Aku Masih Hidup, Sayang
Aku Masih Hidup, Sayang
Aku ingat, Sayang
Ketika seenaknya kujadikan mati menjadi solusi
Saat aku tidak lagi mengenal diri sendiri
Saat mereka mulai banyak berasumsi
Aku ingat, Sayang
Ketika aku tidur setelah meminum minuman keras
Apa yang kupikirkan?
Menjadi seperti bukan diriku
Aku ingat, Sayang
Saat aku membahayakan pengendara lain
Mengebut bak orang gila
Lalu ingin menabrakkan diri ke truk
Aku ingat, Sayang
Ketika aku membakar tanganku sendiri
Di tong sampah
Dengan sampah yang pekat terbakar
Aku ingat, Sayang
Betapa bodohnya aku menghancurkan
Kaca, lemari, bahkan telepon genggam
Dan mengetahui, pikiranku adalah tempat yang paling menakutkan
Aku ingat, Sayang
Ketika aku mulai membuka diri, mengatakan apa yang terjadi
Beberapa menganggapku dirasuki sosok apa pun itu namanya
Menyuruhku untuk mendekatkan diri pada Tuhan
Aku ingat, Sayang
Ketika mereka memberi nasihat baik
Bukannya senang dan termotivasi,
Justru semakin sedih kudapatkan
Aku ingat, Sayang
Ketika tidak ada yang mengerti
Bahkan aku sendiri pun tak mengerti
Tentang mengapa semua ini terjadi
Aku ingat, Sayang
Ketika aku mulai mengerti
Lalu berjalan kembali, bersamamu
Dan kamu mencoba memahami
Aku ingat, Sayang
Ketika aku termenung di bawah jendela
Menulis puisi ini
Aku bersyukur, masih hidup sampai detik ini, Sayang
Achmad Aditya Avery
(Tangerang, 17 Juni 2019)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top