Aku; benci bertambah tua

Pukul sebelas lebih dua puluh, malam senyap
Jam dinding berdetak tanpa henti
17 tahun, 4 bulan, 9 hari
Waktu yang sia-sia
Kehidupan terus mengalir, tujuan tak dimengerti

Kau tahu, aku benci bertambah tua, kawan
Entah itu bertambah atau berkurangnya usia
Setiap detiknya terasa berlalu tak berguna

Hei, ini sudah lebih dari jutaan detik aku hidup
Apa yang telah aku dapatkan selama ini?
Lagi-lagi, 6334 hari menjawab tak berarti

Dulu, dulu sekali...
Aku suka menunggu 28 Februari
Tanggal indah, penuh semangat
Saat 13, 14, 15, bahkan 16
Cita-cita dan mimpi tertuang
List panjang harapan tak kalah menyaingi

Dulu, dulu sekali...
28 Februari masih terasa indah
Hari dan tanggalnya ditulis besar-besar di pojok buku pelajaran
Seolah ikut meneriakkan euforia ganjil tapi berseri
Hei, mengapa senang mendekati mati?

Kau tahu, kawan
Kini hal itu sama sekali tak bersemi
Tidak, aku tidak membenci masa depan
Bukan karena itu...
Aku hanya tidak suka ketika menyadari sesuatu;
17 tahun, 4 bulan, 9 hari
Tiada perubahan, tiada pencapaian

Kesempatan terlewat
Harapan meranggas
Cita-cita dan mimpi memudar
Tidak ada yang terealisasi
Yang tersisa hanya secuil jiwa kosong yang bermelodi,
"Sampai kapan aku begini?"

Aku benci bertambah tua, kawan
Ketika keburukan lebih banyak kulakuan daripada kebaikan
Aku menginginkan waktu berhenti, tapi membenci maknanya yang lain
Waktu berhenti; kiamat
Hei, sungguh, jangan bahas itu!
Aku belum siap sama sekali!

Saat ini, pukul dua belas malam lebih beberapa detik
Pergantian tanggal, genap sehari
17 tahun, 4 bulan, 10 hari
Jangan mencerca, aku tahu itu tua
Apa waktu masih berjalan sia-sia?
Aku tidak tahu jawabannya
Satu hari terlewati, perasaan sesak muncul kembali

Astaga, maaf
Aku sungguh benci bertambah tua

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top