11

Hari ini Ryla sudah boleh masuk kembali ke sekolahnya .
Saat pertama kali Ryla memasuki kelas, dilihatnya May dan Nico yang sedang berdebat.

Mereka kenapa?"Batin Ryla.

Ryla berusaha acuh, ia duduk di bangkunya.

"Arka mana? Belom datang?" gumam Ryla.

"Udah!! nggak ada lagi yang perlu di jelasin! Gue bosen sama kata-kata basi Lo itu" Pekik May.

"May,  Aku mohon" Nico memohon kepada May.

Sebenarnya mereka ada hubungan apa sih?" batin Ryla.

Karena merasa telinganya panas, Ryla akhirnya memilih menengahi pertengkaran antara May dan Nico.

"Heh! Kalian ini apa-apaan sih? Masih pagi juga udah ribut? nggak malu apa diliatin sama temen-temen di kelas ha? Lo lagi Nico? Ngapain lo? Gak Lo lihat nih muka sahabat gue merah padam kaya begini? Mending Lo duduk diam di bangku Lo! Dan Lo May? Duduk di bangku Lo" titah Ryla.

Nico menatap Ryla tajam.
"Apa mata Lo kaya gitu ha? Mau gue colok pake pensil tajam?" Tanya Ryla sangar, kepalanya ia angkat tinggi-tinggi menantang Nico.

May menuruti perkataan Ryla, ia kini tengah duduk di bangku nya.

"Maaf tadi gue nggak bisa bantu Lo" Ucap Zahra merasa bersalah.

"Gapapa!" Ucap May ia tersenyum.

____________===________________

Ryla permisi kepada guru nya untuk ke toilet. disaat ia melewati lorong sekolah Ia melihat Arka yang tengah duduk sambil menghisap rokok dengan santainya bersama Sahabat-sahabatnya.

Pantes mereka kaga ada di kelas? Rupanya cabut buat ngerokok? nggak sayang nyawa banget sih?" sungut Ryla.

Ryla berjalan mendekati Arka.
Saat sudah di hadapan Arka, Ryla merampas rokok milik Arka dan mematikan nya.

Arka sempat kaget akan kedatangan Ryla, tapi dengan segera ia kembali pada posisi awal.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Arka menatap Ryla dingin.

"Heh muka tembok! Harusnya gue yang nanya Lo! Ngapain Lo disini ha? Malah ngerokok lagi? Gak sayang nyawa Lo? Dan kalian semua? Ngapain disini? Bukannya di kelas belajar, malah ngerokok!" omel Ryla, Ryla sekarang dalam mode marah.

"Aduuhh induk singa balik jadi sangar nih" bisik Willy pada Ardhan

"Ho'oh" Timpal ardhan.

"Ehh?? Apa Lo bilang? Lo ngatain gue singa?? Wahh ngajak ribut Lo" kesal Ryla, ia menjewer telinga ardhan dan Willy.

"AW..Sakiittt"  Willy dan Ardhan merintih kesakitan.

"Ryla lepasin" Ucap arka, kini dia menatap gadis itu.

Akhir nya Ryla melepaskan jeweran nya pada Willy dan Ardhan.

"Sana masuk kelas!" Titah Arka.

"Gak! Gue nggak mau! Lo sendiri gimana? Kenapa gak masuk kelas ha?" Ucap Ryla sambil berkacak pinggang.

Arka tak menjawab, ia malah mengambil rokok dari kantung nya lalu menyalakan mancis.

"Arka gue bilang buang!!" Pekik Ryla.

Tak di tanggapin oleh Arka, Ryla mengambil sebungkus rokok dan mancis dari kantong Arka, Lalu mengambil sebatang rokok dan menyalakan mancis,.saat ingin menghisap nya, Rokok itu di buang oleh paksa dari bibir Ryla

"RYL, LO GILA APA HA? NGAPAIN LO NGEROKOK?" bentak Arka.

Ardhan, Willy dan Nico hanya bisa diam sambil menyaksikan adegan di depannya ini.

"Lha? Kenapa? Lo aja ngerokok kan? Ya gue juga bisa kali! Lo itu ketua kelas! Lo itu contoh bagi anggota kelas Lo! Ya sekarang gue lagi nyontoh perilaku ketua kelas gue." Ucap Ryla santai.

Arka menggertakkan gigi-gigi nya.

Rahanya mengeraskan, ditariknya Ryla dari situ dan di bawanya Ryla ke toilet, Karena memang lorong dan toilet berjarak dekat.

"Woy Arka! Mau Lo bawa kemana si Ryla??" Teriak ardhan.

Saat ardhan hendak menyusul Arka, Nico menahan Ardhan.

"Udah biarin dia" Ucap Nico, akhirnya ardhan pun pasrah.

Arka menghempaskan tubuh Ryla ke tembok .

"Aduhh sakit bego!!" Ringis dan umpat Ryla.

Arka tak memperdulikan perkataan Ryla, Arka dengan cepat menyambar bibir Ryla dan melumatnya dengan  kasar.

Ryla meringis kesakitan pada bibirnya.  karena ciuman Arka yang brutal, Tak seperti ciuman-ciuman lalu yang Arka berikan, penuh kelembutan, tidak seperti sekarang.

Saat Ryla hendak mendorong tubuh arka, dengan cepat Arka mengunci kedua lengan Ryla dan di letakkan di atas kepala Ryla.

Ryla berusaha memberontak, dengan menggeser kan kepalanya ke kiri dan juga kanan.

Tapi Arka memegang dagu Ryla dan memperdalam ciuman mereka  Sampai Arka merasa puas, ia melepas ciuman itu. Arka menyatukan kening dan juga hidung nya pada Ryla.

"Gue gak mau lihat Lo kaya gitu lagi! Jangan pernah Lo nyentuh barang itu lagi!" lirih Arka.

Yah, Arka terus menatap manik mata coklat milik Ryla, Mata itu yang selalu menenangkan dan meneduhkan pikiran Arka.

"Lo sendiri gak mau kaan liat gue megang atau make rokok itu? Dan itu juga yang gue mau dari Lo! Jauhin rokok! Karena itu bisa buat nyawa Lo bahaya Arka!" Ucap Ryla, ia menangis.

Ntahlah, rasanya Ryla tak rela jika Arka salah jalan.  mungkin dia memang telah jatuh hati pada ketua kelas songongnya ini.

Arka menjauhkan wajahnya dari Ryla.

Ryla tersenyum miring.

"Hah.. gak bisa kan Lo? Oke.. gue bakalan ikutin Lo" desis Ryla, ia kecewa.

"Oke! Gue bakalan jauhin rokok! Tapi sebagai penggantinya! Bibir Lo yang jadi rokok buat gue" Ucap Arka, gantIan ia yang tersenyum miring.

What?? Apa-apaan dia? Disaat seperti ini? Otak omessnya kembali?" Batin Ryla.

"Huftt!! Oke" Pasrah Ryla.

Dan Arka kembali menyerang Ryla,dengan menciumi nya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Sekarang Lo masuk" Titah Ryla.

Arka dan Ryla kini tengah berada di pintu kelas.

"Lo Luan aja" Ucap Arka.

"Gak ah! Lo aja duluan! Ntar kabur lagi" 

"Gak! Cepetan sana" titah Arka, ia mendorong pelan bahu Ryla.

"Ishh" Sungut Ryla

"Ryla? Lama sekali kamu?" Ucap pak Surya, guru biologi.

"Eh? I..iya pak! Boleh saya masuk?" Tanya Ryla.

"Ya boleh dong..silahkan masuk" jawab pak Surya tersenyum.

Bisa gawat kalau ia tak mengijinkan Ryla masuk, bisa-bisa ia dipecat dan tak bisa bekerja menjadi guru di manapun karena telah melarang cucu satu-satunya pemilik sekolah itu.

Ryla tersenyum kemudian ia duduk.

Tak lama kemudian Arka juga ikut masuk, melenggang santai berjalan ke arah mejanya.

"ARKA! ADA GURU DISINI KENAPA KAMU TIDAK IJIN? BOLEH TIDAK KAMU MASUK?!!" teriak pak Surya merasa geram. ia sama sekali seperti tak ada harga dirinya

Arka diam duduk santai di bangkunya, enggan menanggapi Pak Surya yang tengah mengomel padanya.

"Emm..Uda deh pak! Bagus dilanjutin aja ngajarnya. Bagus juga kan seorang Arka masuk kelas? Berarti ada peningkatan "Ucap Ryla berusaha menengahi

Tampak Surya menghela nafasnya Kemudian mengangguk.

Teman sekelas Ryla dibuat bingung dengan pak Surya yang menuruti perkataan Ryla, bukan nya apa.. pak Surya itu terkesan Killer walau tak Sekiller namanya. Tapi dengan perkataan Ryla pak Surya dengan mudah menuruti nya, Begitupun dengan Arka yang sekarang juga bingung.

"Kenapa pak Surya ngangguk aja kalo Lo yang ngomong?" Tanya Arka, Menatap Ryla dari samping.

"Eh? Kebetulan kali" Ucap Ryla kikuk.
"Kan gue juga anak baik yang pinter, nah! mungkin karena itu" lanjut Ryla berusaha mengelak.

"Udah mending Lo fokus sama papan tulis, ntar lagi kita bakalan ujian" titah Ryla.

"Ngapain liat papan tulis? Liat  Lo lebih bagus" Ucap Arka, ia meletakkan kepalanya di lipatan kedua tangannya, kepalanya dimiringkan menghadap Ryla.

Ihh bisa aja nih kang triplek gombal,gak tau dampaknya apa?" Batin Ryla.

"Ah! Gombal aja Lo? Udah perhatiin itu!" Ucap Ryla.

Akhirnya Arka mendengus pasrah, dan fokus kepada apa yang diajarkan pak Surya.

               ✓√✓√✓√✓√✓√✓√✓√✓√✓

Arka melengos pergi saat bel pulang terdengar, Lagi dan lagi Ryla hanya bisa menghela nafas.

"Kok Arka main pergi aja sih?" Tanya Zahra.

"Eh? Kalian disamping  gue toh?? nggak sadar gue" gumam Ryla.

"Iyalah! Kan Lo fokusnya sama ketua kelas" cibir Gyta.

"Ih? Apasih gyt? Bisa aja Lo mata empat" cibir Ryla balik

"Kok mata empat sih?" Kesal Gyta.

"Lha? Iya kan? Tuh..mata Lo ada empat?! Hahahaha" tunjuk Ryla pada kacamata Gyta.

Gyta tidak marah dengan guyonan Ryla, karena Gyta tau itu hanya bercandaan ,mereka sudah bisa seperti itu.

"Yaudah lah.. pulang kuy" Ajak May.

"Kuuyyy"Ucap mereka serempak,saling merangkul pundak dan berjalan keluar kelas.

Silahkan vote kalau suka cerita gue.
Gak maksa kok,kalo suka vote,kalo enggak ya gitu deh..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top