bahkan jari mereka tidak lagi bersentuhan.

"Tunggu! Apa maksudmu!" teriak Naoki.

"Sampai jumpa lagi...Naoki." Naoki memejamkan matanya, dengan bulan merah indah terbit dengan kecantikannya.

End of dream.

"Huwaa!" teriak Naoki sambil memegang dadanya.

"Ahh...jantungku serasa ingin copot..."

"Hmm?" gumam Naoki lalu melihat ke kanan dan ke kiri. Matanya terfokus ke seekor rubah yang sedang tertidur tepat di sampingnya.

"Rubah dari mana ini...." Gumamnya pelan. 'Apa dia mau memangsaku!' batin Naoki.

Sangking takutnya, Ia memukul rubah tersebut dengan bantalnya. Sang rubah yang terbangun mengerang lalu melompat ke arah Naoki. "Aakh... Aku beneran takut...." Keluh Naoki.

Tiba - tiba, Naoki menyadari kertas di mulut Rubah tersebut. Rubah tersebut mengancung - ancungkan mulutnya seperti meminta Naoki membacanya.

"Aah..." Ia membuka kertas tersebut.

Naoki membuka kertas itu, lalu membacanya.

'Dear Ms. Asakura,

Perkenalkan namaku Kirano Akane, kau mungkin kenal dengan sosokku di SMA Junko.

Aku ingin memberi kabar, bahwa besok kamu harus segera masuk ke ruang ketua OSIS membawa rubah kecilmu itu, dan berikan kartu yang ada di amplop itu kepada satpam agar kau diperbolehkan masuk ke sekolah dengan rubahmu.

Salam hangat,
Kirano Akane.'

Heeehhh!?

Entah apa yang terjadi aku malah terpilih untuk melakukan sesuatu.

Tapi...

Aku menatap rubah itu.

Dia mempunyai bulu oranye secerah matahari terbenam, dengan sedikit bulu hitam di tepinya.

Dia menjilat telapak-nya, lalu menatapku dengan mata kuning nya.

"Eng..?" kataku, dia kemudian menghampiriku lalu tidur disebelahku.

Haahh, tapi bodo ah, aku juga ingin tidur.

Aku tidur disebelah rubah itu lalu pergi ke dunia mimpi.

Aika P.O.V

Tempat apa? Aku seperti berada di neraka. Tidak, ini bumi dengan dipenuhi api disekitarnya. Seperti mengitariku. Anehnya, tidak panas sama sekali.

Tiba-tiba sesosok wanita datang dari dalamnya menyampiri diriku. Aku mengerutkan dahiku dan berharap ini semua hanya mimpi.

"Siapa?" gumamku. Sesosok wanita dengan rambut merah terang terkibas dgn bulu mata sehalus bulu angsa. Api biru menyala disekitarnya, Kencantikannya tak terkira, Matanya tajam menunjukkan keberanian yang luar biasa.

Kedua tangannya memegang pipiku dengan lembutnya. "Kau adalah aku dan aku adalah kau. Dunia kita bersatu."

"Maksudmu apa nona? Oh mungkin ini mimpi." ujar Aika lalu kembali menutup matanya.

Seketika, jari wanita menyentuh jemari tangannya yang membuatnya membuka matanya lagi.

"Tidak, ini bukan mimpi." wanita itu tertawa melihat Aika. "Aku akan selalu berada disampingmu." Lalu, wanita berparas dewi tersebut yang dikelilingi api itu pergi meninggalkannya.

Aikapun menghela napas. "Apa maksudnya dan apa aku sudah mati?"

End of dream

Aku membuka mataku. Tidak aku tak melihat apa - apa. Bulu yang dapat kurasakan.

"Mhmm..." aku mengangkat benda yang ada di atasku secara perlahan. "Hua.... Kucing? Dari mana?"

Ketika aku mengangkatnya, kucing tersebut membuka matanya. Mengeong dengan pelan kepadaku.

Aku duduk di atas tempat tidur. Sambil melihat kalung yang terpasang di leher sang kucing.

Gulungan kertas terdapat di kalungnya. "Jadi... Kau bukan kucing liar yang masuk ke rumah?"

Aku membuka kertas itu setelah kucing ini duduk di pangkuanku.

'Dear Ms. Kisaragi

Salam kenal, namaku Kirano Akane. Ya, mungkin anda sudah tau siapa saya di SMA Junko.

Aku ingin menugaskanmu. Datanglah ke ruang OSIS dengan membawa kucing kecilmu itu. Berikan kartu yang ada di amplop itu kepada satpam agar kau bisa masuk ke dalam sekolah dengan kucingmu itu. Dan ini Perintah.

Salam hangat,
Kirano Akane'

Aku masih nenatap kucing itu, lalu mengelus - elus dagu dan kepalanya. "Hua hua.... Nyao.... Imut." ujarku. Kucing tersebut semakin mendekat. Kedua mata itu dingin tapi hangat. "Hey, kau tau? aku seperti bisa berbicara padamu." ucapku kepada kucing itu.

Saat aku mengangkat tubuhnya, dia menatapku. Kedua mata dingin berwarna perak menyala menatapku. Entah mengapa aku dapat merasakan kehangatan darinya.

Aku menyadari hal aneh di langit. Aku membuka jendela yang persis berada di sampingku. "B-bulan merah... Berarti gerhana ya?"

"Aahn... Gak uruslah." Ujar Aika kembali sambil kembali tiduran dan menatap kucing itu.

"Ayo tidur... Jam sekolah masih lama." Aika kembali ke dunia mimpi yang berbeda dari sebelumnya.

Hitomi P.O.V

Drip...drip...drip.

Suara tetesan air hanyalah apa yang terdengar di telingaku.

Aku berjalan, air bening dingin menggelitik kakiku.

Sebuah tangan selembut kain sutra mengangkat daguku. Seketika aku terasa seperti berenang di lautan pasifik saat melihat matanya yang gemilau.

"Duniamu...adalah duniaku." aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa.

Kemudian aku merasa seperti jatuh ke dasar lau, dia memelukku.

"Jangan khawatir...aku akan melindungimu."

Kemudian dia menghilang menjadi ribuan butiran-muriran gelembung, aku menutup mataku.

***

"Huh...huh...huh..." gumamku, mimpi apa tadi?

Aku hendak ingin mengambil segelas air, sebelum seekor anjing husky duduk sambil mengulurkan surat.

"Eh?" aku menerima surat itu, anjing lucu itu melompat di kasurku dan tertidur.

Setelah membaca suratnya, aku meletakkannya di meja belajar, lalu kembali tidur dengan anjing imut ini.

Yumi P.O.V

Terduduk di tengah badai salju membuatku resah. Aku bahkan tak tahu dimana ini. Ini buruk.

Sesosok wanita muncul entah darimana di hadapanku. "Kau yuki onna?" sentakku kaget. Tersenyum tipis, wanita itu memegang kedua tanganku. "Aku selalu menjaga dan berada di sampingmu."

"Bekukanlah." lanjut sang wanita. Lalu menghilang tanpa jejak.

"Maksudmu? Dan... Siapa?"

Aku seperti di timpa badai salju dan tak bisa membuka mata.

-•-•-

"Ugh...." perlahan aku membuka mataku. Langit - langit ruangan kamarku yang dapat terlihat. Sambil mengusap mata, aku bergumam, "jadi cuma mimpi..."

Tunggu, aku seperti merasakan sesuatu di atas badanku. Rasanya berat.

Perlahan, aku melihat situasi. "AKH!" Aku menjadi berdiri di atas tempat tidur dan teriak histeris. Ternyata yang tidur di atasku selama ini adalah anjing pomeranian.
Aku mendekati anjing pomeranian ini.

"Tunggu dulu... Ini bukan pomeranian seperti milik paman... I-Ini..." aku menggigit bibir bawahku sambil tak percaya.

"INI RAKUN! A.k.a Tanuki!" aku benar benar kaget. "Sebenarnya ada apa sih!?" keluhku lagi. Rakun itu melompat ke arahku lalu memajukan moncongnya yang menahan sebuah amplop.

"Surat? Untuku?" rakun ini mengangguk seolah berkata 'ya' kepadaku. Aku membuka amplop. Terdapat sebuah kartu dan secarik kertas.

Aku membuka kertas tersebut dan membacanya.

'Salam hangat Ms. Yamamoto.

Perkenalkan, namaku Kirano Akane. Kau mungkin sudah tau sosokku di SMP Junko. Aku ingin memberi tahumu.

Kau diharuskan membawa Rakun yang berada di hadapanmu sekarang ini ke ruang OSIS saat ke sekolah. Berikan kartu yang terdapat di amplop tersebut agar kau diizinkan masuk membawa Rakun itu.

Salam,
Kirano Akane.'

"Aku gak salah baca kan? Ya kan?" tanyaku pada diri sendiri. "K-ketua osis.... Memanggilku?"

Jemari Rakun tersebut diletakkan di dekat dadaku. Ia tersenyum polos kepadaku. Mata coklatnya yang segar sangat mencolok dan imut.

Akupun memeluk rakun tersebut lalu menggelatakkan tubuhku kembali di atas tempat tidur. "Masih malam tidur dulu. Besok akan kubawa kau ke ruang osis."

Dan dia kembali ke dunia mimpi

Semua itu baru awal bagi keempat gadis itu, "Permainan akan segera dimulai." Senyuman tipis terlukis di wajah Akane.

Kita akan menunggu apa yang akan dilakukan Keempat monster itu, Ya kan Io?

1316 word(s)
To be continue...

A collaboration between me and my lovely cyber sister CarrissaNight

Ini buku collab kami yang pertama '-')/

Terima kasih sudah mau membaca buku ini

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top