33 (30 Nov) ~ Akhir yang membahagiakan
Note: multimedia sebagai pemanis boleh di play jika suka :)
Set kedua kami unggul 21:18 dari lawan. Satu set terakhir sebagai babak penentu. Tentu aku dan Dani tak boleh lengah serta bermain semaksimal mungkin.
Tiba di interval set ketiga, kami unggul. Smash Dani turut mencetak beberapa poin meskipun aku masih kesulitan dengan pukulan di depan yang kerap kali menyangkut pada net.
Sampai pada skor deuce, kami dan pasangan kembar dari China itu tak pantang menyerah. Poin beruntun saling bergiliran. Hingga smash terakhir dariku mengakhiri permainan, membuatku segera bersujud syukur. Banyak pasang mata baik menyaksikan secara langsung di St.Jakobshalle Basel, Swiss maupun di tanah air melalui siaran televisi atau live streaming via Youtube turut merasa senang.
Aku dan Dani berhasil menorehkan sejarah baru dalam dunia bulu tangkis.
Bendera merah putih terentang pada punggung kami berdua usai berjabat tangan pada lawan. Berdiri di podium tertinggi, berkalung medali emas serta menanti suatu momen yang sangat ingin kubuktikan pada semua orang bahwa kini aku bisa.
Lagu Indonesia Raya berkumandang tepat ketika sang saka merah putih tepat dibagian puncak bergerak naik ke atas. Bibirku mengikuti alunan lagu sembari hormat pada bendera.
Awalnya aku tak menyangka namun kini aku sangat bersyukur. Perjalanan karirku masih panjang tentu aku tak mau cepat puas.
Selalu belajar menjadi lebih baik serta membungkam cibiran mereka dengan prestasi.
*Pesan dari almarhum pak Ciputra melalui perkataan koh Hendra Setiawan sangat menginspirasi dirinya dan para atlet bulu tangkis tanah air. Selamat jalan Pak, Ci.
~
Sedangkan Anita kini disibukkan dengan mengurus sejumlah berkas diri untuk melengkapi berkas beasiswa yang berhasil didapatkannya, selagi mempersiapkan diri untuk tes UTBK dengan rutin belajar.
Sebuah notifikasi pesan berisi info beasiswa yang dikirim oleh Fani membuat ia merasa bersyukur masih memiliki teman dekat begitu peduli disaat lainnya sibuk merajut impian.
Hari-hari mulai berlalu hingga waktu tes tiba. Sama seperti ribuan peserta UTBK lainnya, gugup menyerang Anita. Sang gadis kucir kuda berkacamata cokelat kini menghadapi ujian. Dan menunggu lagi hingga hasilnya keluar nanti untuk menentukan ia mau pergi ke mana?
Tak terasa waktu berjalan cepat, hasil skor yang sang gadis terima lumayan untuk ia daftarkan pada salah satu jurusan pendidikan di Universitas tempat Fani berada, UNJ.
Hari pengumuman tiba, hanya satu kata yaitu 'selamat'. Anita masih tak menyangka namun amat merasa bahagia sekali atas dirinya sendiri. Anita lalu memberitahu kabar bahagia itu kepada orang tuanya juga Fani.
Karena kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja yang mau berusaha. Tidak ada kata terlambat bila mau bergerak untuk maju. Abaikan yang lain bila mereka membuat jalanmu terhenti.
Karena selain kuasa sang ilahi, masa depan ditentukan oleh diri kita sendiri.
- sebuah pengingat diriku sendiri -
Tamat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top