23 (20 Nov) ~ Kecewa
Rasanya cepat-cepat ingin menghempaskan diri di tempat tidur kamar hotelku saat ini juga. Hari ini terasa begitu melelahkan.
Kekalahan di babak awal atau 32 besar Thailand terbuka membuatku terpukul. Kabar buruk yang tadi pagi kuterima dari rumah menyebabkanku sedikit menjadi tak fokus, cedera pada kaki Dani pun kambuh kembali. Namun kami tak sepenuhnya menjadikan itu alasan utama penyebab kekalahan hari ini. Defense rapat dan lawan yang dapat menguasai permainan membuat kami kesulitan menerapkan strategi.
Selama perjalanan menuju hotel dalam bus, aku mengirim pesan pada Mama melalui Whatsapp tentang bagaimana kabar di rumah. Sambil menunggu balasan, ketika membuka aplikasi Instagram, ramai komentar menghiasi kolom aktivitas.
Komentar itu berisi kalimat mereka yang tetap menyemangatiku baik dari akun fans juga yang lainnya akan tetapi masih lebih banyak cibiran dengan kata-kata kasar serta menyalahkan apapun tentangku juga Dani.
Seharusnya dapat menang dengan mudah mengingat peringkat kami lebih unggul dari pemain Jepang itu serta kami juga memenangkan pertandingan ketika 2 kali bertemu, begitu sebagian besar isi komentar mereka yang kusimpulkan. Tentu apapun bisa terjadi, apabila salah satu pasangan lebih siap menjaga permainan untuk menghasilkan point per point juga berusaha menghindari error diri, berkomunikasi dengan partner untuk menerapkan pola sangat penting.
Aku menutup aplikasi itu rasanya seolah menjadi beban kedua. Aku sudah bicara pada pelatih dan diperbolehkan terbang ke tanah air lebih dulu untuk pulang ke rumah.
Lalu berita kepulanganku mengundang komentar negatif para netizen di Instagram. Menurut mereka, aku itu egois. Kalimat cibiran kembali meramaikan kolom komentar pada salah satu akun media sosialku.
Aku merasa bersalah sekali, ketika sampai rumah dan melihat keadaan Om Hendi yang sudah tiada, seperti dua pisau yang seolah ingin menusuk jantungku saat ini.
Sudah dua hari berlalu aku mengurung diri di kamar. Sedih dan kecewa meredupkan sinar di hatiku. Aku juga seorang manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dibalik kelebihanku dalam bermain bulu tangkis. Jauh dari keluarga salah satunya, setidaknya kalian lebih beruntung tidak mengalaminya.
Namun sudah seharusnya aku bangkit, turnamen kejuaraan dunia telah menanti. Kritikan pedas itu kujadikan motivasi untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
●●●
300 kata.
Multimedia: mengingat kembali perjuanganmu sangat luar biasa waktu Asian Games 2018 kemarin demi Indonesia👏
kalah dalam pertandingan namun perjuanganmu adalah juaranya.
Meski waktu itu ketidakadilan membuatmu dan kami (rakyat Indonesia) tentu merasa sangat kecewa. Namun kamu tetaplah juara di hati kami atas perjuanganmu.
- Final of Men's single, Hongkong Open 2019.
Keep fighting for World Tour Final, Ginting💪
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top